Berita Viral

Duduk Perkara Bantuan Kinem di Boyolali, Dibelikan Sapi hingga Suami Mengaku Tak Terima Uang

Duduk Perkara Bantuan untuk Kinem si penderita kanker di Boyolali, Dibelikan Sapi hingga Suami Mengaku Tak Terima Uang

KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Nursam, suami Kinem (kanan, baju cokelat) bersama petugas kesehatan Puskesmas dan perangkat Desa Gunungsari, Wonosamudro, Boyolali, Jateng, Sabtu (18/7/2020). Nursam meminta maaf atas pernyataannya, ia mengaku sebenarnya telah menerima banyak bantuan, dan telah habis untuk membeli sapi, sepeda motor, dan keperluan lainnya. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BOYOLALI - Silang sengkarut soal bantuan untuk Kinem, seorang perempuan penderita kanker di Boyolali mulai terurai.

Suami Kinem, Nursam beberapa kali mengklarifikasi pernytaannya.

Hingga terakhir, Nursam mengakui telah menerima banyak bantuan berupa uang puluhan juta rupiah, yang sebagian telah ia habiskan untuk membeli sapi, sepeda motor, dan kebutuhan lainnya.

Tak hanya bantuan uang, Nursam akhirnya mengakui juga tak jarang menerima bantuan berupa barang dan kebutuhan pokok sehari-hari.

Penderita Kanker di Boyolali Hanya Dapat Rp 7 Juta Meski Foto Kertas Bantuan Tertulis Rp 65 Juta

Siapa Sosok Sultan Jember? Tipu Ashanty hingga Kibuli PMI Uang Sumbangan Belasan Miliar Rupiah

Polisi Tangkap Komplotan Copet Lintas Negara, Polisi: Tiap Akhir Pekan Meraka Beraksi di Malaysia

Satpol PP Ungkap Alasan 2 ASN Banjarnegara Ngamar di Losmen saat Jam Kerja: Katanya Konsultasi

Sebelumnya, Nursam sempat mengakui selama istrinya sakit beberapa donatur pernah menemuinya dan menjanjikan untuk memberi bantuan.

Namun, bantuan itu tidak pernah dia dapatkan.

"Itu tidak benar. Saya sudah menerima bantuan berwujud uang ataupun barang," kata Nursam ditemui di rumahnya Gilirejo RT 002, RW 005, Desa Gunungsari, Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (18/7/2020).

Nursam juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan relawan serta para pemberi bantuan atas pernyataannya.

Sejak pemberitaan itu banyak warga, relawan pemberi bantuan mendatangi rumahnya.

Mereka merasa telah dirugikan dengan pernyataannya.

"Para donatur, relawan saya mohon maaf atas kesalahan saya," ucap dia.

Dari pengakuan Nursam, dirinya sudah menerima bantuan dari relawan dan donatur untuk biaya pengobatan istrinya sekitar Rp50 juta.

Uang bantuan tersebut dia gunakan untuk keperluan sehari-hari, membeli sepeda motor, dan dua sapi.

"Pertimbangannya nanti seandainya istri saya sembuh kan buat kebutuhan sehari-harinya, buat anak sekolah, buat lain-lain," tuturnya.

"Uangnya sudah saya belanjakan semua. Seingat saya sekitar Rp50 juta ada."

"Buat keperluan sehari-hari, beli sapi dua ekor. Sapi sudah dijual," sambung dia.

Di sisi lain, istri Nursam juga menderita kanker sejak 2009 dan membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Akibat penyakit itu, lidah Kinem terjulur keluar, gigi rontok, dan terdapat benjolan besar yang menggantung di bawah mulut.

Nursam mengaku, sudah berulangkali mengupayakan kesembuhan istrinya tersebut.

Terakhir, kata dia, sekitar dua tahun lalu Kinem dirawat selama 14 hari di RS Moewardi Solo.

Namun selama itu, tidak ada tindakan medis yang diambil.

"Hanya tiduran di kamar, tidak jadi dioperasi karena kondisi drop," ungkapnya.

Sudah lama

Petugas Puskesmas Wonosamudro sekaligus perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Sujatmoko mengatakan, sebenarnya kasus ini sudah lama dan beberapa kali viral di media sosial.

"Pertama saya menemukan kasus Mbak Kinem itu sekitar tahun 2009."

"Itu Mbak Kinem dalam keadaan hamil. Dengan kondisi ini kami dan teman-teman berusaha support dan ada sedikit bantuan waktu berupa susu."

"Dari teman-teman donasi kumpulkan untuk beli sembako," terang dia.

Kemudian pada tahun 2019, ungkap Sujatmoko, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah turun secara langsung untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami Kinem.

Karena saat itu yang menderita kanker mengandung anak ketiga.

Bahkan, pihaknya sudah menyarankan agar Kinem melakukan sterilisasi mengingat kondisinya yang menderita kanker.

"Dari waktu itu Mbak Kinem hamil anak ketiga kayaknya, kami menyarankan untuk steril saja melihat kondisi Mbak Kinem seperti itu."

"Dia kita antar ke rumah sakit untuk bisa bersalin, tapi beliaunya menolak yang di Salatiga," ungkapnya.

"Kemudian viral lagi. Dari Dinas Provinsi minta kita sebenarnya susah dibantu apa saja dari kita gitu."

"Kita sudah memberikan jaminan anak untuk sekolah, KIP, KIS. Usaha dari desa juga membantu sehingga sudah dapat fasilitas dari BPJS juga," kata dia.

Terkait sakitnya itu, terangnya, Kinem sanggup untuk dioperasi.

Pihaknya bahkan memberikan bantuan dengan mengantar Kinem ke rumah sakit daerah di Boyolali.

"Kami antarkan (mbak Kinem) di sana dicek seluruh kondisinya, baik di laboratorium, fisiknya dan di Boyolali tidak memungkinkan."

"Sehingga dirujuk ke rumah sakit di Solo," tandasnya.

Menurut dia, Kinem sempat diperiksa terkait dengan kondisi penyakitnya di rumah sakit tersebut.

Setelah itu, Kinem kembali diantar pulang untuk menunggu jadwal operasi.

"Kita antar juga ke Solo. Bahkan kondisi Mbak Kinem drop."

"Sehingga dari keluarga, suami Mbak Kinem untuk pulang paksa menolak tindakan operasi," ujarnya.

Saat ini, pihaknya mengaku hanya bisa memantau kondisi kesehatan Kinem.

"Karena ini sudah di luar batas wewenang kita, ya kita memantau secara fisik saja."

"Untuk dalam pengobatan penyembuhan dengan kondisi seperti ini tidak mungkin buat kami."

"Sepertinya kesimpulan yang terakhir dari rumah sakot di Solo tidak berani angkat penyakitnya. Karena sudah berisiko," ucapnya.

Kaur Kesra Perangkat Desa Gunungsari, Wonosamudro Trijatmiko mengatakan, selama ini keluarga Nursam sudah terdaftar dalam penerima bantuan dari pemerintah.

Di antaaranya bantuan berupa PKH, non tunai, KIS dan KIP.

"Bantuan sosial ada. Sudah banyak. Seperti bantuan PKH, non tunai ada, KIS dan KIP ada. Secara keseluruhan sudah diperhatikan," kata dia.

Dia mengaku prihatin dengan pernyataan yang disampaikan Nursam di media yang mengatakan hanya menerima kertas bantuan dan bantuan tidak terima.

"Tadi sudah ditanyakan sendiri ternyata Bapak Nursam sudah menerimanya (bantuan)."

"Bahkan bikin beli sapi, motor dan yang lainnya."

"Ternyata kemarin itu sangat disayangkan apa yang disampaikan itu bisa menimbulkan fitnah."

"Sudah banyak bantuan yang diberikan berwujud sembako, uang," kata Trijatmiko.

Mengaku tak menerima bantuan secara utuh

Sebelumnya diberitakan, nasib penderita kanker di Boyolali semakin tragis saat puluhan juta bantuan yang diterimanya hanya sebagian kecil yang cair.

Sebagai penderita kanker dia sering diminta berfoto sembari memegang kertas bertulis nominal bantuan.

Meski demikian ternyata hingga saat ini baru sedikit yang sudah cair.

Padahal seingatnya ia sudah tiga kali difoto dengan kertas bantuan dengan nominal berbeda.

Ada yang Rp10 juta, Rp25 juta, hingga Rp30 juta.

Namun dari keterangan suaminya baru Rp7 juta yang cair.

Kisah sedih itu menimpa Kinem, ibu penderita kanker yang tinggal di Kecamatan Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah, mengaku telah didatangi sejumlah donatur.

Di dalam hati Kinem sempat tebersit harapan ketika dirinya diminta untuk berfoto sambil memegang kertas bertuliskan bantuan uang senilai puluhan juta rupiah.

"Saya dan istri hanya diminta pegang kertas yang ada tulisan nominal uangnya, lalu di foto-foto. Tetapi, uang tidak pernah saya terima," kata Nursam, suami Kinem.

Meskipun hanya diberi janji palsu, Nursam mengaku tak sakit hati.

Dirinya pun berharap suatu saat akan ada bantuan yang benar-benar bisa membantu pengobatan istrinya.

"Tidak apa-apa, saya hanya berdoa agar istri segera sembuh. Bantuan yang tak sampai itu cukup banyak, ada yang Rp10 juta, Rp30 juta, Rp25 juta."

"Saya tidak terima uangnya, hanya kertas yang masih tersimpan," kata Nursam.

Namun demikian, untuk bantuan senilai Rp30 juta, Nursam mengaku telah ditransfer sebesar Rp7 juta.

"Ini saya nerima Rp7 juta. Ditransfer lewat rekening saya," kata Nursam sambil menunjukkan kertas donasi dari Kitabisa.com

Pernyataan ini mengklarifikasi berita sebelumnya yang ditulis Nursam tidak menerima sama sekali sepeser pun bantuan dari Kitabisa.com.

Menderita kanker 11 tahun Nursam menceritakan, istrinya menderita kanker di dagu sejak 2009.

Akibat terserang kanker, muncul benjolan besar di bagian bawah mulut.

Kondisi tersebut membuat Kinem susah untuk berbicara dan makan karena lidahnya terjulur keluar.

Tak hanya itu, kanker telah membuat giginya rontok.

"Untuk makan dan berbicara susah," jelas Kinem saat ditemui di rumahnya, Dusun Gilirejo, Desa Gunungsari, Jumat (17/7/2020). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Duduk Perkara Bantuan untuk Kinem, Ibu 5 Anak Penderita Kanker Lidah, Ini Pernyataan Suami

Adik Ipar Ganjar Tantang Petahana dalam Pilbup Purbalingga, PKB Berikan Rekomenadsi Paslon Oji-Jeni

Polisi Usut Kasus Pencurian Mayat di Kuburan, Jenazah T di TPU Karang Bahagia Bekasi Hilang

Pengakuan Purnomo, Dapat Tawaran Jabatan Alternatif dari Jokowi Jelang Pengumuman Rekomendasi PDIP

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved