Berita Jateng
Tes Covid-19 di Brebes Terendah di Jateng, Begini Respon Gubernur Ganjar: Apa Persoalannya. . .
Tes Covid-19 di Brebes Terendah di Jateng, Begini Respon Gubernur Ganjar: Apa Persoalannya. . .
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menargetkan tes virus corona atau Covid-19 di kabupaten/kota bisa mencapai 4.991 tes perhari.
Meskipun demikian, ia menyebut masih ada daerah di Jateng dengan tes covid rendah, yakni Brebes.
Daerah yang berbatasan dengan Jawa Barat ini disebut belum optimal dalam distribusi testing dan tracing corona.
"Brebes paling rendah (di Jateng). Makanya Brebes akan kami dampingi, akan kami bantu."
• Unik, Semprot 20 Hektare Tanaman Padi Petani di Banjarnegara Serempak Gunakan Drone
• Zona Kuning Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Komisi E DPRD Jateng: Pemerintah Jangan Gegabah
• Belajar Tatap Muka di Sekolah Zona Hijau Covid-19, Nadiem: Harus Dihentikan Bila Situasi Memburuk
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
"Apa persoalannya, agar nanti bisa serius untuk melakukan tracing," kata Ganjar melalui keterangan tertulis, Senin (10/8/2020).
Menurutnya, penduduk Brebes sangat banyak. Sehingga, upaya yang dilakukan bisa seperti apa yang dikerjakan Pemerintah Kota Semarang dengan sangat agresif melakukan tes.
"Pemkot Semarang sangat agresif dan sudah melampui banyak," ujarnya.
Karena masih ada daerah dengan tes rendah, Ganjar akan mengoptimalkan peran Puskesmas yang akan dijadikan basis dalam melakukan pengamatan (surveillance) tes Covid-19.
Keberadaan Puskesmas, kata dia, bisa menjadi sangat penting dalam hal pengoptimalan tes Covid-19.
Salah satu alasannya adalah keberadaan Puskesmas yang tersebar sampai ke wilayah terkecil.
Untuk menjadikan basis maka diperlukan penguatan sumberdaya manusia di Puskesmas. Hal itu juga yang diupayakan oleh Satgas Covid-19 Jawa Tengah.
Selain itu, ada beberapa hal yang mengakibatkan belum maksimalnya tes di kabupaten/kota.
Antara lain reagen yang diberikan tidak kompatibel dengan alatnya.
Terkait ini, Ganjar sudah meminta Dinas Kesehatan dan Satgas Covid-19 untuk mencari alat yang kompatibel secepatnya.
"Ada banyak, yang alat habis pakai bermasalah."
"Kemarin ada bantuan ternyata tidak kompatibel. Sekarang mesti fitting, sehingga ada bantuan peralatan habis pakai itu kira-kira ini pas atau tidak dengan mesinnya," imbuhnya.