Berita Ekonomi Bisnis
Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik Jelang Akhir Tahun di Purbalingga, Dinperindag: Masih Wajar
Sejumlah komoditas semisal telur, minyak goreng, bawang merah, hingga cabai mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Purbalingga mengalami kenaikan sejak jelang Natal dan Tahun Baru 2021.
Tidak terkecuali di Pasar Segamas Purbalingga.
Sejumlah komoditas semisal telur, minyak goreng, bawang merah, hingga cabai mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya.
Baca juga: Pemudik Wajib Rapid Test Antigen, Dinkes Purbalingga: Satgas Bakal Razia ke Setiap Rumah
Baca juga: Perayaan Tahun Baru Dilarang, Dipertegas Melalui Surat Edaran Bupati Purbalingga
Baca juga: Kisah 83 Warga Karanggambas Purbalingga Sembuh Covid-19, Kini Mereka Percaya dan Disiplin Prokes
Baca juga: Kapolres Purbalingga Kembali Ingatkan Warga Soal Perayaan Malam Tahun Baru, Ini Pesannya
Meski mendekati tahun baru, beberapa komoditas harganya berangsur turun.
Telur yang sebelumnya harganya sempat melambung, diakui pedagang Pasar Segamas Purbalingga, Yuni, kini mulai berangsur turun.
Komoditas lain yang harganya sempat melonjak, yang kini juga mulai turun adalah cabai.
"Cabai turun dari Rp 55 ribu per kilogram menjadi Rp 50 ribu saat ini," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (29/12/2020).
Di sisi lain, harga beberapa komoditas lain belum turun, bahkan kembali mengalami kenaikan.
Ia mencontohkan harga bawang merah semula Rp 20 ribu per kilogram naik menjadi Rp 24 ribu.
Harga minyak goreng kemasan (refill) menurut dia juga masih tinggi dan belum mengalami penurunan.
Tiap karton minyak goreng rata-rata mengalami kenaikan harga sebesar Rp 10 ribu.
Kepala UPT Pasar Segamas Dinperindag Kabupaten Purbalingga, Adi Narwanto mengatakan, harga berbagai kebutuhan pokok di Pasar Segamas rata-rata masih stabil.
Meski ia mengakui ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan semisal cabai dan daging.
Aktivitas masyarakat yang mulai berangsur normal di era adaptasi kebiasaan baru, menurut dia memengaruhi peningkatan daya beli masyarakat.
Volume pengunjung di pasar di akhir tahun ini pun mulai berangsur naik.
Meski diakuinya masih jauh lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Ini jam segini saja (siang) pasar sudah sepi, biasanya masih ramai," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (29/12/2020).
Sekretaris Dinperindag Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin berkata, sejumlah komoditas barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga saat ini.
Fenomena semacam ini biasa terjadi ketika menjelang Natal dan Tahun Baru 2021 karena kebutuhan masyarakat meningkat.
Ini biasanya dipicu panic buying (pembelian karena panik) menjelang libur akhir tahun.
Tetapi ia menilai kenaikan harga barang kebutuhan akhir tahun ini masih wajar, tidak seperti periode sama di tahun-tahun sebelumnya.
Ia juga belum melihat adanya panic buying yang memicu lonjakan harga di pasar.
Masa pandemi Covid-19 diakuinya cukup memengaruhi daya beli masyarakat, termasuk pada momentum akhir tahun ini.
Terlebih pemerintah membuat kebijakan pembatasan libur akhir tahun sehingga banyak warga di perantauan yang tak pulang.
"Kami belum melihat ada panic buying seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya. (Khoirul Muzakki)
Baca juga: Bupati Minta ASN dan Warga Bantu Voting, Dawet Ayu Banjarnegara Masih di Urutan Kedua API Award 2020
Baca juga: Dampak Longsor di Desa Bantar Banjarnegara Masih Terasa, Begini Cerita Perjuangan Warga Saat Ini
Baca juga: Vikasso Beli Sepaket Seharga Rp 3 Juta, Pasutri Edarkan Uang Palsu Saat Berwisata ke Wonosobo
Baca juga: Polresta Banyumas Bekuk 2 Pencuri Penggilngan Padi, Beraksi dari Pemalang Hingga Wonosobo
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :