Berita Jawa Tengah

Ini Masker Khusus Siswa Tuna Rungu di Wonosobo, Sengaja Transparan Biar Tetap Mudah Berkomunikasi

Kata pengajar di Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu Dena Upakara Wonosobo itu, anak-anak tuna rungu di sekolah itu terbiasa berkomunikasi dengan oral.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Ini bentuk fisik masker transparan yang sedang disiapkan oleh Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu Dena Upakara Wonosobo jelang pembelajaran tatap muka di sekolah, Sabtu (29/8/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Banyak siswa maupun guru yang merindukan pembelajaran tatap muka kembali diadakan.

Model pembelajaran jarak jauh yang berjalan selama ini karena pandemi nyatanya memiliki banyak kekurangan.

Tetapi melihat situasi pandemi saat ini yang masih mengkhawatirkan, siswa sepertinya masih harus bersabar untuk bisa kembali ke sekolah.

Jalur Pendakian Menuju Gunung Bismo Wonosobo Ditutup Lagi, Pengelola Basecamp Lakukan Kegiatan Ini

Ngaku Wartawan Peras Pengelola Wisata di Kejajar Wonosobo, Istri Korban Lakukan Cara Begini

Ditemukan Bungkus Rokok Berisi Sabtu dan Tembakau Gorilla, Diduga Pesanan Warga Binaan Lapas Tegal

Sehari Dua Kali Latihan, Kebugaran Fisik Pemain Jadi Fokus Awal Pelatih PSIS Semarang di Kendal

Meksi begitu, banyak sekolah yang tetap mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran tatap muka.

Protokol khusus disiapkan untuk melindungi siswa dan guru dari risiko penularan Covid-19.

Masker jadi hal wajib bagi warga sekolah untuk meminimalisasi risiko penularan Covid 19.

Bagi siswa normal, kebijakan ini tak jadi soal.

Tetapi siapa sangka, di lain sisi, kebijakan ini merepotkan bagi siswa berkebutuhan khusus alias tuna rungu.

"Siswa kami biasa pakai oral untuk komunikasi."

"Jadi kalau bicara dengan orang yang pakai masker, dia tidak paham," kata Anastasia Renanti Mitasari kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (29/8/2020).

Menurut pengajar di Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu Dena Upakara Wonosobo itu, anak-anak tuna rungu di sekolah itu terbiasa berkomunikasi dengan oral, bukan bahasa isyarat.

Mereka menangkap pesan dengan cara memahami ekspresi bibir orang lain atau lawan bicaranya.

Karenanya, mereka akan kesulitan berkomunikasi dengan orang yang mengenakan masker.

Mereka tidak bisa memahami pesan orang lain karena gerak bibirnya tidak terlihat di balik masker.

Karena itu, saat pembelajaran tatap muka dibuka nanti, pihaknya berusaha agar hak anak untuk mendapat layanan pendidikan terpenuhi.

Tetapi di saat yang sama, keamanan mereka harus tetap terjaga dari potensi penularan virus Covid-19.

Pihaknya akan membentuk Satgas Covid-19 untuk mencegah penyebaran virus.

Belum jelas kapan pembelajaran tatap muka akan digelar.

Pihaknya akan mengikuti arahan pemerintah.

Tetapi untuk persiapan, pihaknya saat ini sedang memesan masker yang didesain khusus untuk penderita tuna rungu.

Masker itu berbahan transparan sehingga ekspresi bibir pemakainya saat bicara tetap terlihat.

Dengan masker itu, siswa akan tetap bisa berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya.

Masker itu harus dipesan khusus karena tidak dijual di pasaran.

"Yang buat masker juga dari alumni sini, khusus untuk tuna rungu," katanya. (Khoirul Muzakki)

Korban Dianiaya Hingga Patah Tulang, Dituduh Curi Handphone Saat Nongkrong di Alun-alun Banyumas

Admin PT Herbatama Indo Perkasa Purwokerto Ditangkap Polisi, Dilaporkan Gelapkan Uang Perusahaan

Mempelai Pria Disuruh Push Up, Polisi Geram Resepsi Pernikahan Abaikan Protokol Kesehatan

Warga Bawang Banjarnegara Menjerit, Dampak Pengeringan Irigasi Singomerto, Sudah Sembilan Hari

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved