Berita Purbalingga
Jalan Longsor, Warga Desa Gunung Wuled Purbalingga Harus Memutari Dua Desa Ketika Akan Ke Balai Desa
Bertahun-tahun warga Dusun Bawahan Desa Gunung Wuled harus mengelilingi dua desa tetangga jika akan menuju ke balai desa setempat.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Bertahun-tahun warga Dusun Bawahan Desa Gunung Wuled harus mengelilingi dua desa tetangga jika akan menuju ke balai desa setempat.
Hal ini dikarenakan jalur menuju balai desa tepatanya penghubung Dusun Bawahan dan Karangnangka terputus akibat bukit di jalur tersebut longsor.
Bahkan kondisi jalur penghubung dusun Bawahan dan Karangnangka saat ini dipenuhi rerumputan.
Jika akan menuju balai desa warga harus harus berputar melewati desa Tanalum dan Losari untuk menuju balai desa setempat.
• Pengunjung Asal Zona Merah Covid-19, Diminta Tidak Kunjungi Grojogan Sewu
• Harga Daging Ayam Broiler di Kota Tegal Masih Tinggi
• Alhamdulillah, Seluruh Pasien Reaktif Corona di Banjarnegara Dinyatakan Negatif Covid-19
• Persoalan Aset, Puluhan Personel TNI Geruduk Kantor Wali Kota Magelang, Langsung Pasangi Plang
"Jalur tersebut terputus sejak tahun 2013."
"Warga masyarakat yang hendak menuju balai desa memutar melewati Desa Tanalum dan Losari untuk menuju Balai Desa Gunung Wuled, "ujar warga Dusun Bawahan Dirin Prayoga , Sabtu (4/7/2020).
Menurut dia, sebelum terputus warga yang hendak menuju balai desa melewati Dusun Karangnangka hanya menempuh jarak 2,5 kilometer.
Setelah jalur terputus warga harus menempuh jarak 4 kilometer melewati dua desa tersebut.
"Siswa dari Dusun Bawahan yang hendak berangkat sekolah ke SMP 6 Gunung Wuled harus berangkat pagi," tuturnya.
Tidak hanya Dusun Bawahan saja, kata dia, siswa di Dusun Panyatan juga harus menempuh jarak yang jauh jika sekolah di SMP itu.
Siswa tersebut harus melewati dua desa.
"Kalau ada jalan tembus cuma memerlukan waktu paling lama sepuluh menit," tutur dia.
Selain itu, Dirin mengatakan dusun Bawahan terdapat banyak tempat wisata.
Namun wistawan yang akan datang kesulitan karena harus melewati dua desa.
"Harusnya bisa ditempuh 5- 10 menit, namun saat ini butuh waktu setengah jam, " kata dia.
Menurut dia, jalur yang terputus tersebut bisa dikatakan jalur penghubung antar desa.
Selain itu jalur itu juga digunakan untuk jalur alternatif Purbalingga-Banjarnegara.
" Saat dulu jembatan di Desa Losari diperbaiki harus berputar."
"Apabila ada jalannya (Bawahan-Karangnangka) tidak perlu berputar, " tutur dia.
Dirin mengatakan dusun Bawahan terdapat banyak tempat wisata.
Namun wistawan yang akan datang kesulitan karena harus melewati dua desa.
Dikatakannya, Jalur tersebut sudah dua kali tertimbun longsor.
Awalnya jalur tersebut pernah dibenahi masyarakat secara swadya.
Selain itu perbaikan juga dilakukan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Pedesaan.
"Pemerintah yang datang ke sini baru BPBD," ujarnya.
Ia berharap pemerintah dapat membuka kembali jalur tersebut atau membuat jalan tembus.
Hal ini bertujuan agar aktivitas masyarakat di dusunnya tidak terganggu.
"Kalau mau ke balai desa tidak perlu memutar lagi. Adanya jalan tembus bisa menghemat waktu," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Gunung Wuled, Nashirudin Latif menuturkan jalur dusun Bawahan ke Dusun Karangnangka merupakan jalan desa.
Jalur tersebut belum dibuka kembali karena tanah di tebing itu masih bergerak.
"Jalan dulu pernah dikerjakan tapi longsor jadinya dibiarkan," ujarnya.
• Persoalan Aset, Puluhan Personel TNI Geruduk Kantor Wali Kota Magelang, Langsung Pasangi Plang
• Jokowi: Kita Punya Peluang Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi, tapi . . .
• Entah Bagaimana Meski Sehat Suroto Tiduran hingga 10 Tahun, Tak Mau Bangun Sejak Erupsi Merapi 2010
• Nenek 74 Tahun Gasak Rp250 Juta, Modus Janjikan Korban Lolos Tes CPNS, Isi Hari Tua di Penjara
Karena tidak layak, kata dia, pemerintah desa membuatkan jalur alternatif baru dari dusun satu ke dusun Bawahan tanpa melewati dusun Karangangka. Jalur tersebut dibuat secara swadaya.
" Jalur itu masih jalan tanah. Jalur itu melewati tanah warga yang dihibahkan. Pengerjaan jalan dilakukan secara swadaya masyarakat," kata dia.
Ia mengatakan pemerintah desa juga keberatan untuk melakukan peningkatan dari jalan tanah menjadi jalan aspal.
Pihaknya mengusulkan peningkatan jalur baru ke Kodim 0702/Purbalingga agar dikerjakan melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) tahun depan.
Caption
1.Masyarakat berjalan di jalur penghubung antar Dusun Bawahan Ke Karangnangka. Jalur itu terkena longsor dan dipenuhi rumput.
2.Kondisi jalur penghubung antar Dusun Bawahan Ke Karangnangka yang tertimbun longsor.