Berita Viral
Viral Curhatan Keluarga di Cilacap, Kehilangan Bayi yang Dinanti 4 Tahun Setelah Lahir di Puskesmas
Dugaannya, nyawa bayi tidak tertolong karena keterlambatan penanganan dari Puskesmas Kawunganten.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Curahan hati (curhat) seorang warga Cilacap, Jawa Tengah, mendadak menjadi sorotan di media sosial. Curhatan itu datang dari keluarganya yang baru kehilangan seorang bayi.
Dugaannya, nyawa bayi tidak tertolong karena keterlambatan penanganan dari Puskesmas Kawunganten.
Curhat itu ditulis pemilik akun Facebook bernama Listyo Aji Pamungkas. Ia menceritakan kekecewaannya dengan pelayanan di Puskesmas Kawunganten.
Sebab, bayi yang dilahirkan oleh kakak iparnya pada Selasa (22/9/2020) lalu, meregang nyawa.
Curhatan itu pun menjadi viral hingga diunggah ulang oleh akun Instagram @lambe_turah pada Senin (28/9/2020).
• Janda Bolong Makin Susah Dicari di Banyumas, Berikut Kisaran Harga Jual Tanaman Hias yang Viral Itu
• Viral Video Ganjar Marah-marah ke ASN di Kantin DPRD Jateng, Ketua Dewan Angkat Bicara
• Viral di Media Sosial Ajakan Menyebarkan Covid-19 Berbuntut Evakuasi Sekeluarga di Jerakah Semarang
Hingga Selasa (29/9/2020), postingan tersebut telah disukai 187.000 orang dan mendapat 7.360 komentar dari warganet.
Saat dikonfirmasi, pemilik akun Listiyo Aji Pamungkas membenarkan kejadian yang dialami keluarganya. Listi, sapannya, menuturkan bila peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (22/9/2020) pekan lalu.
Kala itu, sekitar pukul 09.00 WIB, kakak iparnya datang ke Puskesmas Kawunganten setelah sejak subuh mengalami kontraksi.
Tak lama, sekitar 30 menit kemudian, kakak iparnya pun melahirkan.
"Langsung bayinya dibersihin tapi nggak nangis, kurang lebih 15 menit kemudian baru nangis," cerita Listi kepada Tribunnews.com, Selasa (29/9/2020).
"Tapi pas sudah jam 12 siang, warna badannya dari dada sampai kepala itu biru. Nah kami bertanya-tanya kenapa kaya gini padahal (bayinya) normal," lanjut Listi.
Setelah itu, mertua kakak iparnya menanyakan kepada bidan yang menjaga namun tidak direspons serius.
Beberapa saat kemudian, Listi menjelaskan, bila nafas sang bayi terengah-engah dan menangis seperti kesakitan.
Untuk kedua kalinya, mertua kakaknya menanyakan lagi kepada bidan, apa yang terjadi dengan cucunya.
• Kesbangpol Kabupaten Pekalongan Ingatkan Warga Kibarkan Merah Putih Setengah Tiang Hari Ini
• Penyelesaian Jalan Lingkar Utara Kebumen Terkendala Izin Perbaikan Ruas yang Masuk Lahan Perhutani
• Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, 30 September 2020 Rp 1.056.000 Per Gram
• Prakiraan Cuaca Purwokerto Hari Ini: Berawan Sepanjang Hari
Namun, pihak keluarga tidak juga mendapat respons yang baik. Sang bidan justru mengatakan, bayi yang baru lahir memang seperti itu.
Bahkan kala itu, sang bayi mengeluarkan banyak lendir di mulutnya namun dibersihkan sendiri oleh pihak keluarga menggunakan handuk.
"Lalu, jam setengah tiga siang, nafasnya semakin sesak lalu lapor lagi."
"Tapi, bidannya bilang 'emang bayi kaya gitu, kayak nggak pernah lahiran aja' kan dari pihak saya semakin bingung," ujar perempuan berusia 22 tahun ini.
Setelah pergantian sif, sekitar pukul 15.30 WIB, bayi keluarga Listi baru mendapat respons setelah bidan dalam shif sore datang menengoknya.
Namun, ia mengatakan, keadaan sang bayi darurat dan harus dirujuk ke rumah sakit.
"Bidan yang baru nengokin itu ngelihat bayinya terus langsung dibawa, dibersihin, dan dipakaikan oksigen."
"Terus, pihak keluarga ditanya mau dirujuk ke RSI karena keadaanya udah darurat."
"Padahal, kami sudah tiga kali melapor tapi sama sekali nggak dilihat (oleh bidan sif pagi)," ungkap Listi.
Setelah itu, sang bayi sampai di rumah sakit pukul 19.00 WIB dan langsung mendapat perawatan.
Kala itu, kondisi sang bayi sudah parah bahkan sempat henti nafas hingga tiga menit pada pukul 22.00 WIB.
Namun, setelah berbagai cara diusahakan, bayi tersebut akhirnya meninggal dunia pada pukul 01.57 dini hari.
Listi dan keluarga pun amat terpukul atas kejadian yang menimpa sang bayi.
• Isyana Sarasvati Lelang Sweater, Harga Dimulai Rp 500 Ribu, Hasilnya Buat Anak Nakes yang Gugur
• Bocah Hanyut di Sungai Serayu Ditemukan, BPBD Banjarnegara: Korban Meninggal Dunia
• Empat Guru SMAN 1 Slawi Tegal Positif Covid-19, Pengajar Hingga Satpam Sekolah Jalani Tes Swab
• 17 Santri Ponpes Purwanegara Banyumas Dinyatakan Sudah Sembuh
Padahal, ia menuturkan, bila kakaknya sudah menantikan si jabang bayi empat tahun lamanya.
Ia pun langsung menulis keluh-kesah yang dirasakan keluarganya di akun Facebook pribadinya hingga menjadi ramai.
Saat kasusnya mulai ramai, Listi menuturkan, pihak Puskesmas Kawunganten menghubungi dan meminta maaf kepada keluarganya.
"Bidan desa memang sudah minta maaf tapi sampai kapanpun, keluarga saya masih trauma, masih merasa sakit hati," paparnya.
Kemudian, saat kasusnya menjadi sangat ramai, Listi menuturkan, pihak Dinas Kesehatan, Kecamatan Kawunganten, beserta lembaga terkait, datang menemui keluarganya.
"Setelah viral, dari pihak Dinkes, Desa, Camat, Koramil, dan Kepolisian datang minta maaf."
"Sebenarnya, dari pihak saya ngga, menuntut, dari pihak saya juga sudah memaafkan tapi untuk kedepannya, jangan sampai ada kaya gini lagi," tutur Listi.
Meski telah memaafkan namun Listi dan keluarganya berharap, bila kasusnya ini ditindaklanjuti.
"Soalnya, ini masalahnya bukan masalah sepele, ini masalah nyawa," ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, Tribunnews.com belum mendapatkan tanggapan dari pihak Puskesmas Kawunganten atau Dinas Kesehatan Cilacap. (Tribunnews.com/Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pilu Bayi Meninggal Setelah Ditunggu-tunggu 4 Tahun, Diduga karena Kelalaian Pihak Puskesmas.