Berita Jateng
Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, Suhu Terendah di Wonosobo, Tertinggi di Semarang
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dan prakiraan cuaca di Jawa Tengah (Jateng)
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS.COM, Wonosobo - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dan prakiraan cuaca di Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu (1/8/2020) hari ini.
Dari keterangan Forecaster BMKG Kelas II Ahmad Yani Semarang Winda Ratri, langit pada umumnya diprakirakan cerah-berawan.
Laman resmi prakiraan cuaca juga memprakirakan bahwa hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah berpotensi cerah, lainnya cerah berawan dan berawan.
Suhu udara di seluruh wilayah mulai dari 18 dan mencapai 34 derajat Celcius.
• Cara Sederhana Membuat Anak Gemar Membaca Buku
• Evakuasi Kecelakaan Bus Rem Blong di Kertek Wonosobo Dramatis, Penumpang Menumpuk di Depan
• Kesenjangan Gaji Ronaldo dan Temannya di Juve Disebut Sebabkan Suasana Ruang Ganti Memanas
• 260 Orang Anak Positif Covid-19 Seusai Ikuti Kegiatan Berkemah
Suhu udara terendah berada di wilayah Banjarnegara dan Wonosobo yang bisa mencapai 18 derajat Celcius.
Sedangkan suhu udara tertinggi berada di wilayah Demak dan Semarang yang bisa mencapai 34 derajat Celcius.
Kelembapan udara di seluruh wilayah berkisar antara 40 hingga 95 persen.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi.
“Peringatan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah (4.0 - 6.0 m),” tulis BMKG.
Perlu diketahui, wilayah Jawa Tengah sendiri sudah memasuki masa musim kemarau pada Mei 2020 lalu.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa menjelang dan pada puncak musim kemarau, langit pada umumnya cerah atau hampir tidak ada awan pada sepanjang hari.
Kondisi tersebut menyebabkan energi matahari tidak banyak mengalami halangan untuk masuk permukaan bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi terasa lebih hangat.
“Beberapa hari belakangan (langit) hampir tidak ada awan, clear.
Ketika tidak ada perawanan, energi masuk tanpa menghalangi sehingga udara terasa panas dan kering,” ungkapnya ketika dihubungi Tribunbanyumas.com, Minggu (26/7/2020) lalu.
Sedangkan, lanjutnya, pada malam hari energi yang diserap akan dilepaskan kembali langit dan bisa berlangsung lebih maksimal karena langit yang cerah.
Dengan begitu udara menjadi terasa lebih dingin dibanding musim sebelumnya.
“Pelepasan energi matahari yang terserap oleh bumi pada malam hingga dini harinya tidak terhalangi awan, itulah kenapa udara menjadi dingin,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan mengapa saat mendung atau langit berawan tebal suhu udara justru terasa lebih hangat.
• Seorang Dokter Mengaku Melakukan 50 Kali Tindakan Pembunuhan, Jasad Korbannya Diberikan ke Buaya
• Satu Pasien Covid-19 di Kramat Tegal Meninggal Dunia, Ditemukan 26 Orang Kontak Erat
• Empat Ekor Kambing Gagal Disembelih Karena Dicuri saat Diikat di Halaman Masjid
• Head to Head Arsenal vs Chelsea di Final Piala FA, Begini Tanggapan Mikel Arteta
“Energi matahari saat dilepaskan bumi ada yang terhalangi awan kemudian ada yang memantul kembali ke bawah.
Efek saling memantul itu yang bikin udara lebih panas dan gerah.
Energi matahari ketika melewati sesuatu sebenarnya ada yang diserap dan ada yang dipantulkan kembali,” pungkasnya.
Bagi Anda yang akan beraktivitas di wilayah Jateng, harap gunakan peralatan yang sesuai dengan cuaca yang diprakirakan di atas.
Seluruh informasi prakiraan cuaca ini berdasarkan data dari sumber resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (tribunjateng/rez)