Berita Jateng
86 Persen Usaha Mikro Kecil di Jateng Terdampak Covid-19: Pendapatan Turun, Kesulitan Bayar Pekerja
Sebanyak 86,2 persen usaha mikro kecil di Jawa Tengah mengalami penurunan pendapatan akibat turunnya permintaan selama wabah Covid-19.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Sebanyak 86,2 persen usaha mikro kecil di Jawa Tengah mengalami penurunan pendapatan akibat turunnya permintaan selama wabah Covid-19. Mereka juga mengalami kesulitan keuangan terkait operasional dan ketenagakerjaan.
Menurut Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Kantor Regional 3 Provinsi Jawa Tengah dan DIY, Bambang Triyono, saat ini, terdapat lebih dari 4 juta pelaku UMKM di Jawa Tengah dan terdapat 25.536 pelaku usaha di Kota Salatiga.
"Mereka berperan sangat penting dalam menopang perekonomian, baik dari sisi penyerapan tenaga kerja maupun kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun pandemi Covid-19 telah memukul keras pelaku usaha, khususnya di segmen mikro kecil," ujarnya saat pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Salatiga di Ruang Kaloka Gedung Setda, Selasa (1/12/2020) dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Ada Toko Online Khusus Buat Pelaku UMKM Kota Salatiga, Namanya LarisUKM.com
Baca juga: Selamat, 19 Produk UMKM Karanganyar Kini Mulai Dijual di Minimarket
Baca juga: Lapak Ganjar Diperluas, Pelaku UMKM Asal Jatim Juga Bisa Titip Promosikan Produk
Baca juga: Lagi Cari Produk Fesyen dari UMKM? Belanja Saja di UVO II Jateng. Ada Promo Gratis Ongkos Kirim, Loh
Melalui TPAKD, Kantor OJK Regional 3 melakukan sinergi dengan ekosistem pengembangan UKM.
Lewat program UMKM Bangkit, UMKM diharapkan bisa mengakses pembiayaan, peningkatan kapasitas, pemasaran digital serta peningkatan kualitas produksi maupun manajemen, asistensi perizinan UMKM dan pengembangan platform yang bisa diakses melalui umkmbangkit.id.
Sementara, Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris meminta kepada TPAKD untuk segera menetapkan langkah-langkah yang detail, terukur, dan terjadwal, guna melaksanakan program kerja percepatan akses keuangan di Tahun 2021.
Di antaranya, melalui stimulus perpajakan dan retribusi daerah, serta berbagai bantuan sosial dan fasilitasi bagi pelaku usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah maupun bagi masyarakat pada umumnya.
"Namun, tetap berkonsentrasi pada dampak sosial ekonomi masyarakat maupun pemulihan ekonomi daerah akibat pandemi Covid-19," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Jawa Tengah, 86,2 Persen Usaha Mikro Kecil Terdampak Pandemi Covid-19".
Baca juga: Seorang Warga Dilaporkan Tewas Akibat Erupsi Gunung Semeru, Lahar Panas Masih Lewati Sungai
Baca juga: Banyumas Berstatus Zona Merah Covid-19, Bupati Belum Akan Perketat Daerah Perbatasan
Baca juga: Maju Pencalonan Ketum PPP, Gus Yasin Siap Bertarung dengan Suharso Monoarfa
Baca juga: Tak Perlu Repot Mengurus, Pengantin di Kota Tegal Bakal Langsung Terima KK dan KTP Baru seusai Akad
umkm di jateng
UMKM Terdampak Covid-19
TribunBanyumas.com
Tribun Banyumas
OJK Kantor Regional 3 Jateng dan DIY
158 Desa di Jateng Jadi Prioritas PPKM Mikro, Masuk Kategori Risiko Tinggi Penularan Covid |
![]() |
---|
Bupati dan Wali Kota Bolehkan Pasar Buka saat Jateng di Rumah Saja, Gubernur Ganjar: Monggo |
![]() |
---|
Gerakan Jateng di Rumah Saja di Kota Tegal: Semua Jalan Protokol Ditutup, Lampu PJU Dimatikan |
![]() |
---|
Catat, Tilang Elektronik di Jawa Tengah Berlaku Mulai Maret 2021 |
![]() |
---|
Usul ke Pusat, Ganjar Minta PPKM Dilakukan di Seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Bali: Lebih Efektif |
![]() |
---|