Berita Nasional

Kutuk Aksi Intorelaransi dan Kekerasan di Kampung Halaman Jokowi, Gusdurian: Ini Sungguh Ironis

Kutuk Aksi Intorelaransi dan Kekerasan di Kampung Halaman Jokowi, Gusdurian: Ini Sungguh Ironis

TribunSolo.com/Adi Surya Samodra
Lokasi pembubaran acara midodareni atau acara sebelum pernikahan oleh oknum organisasi massa (ormas) di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Jaringan GUSDURian mengutuk keras aksi intoleransi dan kekrasan yang terjadi di Solo, yang notabene merupakan kampung halaman Presiden Joko 'Jokowi' Widodo.

Gusdurian pun secara resmi mengeluarkan pernyataan sikap atas penyerangan terhadap keluarga Assegaf yang melaksanakan acara midodareni di Solo, yang langsung ditandatangani oleh Koordintor Nasional Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid.

Jaringan Gusdurian menyatakan, peristiwa intoleransi dan kekerasan atas keluarga Habib Assegaf di kampung halaman Jokowi ini sungguh ironis.

Teriak Bubar!, Anggota Ormas Geruduk Acara Pernikahan di Pasar Kliwon Solo

Uang Jajan Bocah Banjarnegara Rp2.000 Sehari, Dipotong buat Beli Kuota, Alasannya Bikin Terenyuh

Tes Covid-19 di Brebes Terendah di Jateng, Begini Respon Gubernur Ganjar: Apa Persoalannya. . .

Zona Kuning Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Komisi E DPRD Jateng: Pemerintah Jangan Gegabah

"Peristiwa ini menambah catatan buruk intoleransi di Indonesia yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman."

"Apalagi beberapa waktu yang lalu, peristiwa intoleransi juga terjadi pada masyarakat adat di Kuningan, Jawa Barat."

"Hal ini sungguh ironis mengingat presiden Joko Widodo pernah menyerukan tidak ada tempat bagi intoleransi di Indonesia," tulis Alissa Wahid, yang merupakan putri dari Presiden ke-4 Ri, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dalam keterangan tertulis yang diterima TribunBanyumas.com, Senin (10/8/2020).

Pada pokoknya, terdapat 6 poin pernyataan sikap Jaringan Gusdurian terhadap aksi intoleransi dan kekerasan yang menimpa keluarga Habib Assegaf di Solo.

Berikut enam poin pernyataan sikap Jaringan Gusdurian:

Pertama, mengutuk peristiwa penyerangan tersebut karena mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan tidak bisadi benarkan atas alasan apapun.

Kedua, meminta kepolisian setempat untuk menuntaskan kasus ini melalui mekanisme konstitusi.

Sebagai lembaga negara, kepolisian harus menegakkan hukum tanpa mempertimbangkan opsi harmoni sosial yang hanya akan melanggengkan praktik kekerasan di masa mendatang.

Pelaku harus dihukum setimpal dengan undang-undang yang berlaku.

Ketiga, meminta kepada pemerintah daerah agar menjamin keamanan warga negara, khususnya yang berstatus sebagai kelompok rentan.

Setiap jengka lwilayah Indonesia harus memberikan rasa aman kepada penduduknya.

Negara memiliki tugas untuk mewujudkan keamanan bagi warga negara tersebut.

Keempat, meminta tokoh agama setempat untuk bahu membahu menebar gagasan agama yang penuh rahmah. Intoleransi terjadi salahsatunya karena adanya ideologisasi nilai-nilai eksklusivisme yang dibalut dengan semangat keagamaan.

Padahal sejatinya agama mengajarkan manusia untuk mensyukuri perbedaan sebagai karuniadar Allah SWT.

Kelima, mengajak para GUSDURian dan masyarakat pada umumnya untuk terus merawat semangat “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai warisan para pendiri bangsa.

Sejak didirikan, Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, adat istiadat, dan lain sebagainya.

Keenam, menyerukan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk tidak menggunakan kekerasan dan ujaran kebencian pada mereka yang berbeda.

Sebagaimana kata Gus Dur, kemajemukan harus bisa diterima tanpa adanya perbedaan.

Ormas bubarkan acara midodareni, Kapolresta Solo kena pukul

Sebelumnya diberitakan, organisasi massa (ormas) membubarkan acara midodareni keluarga Habib Assegaf di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020).

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dugaan pembubaran itu bermula dari oknum ormas mendatangi lokasi kejadian sekira pukul 16.00 WIB.

Mereka sampai menutup jalanan kampung sepanjang kurang lebih 200 meter, mulai dari pintu masuk hingga ke lokasi kejadian.

Kejadian tersebut diduga dipicu lantaran ormas mendapatkan informasi akan diadakannya penyelenggaraan upacara adat di lokasi kejadian.

Dugaan pembubaran acara itu bahkan terekam dalam video dan tersebar di media sosial.

Dalam video tersebut, terdengar pekikan sekelompok orang yang diduga hendak membubarkan suatu acara.

Pekikan 'Bubar.. Bubar.. Bubar' terdengar beberapa kali dalam video tersebut.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Andy Rifai menyampaikan pihaknya mendapatkan laporan dugaan pembubaran itu sekira pukul 17.00 WIB.

"Tadi malam mendapat informasi soal adanya kelompok intoleransi yang menggeruduk rumah salah satu warga di situ," terang Andy, Minggu (9/8/2020).

"Itu karena adanya salah satu kegiatan yang dianggap mereka tidak sesuai," tambahnya.

Kejadian mulai memanas menjelang salat Maghrib atau sekira pukul 17.20 WIB.

Pihak kepolisian, lanjut Andy, langsung menerjunkan personel berseragam dan bersenjata lengkap ke lokasi kejadian untuk upaya negosiasi.

"Kami langsung bergerak ke sana, kami melakukan negosiasi," ujarnya.

Oknum ormas itu sempat membubarkan diri sejenak untuk menunaikan salat maghrib.

Mereka kembali mendatangi lokasi seusai menunaikan salat maghrib.

Pihak kepolisian lalu berusaha mengevakuasi tamu-tamu yang hadir di lokasi acara.

Sejumlah oknum ormas kemudian melakukan tindakan kekerasan saat proses evakuasi keluarga dilakukan.

"Pada saat pengevakuasian itulah kelompok mereka melakukan tindakan melukai dari keluarga itu," jelas Andy.

Tamu-tamu itu kemudian menjadi sasaran penyerangan oknum ormas.

Ada tiga orang menjadi korban dalam penyerangan itu dan kini menjalani perawatan di RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo.

"Tadi malam kena pukul dan lempar. sehingga mengalami luka robek di kepala," terang Andy.

"Saat ini sedang dirawat," ujarnya. (*)

Siasat SMP di Brebes Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Minta Siswa ke Sekolah Tak Pakai Seragam

Begini Syarat Penerapan New Normal Menurut WHO dan Bappenas, Daerah Mana Sudah Siap?

Kunjungan Tribun Jateng ke Purbalingga, Bupati Sebut Media Adalah Mitra Kerja Pemerintah Daerah

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved