Berita Banyumas
Dibangun Sejak Zaman Perang Kemerdekaan, Madrasah di Banyumas Ini Akhirnya Tersentuh Bantuan
Dibangun Sejak Zaman Perang Kemerdekaan, Madrasah di Banyumas Ini Akhirnya Tersentuh Bantuan pembangunan
Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Madrasah Diniyah Miftahul Huda di Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, sudah mulai dibangun sejak perang kemerdekaan Republik Indonesia (RI), pada 1945.
Madrasah diniyah itu, kondisinya tengah memprihatinkan. Pondasi bangunan dan tembok rusak karena pergeseran tanah.
Kini, Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul akhirnya tersentuh bantuan pembangunan.
• Pilkada Kabupaten Purbalingga, PAN Usung Calon Petahana, Mugo: Karena Kami Telah Ditinggal Lainnya
• Adik Ipar Ganjar Tantang Petahana dalam Pilbup Purbalingga, PKB Berikan Rekomenadsi Paslon Oji-Jeni
• Partai Gerindra dan PKS Bentuk Koalisi Baru di Pilkada Purbalingga, Usung Paslon Fidloh-Adi Yuwono
• Siswa SD di Blora Trauma Berat Akibat Dicabuli Ayah Kandungnya Selama 2 Tahun
Di tengah pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) masih aktif membantu rehabilitasi lembaga pendidikan. Lembaga keagamaan semisal Madrasah Diniyah pun tak luput dari perhatian.
Di Banyumas, BI tahun ini menyalurkan bantuan ke sejumlah lembaga pendidikan, termasuk Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul, yang sempat rusak karena gerakan tanah pada awal kemarau lalu.
Manajer Unit Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Kunto Hari Wibowo mengatakan, bantuan material untuk madrasah itu adalah bagian dari komitmen BI untuk pengembangan pendidikan masyarakat
Baik itu sekolah formal maupun pendidikan non-formal.
Bantuan itu diharapkan menjadi stimulus agar masyarakat terus mengembangkan lembaga pendidikannya.
“Ini komitmen Bank Indonesia untuk turut mengembangkan lembaga pendidikan,” katanya, Selasa (4/8/2020)
Selama ini, menurut dia, Bank Indonesia memiliki Program Sosial Bank Sosial Indonesia (PSBI) yang merupakan corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia untuk dunia pendidikan.
Selain pembangunan fisik, Bank Indonesia juga menyasar pengembangan pendidikan nonfisik, semisal, pengembangan kapasitas, keterampilan, IT, pengembangan ekonomi dan UMKM, dan lainnya.
Kunto Hari Wibowo mengatakan, Bank Indonesia juga mendukung kemandirian ekonomi di lembaga pendidikan.
Misalnya melalui pengembangan pertanian, peternakan, keterampilan, hingga pengolahan sampah menjadi barang bernilai.
Kemandirian ekonomi itu penting agar lembaga pendidikan lebih berdaya dan produktif.
Nyatanya, kebanyakan lembaga pendidikan sampai saat ini masih mengandalkan iuran siswa atau santri serta bantuan pihak lain untuk mencukupi kebutuhannya.
Konsep kemandirian yang diterapkan masing-masing lembaga pendidikan akan berbeda sesuai potensi dan kondisi lembaga pendidikan tersebut.
Ada yang berpotensi mengembangkan pertanian, peternakan, pengelolaan sampah, kewirausahaan, UMKM atau keterampilan lainnya.
“Seperti Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus, di Kedungreja itu pengembangan pertanian, dan peternakan,” katanya
Ketua Pengurus Madrasah Diniyah Miftahul Huda, Muhamad Ridlo bersyukur atas bantuan yang telah diberikan oleh Bank Indonesia.
Bantuan berupa material itu dimanfaatkan untuk rehabilitasi tembok, pondasi, dan tembok yang rusak akibat pergeseran tanah.
Rehabilitasi madrasah yang memiliki sekitar 100 santri ini juga didukung swadaya masyarakat.
Ridlo mengungkapkan, Madrasah Diniyah Miftahul Huda didirikan pada masa kemerdekaan sekitar 1945, lalu mendapatkan izin Departemen Agama pada 1959.
"Bangunan juga sudah tua. Terakhir kali dibangun pada 1994,” katanya. (*)
• Resmi! Paslon ARTYS Kantongi Rekomendasi PKB dan PDIP dalam Kontestasi Pilkada Blora 2020
• Resmi, DKPP Nyatakan Bawaslu Purbalingga Tak Profesional Tangani Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN
• Update Virus Corona Indonesia: Penderita Covid-19 Tembus 115.056 Kasus
• Begini Syarat Penerapan New Normal Menurut WHO dan Bappenas, Daerah Mana Sudah Siap?