Berita Pendidikan
Ganjar Cium Modus Palsukan KK di PPDB Online, Banyak Juga Orangtua Titip Anak Masuk Sekolah Favorit
Menurut Gubernur Ganjar, seharusnya orangtua mengajarkan anaknya sikap integritas dan kejujuran dalam mengikuti proses pendaftaran sekolah.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Meskipun sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) sudah dilaksanakan dengan sistem daring atau online, kebiasaan 'titip-menitip' masih dilakukan oknum orangtua siswa.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (18/6/2020).
Menurutnya, sudah banyak pihak yang melobi dirinya secara pribadi agar anak bersangkutan bisa diterima di sekolah favorit.
• Warga Blado Keracunan Ikan Tongkol, Dinsos Batang: Penyaluran BPNT Berikutnya Diganti Bandeng
• Anak Tenaga Kesehatan Bisa Langsung Diterima di Sekolah Negeri, PPDB SMA-SMK Dibuka Mulai 17 Juni
• Tak Cuma Disebar di Medsos, Foto Syur Mantan Pacar Juga Bercaption Open BO di Kebumen
• Kasus Positif Corona Melonjak, PKM Segera Diterapkan di Kendal, Sekda: Draf Sudah Siap
"Yang titip ke saya banyak, alasannya tetek dan bengek (macam-macam)."
"Jadi satu bagaimana caranya biar bisa masuk sekolah favorit," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (18/6/2020).
Pihaknya pun kembali menegaskan agar tidak ada praktik kolusi dalam proses PPDB online kali ini.
"Budaya yang sudah melekat menahun itu seharusnya ditinggalkan," tandasnya.
Ganjar menuturkan, seharusnya orangtua mengajarkan anaknya sikap integritas dan kejujuran dalam mengikuti proses pendaftaran sekolah.
"Jadi sebenarnya kami mengedukasi, enggak usah kolusi, ikuti saja aturan."
"Kalau caranya untuk masuk saja tidak betul, ya jadinya tidak baik," tandasnya.
Yang penting, kata dia, ajari anak-anak jujur, berikan mereka data yang benar, dan ajari berintegritas.
Awas Potensi Pemalsuan Kartu Keluarga
Di sisi lain, terkait sistem penerimaan, ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir saat mendaftar.
Sebab akses NIK yang semula hanya memiliki kuota 300 ribu per hari, sudah ditambah kapasitasnya menjadi 1 juta per hari.
Di sisi lain, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sempat menjadi polemik dalam PPDB beberapa tahun silam.
'Surat sakti' itu diyakini manjur dalam memudahkan calon siswa diterima di sekolah yang dituju atau favorit.
• 19 Warga Blado Batang Keracunan, Seusai Santap Ikan Tongkol Program BPNT, Ini Penjelasan Dinkes
• 74 Persen Warga Purbalingga Belum Lakukan Sensus Penduduk, BPS Bakal Minta Bantuan Ketua RT
• Pemuda Kober Ciptakan Mobil Listrik, Proposal Sempat Dicuekin Pemkab Banyumas, Begini Kisahnya
• RUPS Tahunan Bukopin Syariah: Tutup Buku 2019, Total Aset Jadi Rp 6,33 Triliun
Pada PPDB 2020 kali ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mencium gelagat adanya potensi pemalsuan Kartu Keluarga (KK).
Jurus ini dipakai orangtua agar anaknya bisa belajar di sekolah favorit.
Padahal, PPDB menggunakan sistem zonasi.
Yang mana, masyarakat di sekitar sekolah berada yang diprioritaskan.
"Dahulu ribut-ribut SKTM palsu. Kali ini kami curiga habis ini KK yang dipalsukan," kata Ganjar.
KK palsu yang dimaksud yakni penggunaan KK baru dengan memindahkan alamat ke dalam zona sekolah yang diincar.
Oleh karena itu, lanjutnya, ada persyaratan KK yang dipakai yakni minimal telah berlaku satu tahun.
Itu dimaksudkan untuk menghindari modus mendekati sekolah.
Namun, celah penyalahgunaan KK asli tapi palsu (aspal) masih dicurigai seiring dengan masih diberlakukannya sistem zonasi sekolah.
Dimana sistem ini otomatis akan membatasi wilayah pada kelurahan dan desa.
Oleh karena itu, sebagai antisipasi praktik kecurangan, pihaknya melakukan verifikasi.
Begitu juga calon siswa yang mengisi slot ikut pindah orangtua.
"Semuanya diverifikasi, syarat orangtua pindah, apakah anaknya ikut pindah betul atau tidak."
"Kami juga akan verifikasi. Itu memang seringkali tidak clear."
"Pindah beneran atau dipindah-pindahkan," tandasnya.
Sejumlah regulasi terkait mekanisme akan dijalankan ketat.
Desk penerimaan siswa baru, kata dia, juga siap melayani.
"Zonasi sekolah disiapkan semua di banyak sekolah agar tidak ada gap."
"Tapi orangtua masih punya image sekolah favorit," ujar Gubernur. (Mamduh Adi)
• Terminal Bulupitu Purwokerto Bakal Disulap Layaknya Bandara, Digarap Mulai Akhir Juni
• Tiba-tiba Arus Besar Datang, Dua Pemuda Warga Purbalingga Terjebak Saat Menjala Ikan
• Korban Ditemukan Syok, 3 Hari Dipaksa Layani Pelaku, Siswi SMP di Banyumas Ini 14 Kali Disetubuhi
• Pria Warga Somagede Banyumas Datang Sendiri ke Rumah Sakit, Hasil Swab Ternyata Positif Covid-19
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/ganjar-pranowo-ppdb-online-jateng.jpg)