PSIS Semarang
Dilema PSIS Semarang: Sudah Merugi Rp 7,5 Miliar, Tetap Rugi saat Liga 1 Dilanjutkan Ataupun Tidak
Akibat dari penghentian sementara kompetisi, Yoyok mengatakan, pihaknya sudah merugi hingga Rp 7,5 miliar.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: rika irawati
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi blak-blakan soal situasi keuangan yang dialami PSIS di masa pandemi Covid-19.
Yoyok mengatakan, buntut dari penghentian sementara kompetisi Liga 1, sejak Maret lalu, dengan status force majeure, menimbulkan kerugian yang harus dialami tim berkostum biru tersebut.
Akibat dari penghentian sementara kompetisi, Yoyok mengatakan, pihaknya sudah merugi hingga Rp 7,5 miliar.
Dia menyebut, sekelas tim Liga 1, dana yang harus disiapkan minimal Rp 3 miliar-Rp 4 miliar. Uang tersebut di antaranya untuk biaya merekrut pemain, tanggungan akomodasi, juga dana untuk membayar uang muka pemain.
Baca juga: Bagaimana Nasib Liga 1 2020 Selanjutnya? Begini Bocoran CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi
Baca juga: PSIS Semarang Makin Merugi Akibat Liga 1 Ditunda Lagi, Sudah Terlanjur DP Hotel di Bantul Yogyakarta
Baca juga: Manajemen PSIS Semarang Liburkan Seluruh Pemain Pascapengumuman Penundaan Lagi Liga 1
Dalam situasi kompetisi dihentikan sementara, klub masih wajib melakukan pembayaran gaji ke pemain. Dana yang dibutuhkan pun cukup besar.
Sebetulnya, PSSI menganggarkan subsidi musim ini senilai Rp 800 juta namun uang tersebut dirasa masih kecil.
Meski demikian, Yoyok mengatakan, di masa pandemi ini, bukan soal nominalnya yang membuat sulit. Akan tetapi, mendapatkan pihak yang bersedia memberi pendanaan.
"Kalau tidak ada pandemi, biasanya kami minta ke sponsor agar pembayarannya diajukan dan mereka setuju. Atau, kalau sponsor tidak ada, kami carikan utang bank dan bank banyak yang berminat sampai rebutan," ucapnya.
"Lah, kalau sekarang itu, tidak. Yang memberi utang tidak ada, sponsor tidak ada, mau jual aset tidak ada yang beli. Sampai seberat itu. Padahal, kebutuhan kan ada terus," terang Yoyok.
Lantas, sebesar apa kerugian yang dialami PSIS jika kompetisi Liga 1 2020 dihentikan?
Yoyok menyebut, potensi kerugian bisa mencapai Rp 14 miliar-Rp 20 miliar.
Saat ini, Yoyok mengungkapkan, para sponsor PSIS masih menahan pendanaan. Sehingga, pemasukan ke klub masih tertahan.
Hal itu disebabkan karena sebagian besar sponsor PSIS menggunakan metode penghitungan per pertandingan.
"Mereka mensponsori PSIS karena suporternya banyak. Lha pertandingan baru tiga kali kok. Harusnya, 34 pertandingan. Masa minta dibayar yang pertandingan lain? Tidak mau dia (sponsor)," kata Yoyok.
Baca juga: Tak Cuma Latihan Mandiri, Gelandang Muda PSIS Semarang Ini Juga Ikut Bertani di Tuban
Baca juga: Libur Latihan, Winger PSIS Semarang Komarodin Alih Profesi sebagai Pelatih SBB di Kendal
Baca juga: Dragan Djukanovic Tinggalkan PSIS Semarang, Bertolak ke Serbia Besok Sabtu
"Terus, ada juga sponsor yang sudah bayar penuh. Mereka bertanya, loh pertandingan cuma tiga kali thok. Mau kembalikan uang atau diganti tahun depan? Padahal, uangnya sudah dipakai buat bayar pemain. Dan masak iya kami suruh pemain kembalikan?" ujarnya setengah bertanya.
Pria yang juga anggota DPR RI tersebut mengatakan, atas situasi yang ada saat ini, sebetulnya, jika kompetisi dilanjutkan atau dihentikan tetap saja klub merugi.
"Situasinya sekarang, lanjut rugi, berhenti juga rugi. Kalau lanjut, mungkin kerugiannya lebih besar. Kami tidak tahu situasinya seperti apa. Kecuali kalau dari awal, pada saat bulan Maret dinyatakan berhenti akan memangkas kerugian. Kerugian selama ini ditanggung pemegang saham, dalam hal ini, saya. Pemegang PSIS yang tanggung jawab. Karena begitu minus setor modal, setor modal," ujarnya. (*)
Baca juga: Basarnas Cilacap Temukan Nelayan Hilang di Pantai Criwik dalam Kondisi Tak Bernyawa
Baca juga: Ketua Komnas PA Kota Semarang: Kasus Endar Tak Ada Kaitannya dengan Komnas Perlindungan Anak
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, 14 Oktober 2020 Rp 2.048.000 Per 2 Gram