Membelot, Yeonmi Park Ceritakan Kondisi Memilukan Rakyat di Korea Utara

Yeonmi Park, pembelot Korea Utara yang melarikan diri bersama ibunya pada 2007 lalu, menceritakan pengalaman memilukan yang dia alami.

Editor: rika irawati
INSTAGRAM @yeonmi_park via DAILY MAIL
Yeonmi Park gadis pembelot Korea Utara, kini menjadi aktivis HAM dan penulis buku In Order to Live, A North Korean Girls Journey to Freedom. 

Menyeberang ke Tiongkok, Sempat Alami Pelecehan Seksual

Lebih lanjut, Yeonmi Park melarikan diri dengan menyeberang ke Tiongkok melewati Sungai Yalu.

Dia mengatakan, dalam perjalanannya keluar dari Korea Utara, sang ibu diperkosa oleh pedagang manusia.

Yeonmi Park dan sang ibu dijual kepada pria China, pemilik pertama Yeonmi Park membayar kurang dari 300 dolar AS untuknya.

Sebelumnya, saudara perempuan Yeonmi Park sudah terlebih dulu membelot dari Korea Utara.

Ayah Yeonmi Park juga berhasil melintasi perbatasan, tetapi dia kemudian meninggal karena mengidap kanker usus besar.

Dengan bantuan misionaris Kristen, Yeonmi Park dan ibunya melarikan diri ke Mongolia, melintasi Gurun Gobi dan akhirnya mencari perlindungan di Korea Selatan.

Kehidupan Baru Yeonmi Park

Yeonmi Park melanjutkan pendidikannya di Seoul sebelum akhirnya pindah ke New York pada tahun 2014.

Dia mulai berbicara menentang rezim Kim Jong Un, dengan risiko besar terhadap keselamatannya sendiri, mengingat banyak kerabatnya telah menghilang.

"Saya tak tahu apakah mereka telah dieksekusi atau dikirim ke kamp penjara, jadi saya masih belum bebas," katanya.

Seluruh Anggota DPRD Ponorogo Jalani Karantina Mandiri, Gedung Dewan Ditutup

Jakarta Kembali Terapkan PSBB: Kantor Wajib WFH Lagi, Reuni Hingga Acara Kumpul Keluarga Dilarang

Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, 10 September 2020 Rp 1.061.000 Per Gram

"Bahkan setelah saya melalui semua itu untuk bebas, saya tidak bebas menjadi diktator di sana. Jadi itu hal yang sangat emosional bagi saya," terangnya.

Yeonmi Park menjadi aktivis hak asasi manusia dan kini menetap di Chicago, di mana dia tinggal bersama suami dan putranya yang masih kecil.

Terlepas dari kisahnya yang mengerikan, dia bersyukur telah lahir di Korea Utara.

“Jika saya tidak dilahirkan dalam penindasan dan kegelapan total, saya tidak berpikir saya akan melihat terang di sini," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved