Berita Purbalingga Hari Ini
Begini Kondisi Terkini Anak yang Dirantai Orangtuanya di Purbalingga, Pendampingan Masih Lanjut
Perlu dipahamkan kepada para orangtua bahwa yang mendasari perilaku anak dipengaruhi rasa perhatian yang kurang sejak kecil.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - MNA (7), seorang anak di Purbalingga yang sempat dirantai oleh orangtuanya karena dianggap bandel, mendapatkan bimbingan secara psikologis.
Bukan hanya anaknya, ibu dan nenek juga bertemu dengan psikolog dari RSUD Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga untuk mengetahui kondisi kesehatan mental secara menyeluruh.
"Kami sudah bertemu dua kali ini."
"Pertama itu bertemu yang pertama di Poli Psikologi," ujar Psikolog RSUD Dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, Kurniasih Dwi Purwanti kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Lima Tahanan Polres Purbalingga Dikabarkan Kabur, Terlibat Kasus Narkoba dan Pencurian
Baca juga: Vaksinasi Covid bagi Lansia Purbalingga Baru Mencapai 7,9 Persen, Dinkes Ungkap Keterbatasan Vaksin
Baca juga: Tak Terkendali saat Lewati Turunan di Kejobong Purbalingga, Mobil Pikap Berakhir di Kolam Ikan
Baca juga: Kejari Periksa Lagi 4 Saksi Kasus Dugaan Korupsi APBD Kecamatan Purbalingga, Total 8 Saksi Dipanggil
Dia menuturkan, sejauh ini pihaknya melihat perilaku yang dilakukan oleh si anak masih bisa berperilaku seperti sediakala.
Akan tetapi ada sedikit perubahan, yaitu jika dahulu bisa makan sendiri, sekarang harus disuapin.
Menurutnya hal itu adalah sebagai bentuk cari perhatian dari si anak kepada orangtuanya.
Dia menilai bahwa secara umum, memang kemampuannya tidak sama dengan yang lain, dan cenderung lebih aktif.
Menurutnya, pihak orangtua juga perlu melakukan konseling dan skrining bahwa menangani anak tersebut semestinya seperti apa.
"Untuk anak tujuh tahun memang aktif sekali."
"Kemampuan kognitif seperti baca tulis juga kurang, dan tidak seperti teman lainnya."
"Otomatis orang yang memberikan semacam pengertian atau pengetahuan itu 'gemas' dalam kata lain kesal sendiri," ungkapnya.
Menurut Kurniasih, pola asuh sejak dini sangat mempengaruhi perilaku anak saat ini.
Tentunya jika sejak kecil bahwa jika ada indikasi hiperaktif bisa lebih ditangani lebih lanjut.
"Kami punya rencana konseling anak dan ibu."
"Akan kami pantau hingga si anak berusia 8 tahun."
"Apakah kognitifnya akan berubah atau tidak."
"Jika kemampuan kognitif belum sama dengan anak seusianya, akan dimasukan ke kelas berkebutuhan khusus," katanya.
Perlu dipahamkan kepada para orangtua bahwa yang mendasari perilaku anak dipengaruhi rasa perhatian yang kurang sejak kecil.
"Anak ini suka mengamuk, tapi suka mengamuk ini karena apa harus dicari tahu?"
"Dengan kata lain memang salah pola asuh," jelasnya.
Menurutnya, dibutuhkan konseling lanjutan minimal bisa empat sampai delapan kali pertemuan.
"Itu tidak pasti kalau lebih lanjut ya akan kami lakukan," tuturnya. (Permata Putra Sejati)
Baca juga: Belum Genap Sehari Ada 78 Pelanggaran di Purwokerto, Terekam Kamera ETLE, Mayoritas Tidak Pakai Helm
Baca juga: Warga Pesangkalan Banjarnegara Sulap Batu Jadi Objek Wisata, Namanya Watu Desel
Baca juga: Masih Polemik, Pengambilan Batu Nisan di Makam Stanagede Wonosobo, Ini Komentar Kadus Mojotengah
Baca juga: RSUD Temanggung Cuma Buka 76 Formasi Lowongan, Pelamarnya Capai 1.821 Orang