Berita Kecelakaan

Anak Sulungnya Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, Warga Gemuh Kendal Ini Cuma Bisa Pasrah

Saadah, warga Gemuh Kendal ini masih bersedih dan pasrah ketika mendengar kabar anaknya menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM
Saadah warga RT 05 RW 01 Desa Taman Gede, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal menunjukkan foto anaknya, Kolisun yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Senin (11/1/2021). 

Namun, korban sudah lama pindah domisili di luar provinsi setelah menikah dengan orang setempat.

Pihak pemerintah desa pun berdoa yang terbaik untuk korban dan juga keluarga korban.

"Korban pindah domisili dan menetap bersama anak dan istrinya di Kalimantan," katanya.

Prajurit TNI AL menurunkan bagian mesin turbin pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak dari KRI Cucut (886) di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (10/1/2021).
Prajurit TNI AL menurunkan bagian mesin turbin pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak dari KRI Cucut (886) di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (10/1/2021). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Baca juga: Ingat, Mulai Hari Ini 9 Ruas Jalan di Kota Semarang Ini Ditutup. Ini Daftarnya

Baca juga: Personel Gabungan Bakal Patroli 2x Sehari selama PPKM di Kota Semarang, Ini Jadwalnya

Baca juga: Lanjutan Liga 1 Tak Kunjung Dimulai, GM PSIS Semarang: Klub Sekarat

Kolisun Belanja Stok Dagangan

Satu di antara korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 adalah Kolisun, warga Kabupaten Kendal dengan nomor tiket penerbangan 9,77108E+12.

Diceritakan ibunya, Saadah, Kolisun baru belanja stok dagangan berupa pakaian dan alat dapur di Surakarta.

Rencananya, barang-barang tersebut akan dijual kembali di Kalimantan.

Namun nahas, dalam perjalanan menuju tempat tinggal istri dan anaknya, pesawat yang ditumpanginya terjatuh.

"Anak saya itu berprofesi sebagai pedagang."

"Dia mengambil sejumlah barang dagangan berupa pakaian dan alat-alat dapur dari Surakarta, kemudian dijual di Kalimantan," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (11/1/2021).

Kata Saadah, dalam beberapa hari terakhir, sang putra sulung sering berbincang dengannya melalui sambungan telepon.

Ia juga diceritakan oleh Kolisun perihal rencana akan memondokkan cucu Saadah ke Jawa Timur.

Bahkan, Saadah sempat mencegah niatan Kolisun itu.

Saadah meminta cucunya itu untuk bersekolah di pondok pesantren di wilayah Kendal.

Dengan harapan, sang nenek bisa merawat dan memantau perkembangan cucunya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved