Berita Internasional

Hadiah Rp 142 Miliar Disiapkan, Bagi Pemburu dan Penangkap Pemimpin Baru ISIS

Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawli diidentifikasi sebagai "khalifah" pengganti Abu Bakar al-Baghdadi yang tewas pada Oktober 2019.

Editor: deni setiawan
AFP PHOTO/US State Departments Counter-Terrorism Rewards Program/HO
Foto yang dirilis pada 21 Januari 2020, diambil oleh Program Hadiah Kontra-Terorisme Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, memperlihatkan Amir Mohammad Abdul Rahman al-Mawli al-Salbi, sosok yang dididentifikasi sebagai pemimpin kelompok Negara Islam irak dan Suriah (ISIS) yang baru. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WASHINGTON DC - Hadiah uang tunai hingga 10 juta Dollar atau setara sekira Rp 142 miliar disiapkan pihak Amerika Serikat.

Hadiah itu diberikan untuk siapapun yang bisa memburu dan menangkap pemimpin ISIS yang baru.

Amir Mohammed Abdul Rahman al-Mawli diidentifikasi sebagai "khalifah" pengganti Abu Bakar al-Baghdadi yang tewas pada Oktober 2019.

Asli atau Palsu? Begini Cara Mudah Mengecek Keaslian STNK Saat Beli Kendaraan Bekas

Tinggal Empat Pasien Positif Covid-19 di Banjarnegara, Satu Warga Batur Sembuh dan Sudah Pulang

Bendera PDIP Dibakar Peserta Aksi Demo di Jakarta, Ganjar Pranowo: Kader Jangan Sampai Terprovokasi

Kapolsek di Rembang Meninggal Karena Terpapar Covid-19, Kapolda Jateng: Dia Punya Sakit Bawaan

Sebelum dia dinyatakan sebagai pemimpin baru ISIS, AS sudah menawarkan uang 5 juta dollar AS (Rp 71 miliar) untuk menangkapnya.

Setelah dia ditetapkan sebagai pengganti Baghdadi, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menggandakan hadiah uang menjadi 10 juta dollar AS.

Lahir pada 1976, al-Mawli merupakan cendekiawan yang mendukung persekusi terhadap minoritas Yazidi, dimana PBB mengecamnya sebagai genosida.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (25/6/2020), kelompok teroris itu membunuh ribuan Yazidi karena menerapkan agama kuno yang disebut dengan Yazidisme.

Ribuan perempuan lainnya kemudian diculik dan dipaksa menjadi budak, maupun budak seks, oleh kelompok yang dinyatakan kalah pada Maret 2019 itu.

Al-Mawli lahir di Mosul, irak, dan berasal dari keluarga Turki.

Membuatnya menjadi segelintir orang non-Arab yang bisa menjadi petinggi ISIS.

Di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi, kelompok tersebut sempat mendeklarasikan "kekhalifahan" pada 2014.

Lalu menguasai sebagian Irak dan Suriah.

Benteng kelompok itu dirobohkan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF), aliansi Kurdi dan Arab, yang mendapat sokongan dari AS.

Meski secara teritori dinyatakan kalah, simpatisan kelompok itu masih melancarkan serangan mematikan di seluruh dunia.

Utamanya di wilayah Afghanistan dan Afrika Barat. (*)

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved