Berita Banyumas Hari Ini
BBPOM Semarang Presentasikan Tiga Program Pangan Aman di Banyumas, Direalisasikan Mulai Maret 2021
Bupati Banyumas, Achmad Husein sangat mendukung program BBPOM dan perlu adanya replikasi di desa-desa lain, terutama yang menjadi sentra UMKM.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
Program kedua adalah pasar aman, yaitu menunjuk Pasar Wage Purwokerto menjadi percontohan.
Baca juga: Sambat Pemilik Kedai Kopi di Purwokerto: Kena Razia Jam Malam sampai Boyong Kafe ke Rumah
Baca juga: Borong 4 Penghargaan di Tingkat Kwarda Jateng, Bidang Humas Kwarcab Purbalingga Sangat Memuaskan
Baca juga: Ayo Jelajah Wisata di Desa Pagak Banjarnegara, Naik Delman Nikmati Keindahan Panorama Pedesaan
Baca juga: Talud Kantor Kecamatan Watumalang Wonosobo Ambrol, Dua Petani Tewas, Sedang Berteduh di Warung
"Program ini memberikan bimbingan teknis bagaimana mengawasi screening produk pasar agar bebas dari bahan berbahaya."
"Bimbingan diberikan kepada kader pasar seperti kepala pasar atau pengurus pasar," imbuhnya.
Misalnya saja adalah supaya mereka para kader pangan di pasar mengetahui mana tahu yang berformalin, dan tahu bahan-bahan seperti Rhodamin B maupun lainnya.
Program ketiga adalah pangan aman di sekolah.
Bersama dinas pendidikan, akan dipilih 50 sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA di Banyumas sebagai percontohan.
Sama seperti di desa dan pasar, di sekolah yang telah ditunjuk itu akan dibentuk tim keamanan pangan sekolah.
Dengan harapan terbentuk kesadaran dalam mengawasi keamanan pangan di sekolah, terutama di kantin atau koperasi.
Program tersebut rencananya akan dimulai Maret hingga November 2021.
Sementara itu Bupati Banyumas, Achmad Husein sangat mendukung program tersebut dan perlu adanya replikasi di desa-desa lain, terutama yang menjadi sentra UMKM.
Oleh karena itu Bupati telah meminta kepala dinas terkait seperti dinas kesehatan, pendidikan, dan perdagangan untuk mereplikasi.
Kepala BBPOM mengatakan, Banyumas mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 291 juta, khusus untuk pengawasan obat sejak 2020.
Pada tahun ini (2021) dananya meningkat menjadi Rp 563 juta.
Oleh karena itu dengan adanya program-program tersebut dapat memberi kontribusi menciptakan masyarakat yang sadar pangan yang aman sekaligus meningkatkan daya saing produk.
"Tentunya dengan produk yang aman, daya saing produk meningkat."