Teror Virus Corona

Virus Corona Membuat Limbah Masker Mengotori Laut

Konservasionis telah memperingatkan bahwa pandemi virus corona dapat memicu lonjakan polusi laut.

Editor: Rival Almanaf
Kompas.com
Foto tertanggal 13 Mei 2020 menunjukkan Gary Stokes pendiri LSM lingkungan hidup Oceans Asia, memegang sampah masker sekali pakai yang berserakan di Discovery Bay di Pulau Lantu yang terpencil di Hong Kong. Selain berserakan di sepanjang garis pantai, beberapa sampah masker sekali pakai juga hanyut ke laut.(AFP/ANTHONY WALLACE) 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Konservasionis telah memperingatkan bahwa pandemi virus corona dapat memicu lonjakan polusi laut.

Pasalnya, masker dan sarung tangan dalam jumlah besar ditemukan mengambang seperti ubur-ubur tersebar di dasar laut.

Dikutip dari The Guardian, 8 Juni 2020, organisasi nirlaba Perancis Operation Mer Propre yang kegiatannya termasuk mengumpulkan sampah di sepanjang Cote d'Azur, mulai membunyikan alarm peringatan pada akhir bulan lalu.

Penyelam telah menemukan limbah sampah berupa lusinan sarung tangan lateks, masker, dan botol hand sanitizer di bawah ombak Laut Mediterania.

Pasar Pagi Kaliwungu Kendal Ditutup Sementara Hingga Selasa, Penyebabnya Sama Seperti di Gladak

Koalisi Hijau di Pilkada Purbalingga, PPP Tunggu Rekomendasi PKB Turun

Update Virus Corona di Banyumas Hari Ini Minggu 21 Juni 2020, Dua Mahasiswa Positif Covid-19

Jasad Bayi Dibuang di Tepi Sungai, Bau Busuk Tercium Hingga Perkampungan Warga di Cianjur

Limbah tersebut mengambang bersama gelas-gelas sekali pakai dan kaleng alumunium.

Joffrey Peltier dari organisasi itu mengatakan, jumlah masker dan sarung tangan yang ditemukan jauh dari luar biasa.

Namun, dia khawatir penemuan itu mengisyaratkan adanya jenis polusi baru yang diperkirakan akan ada di mana-mana setelah jutaan orang di seluruh dunia beralih ke plastik sekali pakai untuk mencegah penyebaran virus corona.

"Ini janji polusi yang akan datang jika tak ada yang dilakukan," kata Peltier.

Organisasi itu pun mendorong warga untuk menggunakan masker yang bisa digunakan kembali dan mengganti sarung tangan dengan sesering mungkin mencuci tangan.

"Dengan semua alternatif, plastik bukanlah solusi untuk melindungi kita dari Covid-19. Itu pesannya," jelas dia.

Sebelum adanya pandemi, para aktivis lingkungan telah memperingatkan ancaman terhadap lautan dan kehidupan di dalamnya dengan melonjaknya polusi plastik.

Menurut perkiraan PBB 2018, sebanyak 13 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahun.

Sementara Laut Mediterania harus menerima 570.000 ton aliran plastik setiap tahunnya atau sama dengan membuang 33.800 botol plastik setiap menit ke laut.

Angka-angka itu berisiko tumbuh secara substansial karena negara-negara di seluruh dunia menghadapi pandemi virus corona.

Seorang politisi Perancis mengatakan, masker sering mengandung plastik seperti polypropylene.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved