Berita Semarang

Tak Digaji, Kakek di Kota Semarang Ini Ikhlas Bantu Pemakaman Ratusan Korban Covid-19

"Dari awal pandemi Covid-19, saya sudah membantu memakamkan sekitar 250-an jenazah," kata Juri.

Editor: rika irawati
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Juri, relawan pemakaman jenazah berstatus positif Covid-19 di TPU Jatisari, Mijen, Kota Semarang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Seorang kakek berhati mulia mengabdikan diri sebagai relawan pemakaman jenazah Covid-19 di Kota Semarang.

Memasuki usia senja, semangatnya membantu proses pemakaman jenazah tak pernah surut.

Juri merupakan salah satu relawan tertua dalam tim pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Jatisari, Mijen, Kota Semarang.

Sejak pandemi mewabah, dia telah membantu proses pemakaman ratusan jenazah pasien Covid-19.

"Dari awal pandemi Covid-19, saya sudah membantu memakamkan sekitar 250-an jenazah," jelasnya.

Baca juga: Terprovokasi, Warga Keroyok dan Lempari Batu Petugas Medis saat Pemakaman Pasien Suspec Covid-19

Baca juga: Kisah Dokter Kakak-Adik di Semarang Meninggal karena Covid-19, Terasa Sakit Setelah Pemakaman Ayah

Baca juga: Petugas Kebersihan Makam TPU Jatisari Mijen Semarang: Hampir Setiap Hari Ada Pemakaman Covid-19

Di waktu senggang, kakek berusia 73 tahun ini lebih banyak menghabiskan waktu bersama cucunya.

Dia tinggal di rumah sederhana di daerah Sumber Mulyo, Kelurahan Jatisari, Kota Semarang.

Begitu tugas memanggil, pria yang berstatus sebagai tenaga harian lepas (THL) ini siap siaga langsung meluncur ke tempat pemakaman.

Juri bersama tiga petugas lain menjalankan tugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 dengan protokol kesehatan.

"Di antara empat orang, cuma saya yang relawan. Yang lain mendapat gaji. Karena, waktu itu kekurangan tim, cuma tiga orang, jadi saya niatnya membantu," katanya.

Meski usianya tergolong rentan dan penuh resiko tertular namun dia mengaku tak pernah merasa khawatir. Dia melakukan pekerjaan tersebut dengan hati ikhlas walaupun tidak mendapatkan upah tetap.

"Enggak merasa takut, soalnya sudah biasa. Jadi saya ikhlas saja. Tidak ada gaji dari manapun," ungkapnya.

Selama ini, dia hanya mengandalkan pemberian sukarela dari pihak keluarga almarhum yang jenazahnya dimakamkan.

Baca juga: Pamit Ke Sawah, Warga Petungkriyono Pekalongan Tak Pernah Pulang

Baca juga: Update Kasus Corona di Tegal: 4 Pedagang Margasari Positif Covid-19, Muncul 3 Klaster Keluarga

Baca juga: Warga Rawalo Banyumas Berstatus Positif Covid-19 Meninggal Seusai Melahirkan

Baca juga: Kawasan Dieng Diguncang Gempa, Benda-benda di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Bergoyang

"Terkadang, ada sukarela dari keluarga almarhum. Ada yang kasih kadang Rp 100.000-Rp 200.000 dibagi 4 orang," ucapnya.

Pekerjaan dijalaninya tanpa mengenal waktu, proses pemakaman kerapkali dikerjakan saat dini hari hingga menjelang subuh.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved