Penanganan Corona

Muncul Klaster Sekolah di Jateng, KBM Tatap Muka Terancam Ditunda, Awalnya Mulai Januari 2021

Seluruh sekolah tersebut, termasuk boarding school yang tidak di bawah pengelolaan Pemprov Jateng diminta untuk melakukan swab test kepada siswa.

Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Rencana pembelajaraan tatap muka (PTM) di Jawa Tengah yang akan digelar Januari 2021 terancam ditunda.

Penundaan PTM tersebut karena terdapat ratusan pelajar SMK Negeri Jateng di Semarang terkonfirmasi positif Covid-19.

Itu terjadi seusai menjalani tes usap (swab).

Baca juga: Mengerucut Jadi Tiga, Kandidat Sekda Jateng, Berikut Sosok Mereka

Baca juga: 179 Siswa SMK Negeri Jateng Positif Covid-19, Dinkes: Semua Berkategori OTG

Baca juga: MUI Jateng Keluarkan Seruan Kaitan Covid-19 dan Pilkada Serentak, Begini Isinya

Baca juga: Warga Tidak Bepergian Saat Libur Akhir Tahun, Gubernur Jateng: Itu Sudah Sangat Membantu

Selain itu, munculnya klaster sekolah di sebuah SMP swasta di Kabupaten Jepara.

Bahkan, empat guru SMP di Kabupaten Kudus meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang berdekatan.

"Kemungkinan besar (PTM Januari 2021) belum karena kalau melihat pertumbuhan di seluruh dunia seperti ini."

"Apalagi yang di Jawa saja tumbuhnya kaya gini, lebih baik kami berhati-hati," ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (5/12/2020).

Ganjar menjelaskan, pihaknya telah melakukan evaluasi pada beberapa sekolah yang tengah melaksanakan uji coba atau simulasi tatap muka di Jawa Tengah.

Selain itu, uji coba PTM di Jawa Tengah juga sudah ditutup selama dua hari ini.

Seluruh sekolah tersebut, termasuk boarding school yang tidak di bawah pengelolaan Pemprov Jateng diminta untuk melakukan swab test kepada seluruh siswanya.

"Begitu ada (yang terpapar) itu, kami minta langsung tutup dan tidak ada lagi yang lain."

"Memang anak-anak ini OTG semua, tetapi kami tidak berani untuk kemudian meneruskan kalau nanti tidak ada evaluasinya," katanya.

Menurutnya, sekolah yang menerapkan boarding school dengan pengawasan ketat saja masih ada potensi untuk penularan.

"Statement kami tidak akan berubah, semua akan bergantung pada kondisi."

"Bayangkan yang sudah kami siapkan saja, mereka berasrama, mereka tidak keluar, itu saja bisa tertular, (penularan) itu ternyata dari orang yang keluar-masuk."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved