Berita Pendidikan
Disdikbud Kendal Belum Restui Keinginan Orangtua Siswa, Simulasi KBM Tatap Muka Masih Dilarang
72 persen orangtua menginginkan pembelajaran tatap muka diaktifkan. Satu faktornya adalah beban yang semakin berat saat pembelajaran jarak jauh.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Disdikbud Kabupaten Kendal kembali menahan simulasi pembelajaran tatap muka.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Disdikbud Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi di tengah polemik adanya simulasi pembelajaran tatap muka beberapa daerah di Jawa Tengah.
Kata Wahyu, Disdikbud Kabupaten Kendal belum akan melakukan simulasi maupun pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat.
• Sekda Moh Toha: Bila Dirata-rata Tiap Hari Ada 10 Kasus Baru Positif Corona di Kendal
• Pengelola Wisata Abai Protokol Kesehatan, Pemkab Kendal Tak Segan Tutup Paksa
• Masih Ada 377 Pekerja yang Dirumahkan di Kendal, Disnaker Coba Upayakan Hal Ini
• Lingkungan Pendopo Setda Kendal Dibenahi Lagi, Bagian Tengah Taman Dikonsep Mirip Bunga Teratai
Hal tersebut berlaku dari sekolah tingkat PAUD hingga SMP sederajat selagi kasus Covid-19 di Kabupaten Kendal belum mereda.
"Prinsip kami patuhi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang panduan pembelajaran saat pandemi."
"Kami tidak mau melanggarnya, apalagi Kendal saat ini masih zona merah," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (11/9/2020).
Wahyu menyadari banyaknya orangtua yang menginginkan pembelajaran tatap muka.
Sebagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan Disdikbud Kabupaten Kendal beberapa waktu lalu.
Dimana 72 persen orangtua siswa menginginkan pembelajaran tatap muka diaktifkan.
Satu faktornya adalah beban yang semakin berat dipikul orangtua siswa saat pembelajaran secara daring maupun luring terus diterapkan.
Kata Wahyu, Disdikbud Kabupaten Kendal pun sudah mempersiapkan formula pembelajaran tatap muka manakala siap untuk diterapkan di tengah pandemi.
Hanya saja, pihaknya menunggu perkembangan Covid-19 di wilayah sekitar dengan pertimbangan minimal sudah dinyatakan sebagai zona kuning ataupun hijau.
"Kalaupun untuk simulasi dengan mendatangkan anak-anak, itu nanti pada saatnya."
"Minimal zona kuning atau zona hijau."
"Itupun kami harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan kepala daerah," ucapnya.