Berita Kudus
Tradisi Dandangan Kudus Terancam Tak Digelar Tahun Ini, Plt Bupati: Kudus Belum Full Zona Hijau
Tradisi Dandangan menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan di Kudus, terancam tak digelar tahun ini.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Tradisi Dandangan menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan di Kudus, terancam tak digelar tahun ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, pihaknya masih akan menunggu perkembangan wabah Covid-19 di Kota Kretek.
Hartopo tak ingin, tradisi yang bertujuan baik, berubah petaka lantaran menjadi lokasi penularan virus SARS-Cov-2.
Bahkan, meski nantinya Kudus sepenuhnya dinyatakan sebagai zona hijau penularan Covid, keputusan menggelar Dandangan masih akan dipertimbangkan.
"Kalau full zona hijau, kami akan lakukan evaluasi. Kami akan koordinasikan dengan perdagangan, bagaimana baiknya," kata Hartopo, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Video Polisi Baca Asmaul Husna Viral, Ternyata Kegiatan Setiap Pagi Anggota Satlantas Polres Kudus
Baca juga: Perusahaan Rokok di Kudus Setuju Vaksinasi Gotong Royong, Karyawan Mulai Didaftarkan ke Kadin
Baca juga: Bikin Heboh, Warga Temukan Jenglot di Area Makam Mbah Akasah Kudus
Baca juga: IAIN Kudus Ajukan Izin Belajar di Kampus, Plt Bupati: Kami Belum Membolehkan Semua KBM Tatap Muka
Menurutnya, di tengah pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro jilid 2 saat ini, Kudus belum sepenuhnya terbebas dari covid.
Meski begitu, kecamatan yang masuk daftar zona hijau lebih dari 50 persen. Selebihnya berada di zona kuning dan oranye.
Di Kudus, kata dia, tidak ada kawasan yang berzona merah.
Hartopo pun akan menunggu kepastian kondisi Kabupaten Kudus dari Satgas Penanggulangan Covid-19 untuk mempertimbangkan pelaksanaan Dandangan.
Dandangan merupakan tradisi warga menyambut Ramadan lewat pasar rakyat.
Tradisi ini bermula dari berkumpulnya santri di depan Masjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus, kapan dimulainya puasa.
Para pedagang pun memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan di sekitar masjid.
Dalam perkembangannya, momen tersebut berubah menjadi pasar rakyat yang selalu digelar menjelang Ramadan. (*)
Baca juga: Kumpulkan Uang Koin Sisa Belanja 5 Tahun, Celengan Warga Petarukan Pemalang Capai Rp 39,8 Juta
Baca juga: Bertemu Bupati, Ini yang Disampaikan Forum Anak Banyumas dalam Upaya Terlibat Pembangunan
Baca juga: Kepada Kades, Bupati Purbalingga Minta Perbaikan Jalan dan Penerangan Jalan Jadi Prioritas Perhatian
Baca juga: TMMD Sengkuyung 2021 Banyumas Dimulai, Satu Bulan Pembangunan Jalan dan RTLH Harus Rampung