Berita Banyumas
Lokawisata Baturraden Kembali Ditutup, Berikut Daftar Objek Wisata Terdampak Lainnya di Banyumas
Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, penutupan Lokawisata Baturraden telah dilakukan sejak Kamis (26/11/2020).
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Setelah sempat dibuka selama sekira empat bulan, obyek wisata Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas kembali ditutup.
Kebijakan tersebut diambil menyusul adanya peningkatan kasus virus corona (Covid-19) di Kabupaten Banyumas sejak beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Banyak Faktor Anak Makin Suka Lakukan Cyber Bullying, Satu Sebabnya Karena Bosan di Masa Pandemi
Baca juga: 1.851 Petugas Reaktif, 40 Positif Covid-19, Hasil Tes Terhadap Penyelenggara Pilkada Klaten
Baca juga: Ternyata Karena Satu Alasan Ini, Bhayangkara FC Tinggalkan PTIK Jakarta, Pilih Boyongan ke Solo
Baca juga: Ikuti Moto2 Musim Depan, Mandalika Racing Team Dipastikan Ganti Nama, Konsekuensi Gandeng SAG
Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, penutupan telah dilakukan sejak Kamis (26/11/2020).
Penutupan itu berlaku hingga 10 Desember 2020.
"Obyek wisata yang milik pemerintah kabupaten sudah ditutup."
"Salah satunya adalah Lokawisata Baturraden," kata Asis seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (28/11/2020).
Selain Lokawisata Baturraden, Pemkab Banyumas juga telah menutup Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman, Taman Rekreasi Andhang Pangrenan, dan Bale Kemambang.
Asis berharap, Lokawisata Baturraden yang menjadi obyek wisata unggulan di Banyumas ini dapat dibuka kembali pada akhir tahun ini.
"Harapannya begitu, kalau Covid-19 terkendali."
"Kalau tidak terkendali, mungkin kebijakan Bupati Banyumas akan diperpanjang."
"Kami belum tahu, menunggu kebijakan selanjutnya," ujar Asis.
Meski Lokawisata Baturraden ditutup, kata Asis, masih terdapat beberapa obyek wisata alternatif di kaki Gunung Slamet itu yang bisa dikunjungi wisatawan.
Asis menambahkan, pihaknya juga telah membuat surat edaran kepada seluruh pengelola obyek wisata, baik yang dikelola swasta maupun desa wisata.
"Kami mengingatkan kembali agar tetap menerapkan protokol kesehatan."
"Tidak hanya obyek wisata, tapi juga jasa usaha wisata," kata Asis.