Teror Virus Corona

Ketika Para Pedagang Pilih Kabur dan Menghindari Rapid Test Massal, Padahal Gratis Tak Berbayar

Ketika Para Pedagang Pilih Kabur dan Menghindari Rapid Test Massal, Padahal Gratis Tak Berbayar

TRIBUN BANYUMAS/M NAFIUL HARIS
Ilustrasi rapid test massal - Para pedagang di Bengkalis, Riau, justru banyak yang memilih kabur saat petugas medis setempat menggelar rapid test. 

Dari laporan di lapangan, pada pelaksanaan kegiatan tersebut banyak pedagang yang tidak kooperatif. Para pedagang seperti ada rasa takut, banyak alasan, akhirnya para pedagang banyak yang memilih kabur

TRIBUNBANYUMAS.COM - Tak semua orang bersedia mengikuti rapid test atau swab test guna mendeteksi penyebaran virus corona (Covid-19).

Di Bengkalis, Provinsi Riau, contohnya. Pedagang memilih kabur ketika rapid test massal digelar.

Atau di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di mana petugas medis malah diusir ketika hendak menggelar rapid tes.

Diketahui, tim medis melakukan rapid test massal di lokasi pasar di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (11/6/2020).

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Video Kisah Pasangan yang Jalani Karantina Bersama di Purwokerto

Setelah Cekcok Rumah Tangga, Bapak dan 2 Anak Ditemukan Tewas, Balita Tenggelam dalam Drum

Perempuan Driver Ojol Meningga Kecelakaan karena Dijambret, Ternyata Juga Positif Covid-19

Namun, saat berjalannya rapid test, banyak pedagang yang kabur dengan berbagai alasan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliana Nazir, setelah mendapat laporan dari petugas medis di lapangan yang melakukan rapid test.

Mimi mengatakan, rapid test hari ini dilakukan disebuah pasar di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

"Hari ini di Kecamatan Mandau. Rencana besok di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Rapid test secara masif dengan target pemeriksaan 1.000 orang per hari," ucap Mimi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis.

Dari laporan di lapangan, kata Mimi, pada pelaksanaan kegiatan tersebut banyak pedagang yang tidak kooperatif.

"Para pedagang ada rasa takut, banyak alasan akhirnya kabur," sebut Mimi.

Dia mengatakan, sampai dengan sore hari, pemeriksaan sudah dilakukan terhadap 200 orang.

Rapid test gratis, pedagang diminta kooperatif

Mimi pun mengimbau agar masyarakat dengan kesadaran sendiri dapat bekerja sama mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19 di wilayah setempat.

"Sekarang pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarananya."

"Kita berharap masyarakat dengan penuh kesadaran dapat mendukung upaya yang dilakukan pemerintah," katanya.

"Apalagi pemeriksaan kesehatannya kan dibiayai pemerintah. Kalau memang hasil swabnya reaktif, itu semua di-cover pemerintah."

"Swab dan perawatan PDP (pasien dalam pengawasan) juga dibiayai pemerintah."

Sebagaimana diketahui, jumlah positif Covid-19 di Kabupaten Bengkalis sebanyak 14 kasus.

Rinciannya, dua pasien masih dirawat, 11 pasien sembuh dan dipulangkan, dan satu pasien meninggal dunia.

Kemudian, orang dalam pemantauan (ODP) 123 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) delapan orang.

Tenaga medis diusir dari pasar

Terpisah, petugas medis yang hendak melaksanakan rapid tes dan swab test terhadap para pedagang dan pengunjung pasar, ramai-ramai diusir warga dari Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Video pengusiran tenaga medis tersebut pun viral di media sosial (medsos).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor mengakui bahwa kejadian penolakan rapid test dan swab di Pasar Cileungsi adalah buntut dari kurangnya pemahaman pedagang tentang bahaya penularan virus Covid-19 dan arti penting tes.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, saat ini pihaknya akan memutuskan untuk melakukan sosialisasi yang lebih intensif dengan didukung fakta-fakta berapa jumlah pedagang dan keluarga yang tertular.

"Ini penting untuk dilakukan secara bersama sama agar soal pendataan seperti berapa yang meninggal akibat covid di pasar Cileungsi sebagai informasi yang harus dicermati oleh seluruh pedagang," ucap dia dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Menurut dia, pengusiran terhadap petugas medis saat itu terjadi karena pedagang merasakan kerugian secara ekonomi karena pasar ditutup dan sekarang pembeli cenderung berkurang.

"Fakta ini malah membuat pedagang jadi antipati terhadap upaya pemerintah untuk melakukan tes covid, karena khawatir akan memperpanjang kerugian mereka," ungkapnya.

Pada dasarnya , kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menurunkan uji rapid test dan swab gratis sebagai wujud rasa sayang dan peduli terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi, bukan berarti ingin membuat keresahan dan ketakutan terhadap pedagang kecil.

Jika tidak ingin pasar tersebut ditutup, maka penerapan protokol kesehatan di PSBB proporsional ini harus super ketat dan disiplin seperti memakai masker, mengatur alur masuk dan keluar, membatasi antara satu pedagang dengan lainnya serta menjaga kebersihan.

"Informasikan pula bahwa rapid test dan swab PCR itu biayanya sangat mahal," ujar dia ketika ditanya terkait tudingan kurangnya keseriusan Pemkab Bogor dalam mendata hasil uji Covid-19 rapid dan swab tes.

Syarifah menambahkan, agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai tujuan uji test Covid-19, maka kepala unit pasar harus bisa menjadi mediator antara aspirasi pedagang dengan pemerintah.

8 Jenderal Kuat Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfhi

Ada Tumor 8,5 Kg di Pankreas Warga Banjarnegara Ini, Tak Punya Biaya Berobat, Begini Nasibnya Kini

Kalah Gugatan di MA, Ruben Tak Lagi Berhak Pakai Nama Geprek Bensu, Begini Kronologinya

Dor! Anggota Polisi Bunuh Diri Depresi Terlilit Utang, Tembak Dagu Sendiri di Depan Adik

Termasuk laporkan jika ada orang-orang yang berusaha mempengaruhi dan memecah belah pedagang dengan tujuan menolak program pemerintah.

"Sosialisasikan, jelaskan dan komunikasikan agar pasar menyusun dan menerapkan SOP protokol kesehatan yang ketat."

"Kita tidak mengharapkan terjadinya second wave di sana dan ini yang memaksa pemerintah akan mengambil langkah penutupan paksa Pasar Cileungsi," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rapid Test Massal Digelar di Pasar, Banyak Pedagang Pilih Kabur 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved