Berita Jawa Tengah

Perpustakaan Desa di Demak Juara II Nasional, Pustakawan Berprestasi Diraih Atin Istiarni

Untuk lomba perpustakaan desa, juara diraih Perpustakaan Desa Delima Desa Mutih Wetan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
ISTIMEWA
Kepala Dinas Arpusda Jateng, Prijo Anggoro Budi Raharjo (kiri) memberikan piala dan sertifikat kepada pustakawan terbaik Jateng dari Universitas Muhammadiyah Magelang, Atin Istiarni baru- baru ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Perpusnas mengumumkan lomba bidang perpustakaan tingkat nasional.

Pengumuman pemenang diumumkan secara virtual karena masih masa pandemi.

Provinsi Jawa Tengah berhasil menorehkan prestasi lomba tahunan yang diselenggarakan Perpusnas itu.

Jawa Tengah mampu juara di tiga kategori lomba bidang perpustakaan.

Baca juga: Tebing Setinggi Lima Meter Longsor di Ajibarang Banyumas, Akses Jalan Utama Sempat Tertutup

Baca juga: Sekali Panen Berpotensi Hasilkan Rp 7 Miliar, Ribuan Bibit Durian Dibagikan di Banyumas

Baca juga: Insentif Nakes Tahap Kedua Sudah Cair, DKK Karanganyar: Berkas 14 Puskesmas Sudah Lengkap

Baca juga: Kisah Bambang Siamto, Sopir Ambulans Jadi Relawan Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19 di Karanganyar

Yakni Juara II Lomba Perpustakaan Desa, Juara II Pustakawan Berprestasi, dan Juara III lomba Bercerita bagis Siswa SD/MI.

Kategori terakhir yang disebut sudah diumumkan sebelumnya.

Untuk lomba perpustakaan desa, juara diraih Perpustakaan Desa Delima, Desa Mutih Wetan, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Pustakawan berprestasi dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM), Atin Istiarni mampu menorehkan Juara II dari pustakawan seluruh Indonesia.

Kemudian, seorang siswi SD Negeri 2 Cangak, Kabupaten Pemalang, Maya Dwi Andini, Juara III nasional lomba bercerita bagi siswa SD/MI.

Kepala Desa Mutih Wetan, Supriyanto tidak menyangka perpustakaan yang ada di desanya mengukir prestasi sebagai Juara II se-Indonesia.

"Semua elemen masyarakat, para pemuda semangat untuk mengelola perpustakaan ini."

"Dukungan dari semuanya diharapkan untuk terus memajukan perpustakaan desa ini," ucapnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (8/11/2020).

Dukungan dari desa, kata dia, berupa pendanaan terus dioptimalkan agar bisa berguna untuk masyarakat di pesisir Demak ini.

"Anggaran dari Dana Desa Alokasi Dana Desa (DD dan ADD) sangat mampu bisa mendukung kegiatan perpustakaan."

"Anggaran ini bisa digunakan untuk itu," ujarnya.

Masyarakat sekitar yang memanfaatkan perpustakaan, kata dia, bisa memadukan antara ilmu pengetahuan yang didapat dari buku- buku di perpustakaan dan mengaplikasikannya langsung.

Dari pengaplikasian itu, lalu mereka membentuk kelompok tani dan pembudidaya ikan.

Sehingga, perpustakaan bisa membina kelompok tani ini.

"Mereka belajar cara bertani dan membudidayakan ikan ya dari buku- buku di perpustakaan desa ini."

"Akhirnya membentuk komunitas," ujarnya.

Baca juga: Data Disporapar Jateng: 415 Wisata Sudah Dibuka dan Patuhi Protokol Kesehatan

Baca juga: Jateng Tawarkan 75 Peluang Investasi, CJIBF Tahun Ini Digelar Secara Virtual

Baca juga: Bantaran Sungai di Kota Semarang Ditata, Jadi Ruang Publik yang Eksotis, Contohnya di Kalisari

Baca juga: Kabupaten Semarang Kini Miliki Si Cantik dan SPIDOL, Kaitannya Perizinan Investasi

Anggaran yang telah dikeluarkan pemerintah desa untuk pengembangan perpustakaan ini mencapai sekira Rp 200 juta.

Yakni mulai digelontorkan pada 2017 hingga saat ini.

Sementara, pustakawan terbaik kedua se-Indonesia dari Jawa Tengah, Atin Istiarni bersyukur terobosan dan inovasinya di bidang kepustakaan bisa diapresiasi pemerintah.

Pustakawan kelahiran 1 September 1992 ini membuat terobosan dengan mengemas ulang informasi yang ada pada karya tulis ilmiah mahasiswa.

"Di lingkungan universitas itu kan banyak informasi yang ada di tugas akhir, disertasi yang sangat bermanfaat untuk masyarakat."

"Tapi informasi ini tidak sampai ke masyarakat," ujar pustakawan Universitas Muhammadiyah Magelang ini.

Akhirnya, ia pun mengemas ulang informasi pada karya tulis ilmiah itu dalam bentuk lebih sederhana seperti pamflet, brosur dan sarana lain yang mudah diakses masyarakat.

Bentuknya pengaplikasiannya macam- macam.

Bisa juga melalui media sosial dan sebagainya agar masyarakat tahu informasi penting itu.

"Misalnya, mahasiswa farmasi bikin tulisan karya ilmiah soal hebat herbal."

"Itu padahal sangat dekat dengan masyarakat karena obat menggunakan tanaman di sekitar masyarakat."

"Namun informasi itu tidak sampai ke mereka," tandas alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Perolehan juara di tiga kategori ini pun diapresiasi Kepala Dinas Arpusda Jateng, Prijo Anggoro Budi Raharjo.

Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa juara bukan merupakan tujuan.

Melainkan, sarana untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan.

"Juara bukan momentum tujuan akhir, tapi pengungkit daya respon serta adanya pengakuan."

"Hingga menjadi juara ini mengunakan seleksi ketat dan standar yang ada."

"Pertahankan itu, itu yang sulit," ucapnya.

Ia juga bercerita soal perpustakaan Desa Mutih Wetan yang meraih juara dua tingkat nasional ini karena bisa membentuk komunitas dan memberdayakan masyarakat.

"Perpustakaan yang jelek hanya menyajikan buku, perpustakaan yang baik hanya mengutamakan pelayanan."

"Tetapi perpustakaan yang terbaik bisa membentuk komunitas," ucapnya.

Perlu diketahui, peserta yang maju ke tingkat nasional sebelumnya merupakan juara pertama di tingkat provinsi. (Mamduh Adi)

Baca juga: Denny Caknan Bongkar Rahasia Kartonyono Medot Janji, Disebut Bakal Jadi Penerus Didi Kempot

Baca juga: Tambah Koleksi Pemain Top Benua Biru, David Beckham Inginkan Sergio Ramos

Baca juga: Ini Alasan Mandalika Racing Team Butuh Rekrut Pebalap Asing: Tak Mau Finis Selalu di Posisi Buncit

Baca juga: Kabar Terbaru Elkan Baggott, Bek Timnas Indonesia Bantu Ipswich Town Kalahkan Southend United

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved