Berita Kudus
Plt Bupati Kudus Izinkan Sekolah Tatap Muka, Ini 2 Hal yang Dipersyaratkan
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo membuka wacana menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah.
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo membuka wacana menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, Hartopo mengatakan, kegiatan ini hanya akan digelar di wilayah berstatus zona hijau.
Selain itu, sebelum dilaksankaan, perlu adanya simulasi protokol kesehatan.
"Melihat kondisi, saya sangat kasihan dengan anak-anak kita. Tapi, kita juga harus menjamin kesehatan mereka," ungkap Hartopo di sela memimpin Rapat Pimpinan Perangkat Daerah di Lantai IV Gedung A Sekretariat Daerah, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Vaksinasi Nakes di Kudus Masih Berlangsung, Giliran 74 Nakes Lansia Terima Vaksin Covid-19
Baca juga: Dibedah Ahli, Jenglot Temuan di Makam Mbah Akasah Kudus Terbuat dari Gabus dan Dinyatakan Palsu
Baca juga: Pondasi Ambles, Bangunan Museum Patiayam Kudus Miring dan Rawan Roboh
Baca juga: Tradisi Dandangan Kudus Terancam Tak Digelar Tahun Ini, Plt Bupati: Kudus Belum Full Zona Hijau
Tren kasus Covid-19 di Kudus terus mengalami penurunan membuat Hartopo berinisiatif menyelenggarakan simulasi pembelajaran tatap muka di wilayah berstatus zona hijau.
Simulasi tersebut menjadi acuan pembelajaran tatap muka yang sebenarnya.
Hartopo memperbolehkan pembelajaran tatap muka dengan pembatasan jika simulasi selesai dilaksanakan.
Ini adalah bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus terhadap dunia pendidikan.
"Saya minta, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga segera melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka di zona hijau," ungkapnya.
Pembelajaran tatap muka nantinya dilaksanakan sesuai mekanisme. Dua hal terpenting, yakni wilayah tersebut harus benar-benar nol kasus dan harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
"Harus betul-betul nol kasus. Ada satu kasus saja di suatu desa maka desa itu jadi zona kuning. Paling penting lagi adalah ketika pembelajaran tatap muka dilakukan, protokol kesehatan harus benar-benar ketat," imbuhnya.
Dalam pembelajaran tatap muka, Hartopo meminta jumlah siswa dibatasi. Selain itu, apabila memungkinkan, diterapkan shift agar dapat bergantian sehingga tidak ada kerumunan.
Baca juga: Persiapan Mepet, Manajemen PSIS Semarang Belum Mau Pasang Target di Piala Menpora
Baca juga: Rombongan Ziarah dari SMP IT Al Muawwanah Cisalak Masuk Jurang, 27 Orang Tewas di Lokasi
Baca juga: Tiga Remaja Putus Sekolah di Solo Jadi Korban Eksploitasi Seksual, Ditawarkan Pelaku di Media Sosial
Baca juga: Longsor Hantam Rumah Warga di Sigaluh Banjarnegara, Dua Keluarga Masih Mengungsi
Terakhir, jam pembelajaran juga disesuaikan agar dapat mengurangi interaksi.
"Ini harus diterapkan. Pembelajaran lancar dan tidak ada masalah kesehatan," jelasnya.
Sementara itu, Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kudus dr Andini Aridewi mengatakan, sampai saat ini, masih ada 167 pasien aktif yang tersebar di sembilan kecamatan di Kudus.
Rinciannya, 29 pasien di Kecamatan Bae, 14 pasien di Kecamatan Dawe, 17 pasien di Kecamatan Gebog, 24 pasien di Kecamatan Jati dan 12 pasien di Kecamatan Jekulo.
Sedangkan Kecamatan Kaliwungu ada sebanyak 16 pasien, Kota 34 pasien, dan Mejobo 12 pasien.
"Yang paling sedikit ada di Kecamatan Undaan, tercatat sembilan orang," ujar dia.
Sedangkan untuk jumlah pasien sembuh, kini berada di 4.915 dari total kasus 5.592.
"Untuk pasien meninggalnya, sebanyak 510 orang," terangnya. (*)