Berita Kesehatan

Curah Hujan Masih Tinggi, Waspada Penyakit Leptospirosis, Awal Tahun Sudah Dua Kasus di Karanganyar

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Karanganyar, Winarno menyampaikan, tercatat ada dua kasus leptospirosis pada awal 2021.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI
Kasi P2PM DKK Karanganyar, Winarno meninjau lokasi yang terdapat kasus leptospirosis di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Rabu (3/2/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - DKK Karanganyar meminta masyarakat mewaspadai potensi penularan penyakit leptospirosis seiring masih tingginya curah hujan. 

Berdasarkan data yang dihimpun Tribunbanyumas.com, tercatat ada 18 kasus dengan 9 angka kematian pada 2020.

Penyebaran kasus terjadi di Kecamatan Gondangrejo, Mojogedang, Kebakkramat, Colomadu, Jaten, dan Tasikmadu. 

Biaya Rawat Jalan Kini Jadi Rp 15 Ribu per Pasien, DKK Karanganyar: Berlaku di Seluruh Puskesmas

Jateng di Rumah Saja, PHRI Karanganyar: Okupansi Hotel dan Resto Otomatis Nol Persen di Akhir Pekan

Ini Ketiga Kalinya di Karanganyar, Nama Polisi Dicatut Buat Order Fiktif, Pelaku Juga Minta Pulsa

Bupati Karanganyar: PPKM Pertama Kurang Efektif Karena Kurangnya Disiplin Personal

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) DKK Karanganyar, Winarno menyampaikan, tercatat ada dua kasus leptospirosis pada awal tahun ini.

Dua kasus tersebut terjadi di Kecamatan Gondangrejo dan Tasikmadu. 

"Musim hujan, tentu saja sangat berisiko penularan leptospirosis, tapi ada baiknya juga."

"Kalau curah hujan terus menerus kasus DBD bisa turun," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (3/2/2021). 

Dia menjelaskan, leptospirosis bisa menular lewat makanan yang terkontaminasi air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospira.

Selain itu juga bisa ketika permukaan tubuh terkena air kencing tikus. 

"Ketika permukaan tubuh kena air bisa tertular, ketika ada luka terbuka biasanya," ucapnya. 

Sehingga untuk mengantisipasi penularan leptospirosis, dinas meminta masyarakat agar memperhatikan kebersihan sanitasi lingkungan.

Utamanya dalam pengolahan sampah rumah tangga. 

"Kalau berhubungan dengan tikus, paling utama makanannya sampah organik."

"Tapi untuk sarangnya tidak hanya hanya sampah an-organik, tapi juga barang bekas yang ditata secara tidak baik di luar maupun dalam rumah."

"Sehingga itu juga menjadi sarang tikus," jelas Winarno.

Disamping itu, masyarakat juga diimbau untuk senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengantisipasi penularan leptospirosis.

Lanjutnya, kondisi pandemi virus Covid-19 seperti saat ini paling tidak sudah membuat masyarakat lebih memperhatikan kebersihan. (Agus Iswadi)

Pantai Menganti Kebumen Sudah Dibuka Lagi, Polisi: Operasi Yustisi Juga Kami Ditingkatkan

SK P3K Pemkab Kebumen Diserahkan, Ada Satu Batal Karena Masuki Masa Pensiun

Hari Keempat Pencarian Pekerja Tenggelam di Sungai Serayu Cilacap, Tim SAR Fokus di Area PLTU

Pendatang Masuk Cilacap Wajib Bawa Hasil Rapid Test Antigen, Wilayah Perbatasan Bakal Dijaga

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved