Berita Feature

Kisah Bocah Penjual Cilok di Sukoharjo, Sebagian Hasil Buat Beli Kuota Internet, Ingin Jadi Tentara

Anak kedua dari pasutri, Iskandar (40) dan Widaningsih (38) itu keliling mengendarai gerobak roda tiga menjajakan cilok sejak November 2019.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI
Dzawin Jazilin (12) sedang melayani pembeli cilok yang merupakan barang dagangannya, di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2020). 

Uang hasil jualan yang berikan ibunya, digunakan Dzawin untuk jajan dan membeli paket data.

Mengingat di tengah pandemi ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring.

Setiap harinya mulai Senin hingga Jumat, Dzawin membeli pulsa sebesar Rp 7.000 hingga Rp 11 ribu.

Pulsa itu digunakannya untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.

Dzawin Jazilin (12) sedang melayani pembeli cilok yang merupakan barang dagangannya, di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2020).
Dzawin Jazilin (12) sedang melayani pembeli cilok yang merupakan barang dagangannya, di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2020). (TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI)

Rokok Ilegal Senilai Rp 3,7 Miliar Dimusnahkan, Hasil Penyitaan Sebelum Masuk Tegal

Pemohon Akad Nikah Mulai Meningkat di Batang, KUA: Tetap Ada Batasan yang Wajib Dipatuhi

Guru dan Dosen Kini Dapat Jatah Cuti Tahunan, Dosen Unsoed Purwokerto: Kebijakan Sudah Diterapkan

"Kemarin dikasih handphone sama guru buat belajar," jelasnya.

Sebelumnya, Dzawin memanfaatkan handphone milik orangtuannya untuk mengikuti pembelajaran secara daring.

Sepulang jualan cilok keliling, dirinya memanfaatkan waktu untuk bermain sepak bola bersama teman sebayanya pada sore harinya.

Bocah berusia 12 tahun itu bercita-cita menjadi petugas pemadam kebakaran atau anggota TNI ketika dewasa nanti.

"Ya ingin membantu orang," ungkapnya.

Widaningsih (38) menceritakan, semula anak keduanya itu jualan cilok saat kakaknya sakit dan dirawat di rumah sakit.

"Saat itu kakaknya sakit, saya nunggu di rumah sakit."

"Dagangannya kan masih banyak, jadi dibantu jualan," ucapnya.

Dirinya mendapatkan uang hasil penjualan cilok rata-rata Rp 100 ribu per hari.

Lantaran barang dagangan itu bukan miliknya, dirinya mendapatkan imbalan sebesar 40 persen dari hasil penjualan cilok.

Uang hasil penjualan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membayar biaya indekos, makan, dan kebutuhan anak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved