New Normal Jateng
Jateng Belum Siap Masuk New Normal, Bagi Legislator Partai Gerindra Ini Penyebabnya
Jawa Tengah dinilai belum siap menghadapi kondisi new normal atau penerapan kebiasaan baru di setiap sendi kehidupan.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan menghadapi wabah virus corona (Covid-19) dinilai masih rendah.
Karena itu, Jawa Tengah dinilai belum siap menghadapi kondisi new normal atau penerapan kebiasaan baru di setiap sendi kehidupan.
Hal itu diungkapkan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto, Selasa (16/6/2020).
• Penumpang KA Lokal Tak Perlu Bawa Surat Sehat Covid-19, Misal di Stasiun Tegal untuk KA Kaligung
• Heboh Babi Hutan Aneh Milik Pak Bawor di Jatilawang Banyumas, Ini Penjelasan BKSDA
• 23 ASN Disdikbud Purbalingga Sudah Dikenai Sanksi, BKPP: Sebatas Pelanggaran Kode Etik
• Penderita Tumor itu Kini Miliki KTP Banjarnegara, Prihatini Sempat Terkatung-katung di Lampung
Itu diutarakan Yudi terkait kesiapan Jawa Tengah menyongsong new normal.
Kesadaran masyarakat rendah, kata dia, dipengaruhi lemahnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah, baik di provinsi maupun kabupaten/kota.
"Upaya pencegahan penularan menekankan kedisiplinan dan kesadaran masyarakat."
"Di sisi lain, kesadaran masyarakat rendah karena sosialisasi juga lemah," ucap legislator dari Fraksi Partai Gerindra ini kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (16/6/2020).
Kondisi tersebut, lanjutnya, ia temui saat melakukan pemantauan di sejumlah wilayah.
Menurutnya, sosialisasi memang telah dilakukan pemerintah provinsi, namun belum jelas tolok ukurnya.
Lalu, anggota Komisi E DPRD Jateng ini membandingkan dengan sosialisasi pemilu.
Dimana, ada ketentuan jelas, berapa baliho atau poster yang harus disediakan dan dipasang pemerintah.
Sebarannya pun juga benar-benar merata hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan/desa.
"Bentuk sosialisasi pada pencegahan Covid-19 ini tidak jelas."
"Memang sudah ada, tapi sangat minim dan tak ada tolok ukurnya," tegasnya.
Mestinya, kata dia, alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 bisa didetailkan untuk sosialisasi.