Berita Feature
Kisah Guru Honorer Bergaji Rp 700 Ribu, Bikin Pot Berbahan Sabut Kelapa, Berdayakan Lansia di Demak
Pinjaman koperasi sekolah tersebut diajukan David dengan tujuan sebagai modal usaha pemberdayaan warga lanjut usia (lansia) di tanah kelahirannya.
TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Ini adalah kisah seorang guru honorer di Kabupaten Demak yang kiranya perlu dicontoh dan sangat patut diapresiasi.
Muhammad David Mauli Niam (31), namanya.
Dia adalah seorang guru honorer di MTs Negeri 4 Demak.
Mirisnya nasib para guru honorer tentu sudah menjadi rahasia umum.
• Kisah Didi Khomsa Asal Banjarnegara, Guru Patungan Bantu Biaya Urus Registrasi KIP Kuliah di Unnes
• Cerita Bripka Hartono Inisiasi Bangun TPQ di Banjarnegara, Sempat Takut Bebani Warga Karena Pandemi
• Mengenal Vetiver, Si Rumput Ajaib Penahan Longsor di Banjarnegara, Akarnya Bisa Capai 4 Meter
• Sisi Lain Kades Viral di Banjarnegara, Tubuh Hoho Alkaf Dipenuhi Tato: Saya Lagi Puasa Daud
Kompetensi dan waktu yang mereka curahkan bagi pendidikan di Indonesia tidak sebanding dengan kompensasi yang diterima.
Pengabdian selama 6 tahun dijalaninya dengan tabah meski gaji tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
"Pertama mengajar dahulu saya terima honor Rp 300.000."
"Sekarang sih sudah Rp 700.000," kata David seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (12/9/2020).
Tidak ada kesan dia mengeluhkan kondisi tersebut.
Lelaki yang juga terlibat dalam berbagai organisasi ini mengaku gaji dari sekolahnya tak pernah dinikmati.
Sebab sudah habis untuk angsuran koperasi sekolah.
Bahkan sudah beberapa bulan ini, ada minus yang harus dibayarkan.
Pinjaman koperasi sekolah tersebut diajukan David dengan tujuan sebagai modal usaha pemberdayaan warga lanjut usia (lansia) di tanah kelahirannya.
Yakni di Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
David merintis usaha pembuatan pot tanaman dengan media sabut kelapa.