Berita Pendidikan

Anak dan Orangtua Sudah Jenuh, 80 Persen Inginkan Pembelajaran Tatap Muka di Kota Tegal

Kepala Disdikbud Kota Tegal, Ismail Fahmi menjelaskan, alasan orangtua ingin anak-anaknya kembali menjalani PTM karena ada kejenuhan belajar di rumah.

TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
DOKUMENTASI - Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi meninjau pembelajaran tatap muka di SMA Pius Tegal, Rabu (9/9/2020). SMA Pius Tegal menerapkan belajar dengan satu kelas berisi 10 siswa. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Kepala Disdikbud Kota Tegal, Ismail Fahmi menyampaikan, saat ini para orangtua mayoritas menginginkan anak-anaknya kembali mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Dia memperkirakan, 80 persen orangtua di Kota Tegal ingin anaknya bisa berangkat ke sekolah lagi. 

Fahmi mengatakan, berbeda dengan kondisi di awal pandemi Covid-19 yang mayoritas orangtua khawatir anaknya belajar di sekolah. 

Baca juga: Kue Tempel Khas Tegal, Jajanan Legendaris Sejak 1940, Manis Gurih Bercampur Aroma Sangit Harum

Baca juga: Kisah Budi Nahkoda di Tegal, Pensiun Dini Karena Radiasi Mata, Kini Sukses Bisnis Produk Olahan Ikan

Baca juga: Kontraktor Proyek Revitalisasi Alun-alun Kota Tegal: Fisik Sudah Sesuai Anggaran

Baca juga: Digagas Jambore Bahari, Disebut Kali Pertama di Kota Tegal, Waktunya Seusai Pandemi Berakhir

"Kalau sekarang rata-rata orangtua ingin anaknya belajar tatap muka."

"Ya persentasenya sampai 80 persen," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (22/3/2021). 

Fahmi menjelaskan, alasan orangtua ingin anak-anaknya kembali menjalani PTM karena ada kejenuhan belajar di rumah. 

Baik anak maupun orangtua sama-sama jenuh. 

Selain itu anak kehilangan edukasi sosial yang hanya didapatkan saat berinteraksi dengan teman-temannya. 

Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap psikologis anak. 

"Belajar menggunakan handphone berbeda dengan anak yang berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya."

"Ada kecerdasan yang tidak bisa diajarkan, yaitu kecerdasan sosial."

"Ini juga harus disikapi bersama," ungkapnya. 

Meski demikian, menurut Fahmi, pihaknya tidak melarang para orangtua yang menginginkan anak-anaknya tetap belajar di rumah. 

Karena orangtua punya kuasa penuh untuk menentukannya. 

Hal itu juga dijelaskan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri. 

"Karena di SKB Empat Menteri, bagi orangtua yang tidak mengizinkan anaknya kembali ke sekolah, tetap harus dihargai dan diberikan hak yang sama," jelasnya. 

Orangtua murid, Agus Wibowo (41) mengatakan, belajar dari rumah sudah berlangsung selama setahun, semasa pandemi Covid-19. 

Ia mengatakan, kondisi tersebut menjadi kejenuhan tersendiri bagi anak-anaknya.

Selain itu belajar dari rumah tidak seefektif belajar di sekolah. 

Ia menilai, anak-anaknya lebih fokus untuk belajar di sekolah. 

Terlebih mereka masih duduk di jenjang pendidikan SD.

Menurut Agus, kebanyakan orangtua ingin anaknya bisa berangkat ke sekolah lagi. 

Para orangtua juga sanggup untuk mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah ataupun pihak sekolah.

"Saya berharap pemerintah segera mengaktifkan belajar tatap muka."

"Kasihan anak-anak sudah jenuh."

"Mereka juga butuh berinteraksi dengan teman-temannya," ungkapnya. (Fajar Bahruddin Achmad)

Baca juga: Anak yang Dibacok Tetangganya di Argopeni Kebumen Dapat Pendampingan Psikologi

Baca juga: Bupati Kebumen Fasilitasi Sedan Mewah Camry Plus Sopir untuk Pasangan Pengantin, Gratis!

Baca juga: Jelang PTM di Banyumas, Vaksinasi Diprioritaskan bagi 250 Guru dan Tenaga Administrasi di 5 Sekolah

Baca juga: 1.146 Calon Jemaah Haji Banyumas Terdata Terima Vaksinasi Covid, Diprioritaskan untuk Lansia

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved