Teror Virus Corona
Virus Corona Membuat Limbah Masker Mengotori Laut
Konservasionis telah memperingatkan bahwa pandemi virus corona dapat memicu lonjakan polusi laut.
"Dengan masa hidup 450 tahun, masker ini adalah bom waktu ekologis karena konsekuensi lingkungannya yang abadi bagi planet kita," tulisnya dalam surat kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Awal tahun ini, organisasi yang bermarkas di Hong Kong OceansAsia mulai menyuarakan keprihatinan yang sama setelah penemuan lusinan masker sekali pakai di pulau tak berpenghuni, Soko.
• Isi Curhatan Kepala Puskesmas yang Membuat Dirinya Justru Dicopot dari Jabatannya Oleh Bupati
• Dikejar Harimau Sumatera, Lima Warga Panjat Pohon dan Tertahan di Atas Berjam-jam
• Baru Dibuka, Wisatawan Ditemukan Tewas di Pantai Bali
• Foto Didi Riyadi Berada di Sisi Ayu Ting Ting Saat Momen Ulang Tahun Banjir Doa Dari Warga Net
"Di pantai yang panjangnya sekitar 100 meter, kami menemukan 70 masker dan itu sebuah pulau tak berpenghuni di antah berantah," kata Gary Stokes dari OceansAsia.
Penasaran melihat sejauh mana perjalanan masker itu, ia mulai memeriksa pantai-pantai terdekat lainnya dan menemukan masker di mana-mana.
Menurutnya, sejak masyarakat mulai memakai masker, penyebab dan efeknya terlihat di pantai. Ia pun khawatir jika lumba-lumba di kawasan itu salah mengira masker itu sebagai makanan.
"Kami terus membersihkan mereka dan kami hanya menunggu necropsy ketika kami menemukan masker di dalam perutnya. Itu tak bisa dihindari," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Limbah Virus Corona: Lebih Banyak Masker daripada Ubur-ubur di Lautan",