Berita Wonosobo

Petani Buah Tin di Wonosobo Mendulang Berkah di Bulan Ramadan

Sebagian orang mungkin menganggap tanaman Tin hanya tumbuh di tanah Arab. Habitat tanaman yang disebut dalam Al Quran.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Pengunjung kebun Tin milik Heri Hermawan di Desa Kalimendong Wonosobo mencicipi buah Tin yang telah masak 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Sebagian orang mungkin menganggap tanaman Tin hanya tumbuh di tanah Arab.

Habitat tanaman yang disebut dalam Al Quran itu memang berada di dataran Timur Tengah atau Arfika.

Tetapi bukan berarti tanaman itu tak bisa ditumbuhkan di tempat lain.

Jarak Timur Tengah dengan Indonesia amat lah jauh.

Kondisi geografi, termasuk iklimnya pun sangat berbeda.

Tapi jangan heran, di bumi pertiwi ini, tanaman Tin ternyata bisa tumbuh subur.

Pusat Perbelanjaaan di Cilacap Ramai Diserbu Pengunjung, 34 Karyawan Jalani Rapid Test

Update Virus Corona Jateng Rabu (20/5/2020) Ada Perbedaan Data Pemerintah Pusat dan Pemprov

100 Orang Pengunjung dan Karyawan Mall Paragon Semarang Ikuti Swab Test Virus Corona

Perum Bulog Banyumas Siapkan 4.930 Ton Gabah Beras Demi Jaga Ketahanan Pangan Dimasa Pandemi

Heri Hermawan, pembudidaya Tin asal Desa Kalimendong Kecamatan Leksono Wonosobo berhasil membuktikannya.

Ratusan bibit tin tumbuh menghijau di kebun green house miliknya.

Ratusan jenis Tin dengan nama latin berbeda itu sebagianya telah berproduksi atau berbuah.

"Rata-rata yang membeli bibit penasaran, ternyata Tin bisa tumbuh baik di Indonesia,"katanya

Heri ternyata sudah beberapa tahun ini menekuni usaha pembibitan Tin.

Usahanya terus berkembang.

Ia bukan hanya membuat masyarakat pribumi terkesima karena kesuburan kebun Tinnya.

Warga Benua Afrika, Aljazair pun terpana dibuatnya.

Bagaimana tidak, di daerah berhawa sejuk itu, Tin bukan sekadar bisa bertahan hidup, namun mampu tumbuh maksimal.

Jika tidak ada yang istimewa, tidak mungkin Fateh, warga Aljazair rela jauh-jauh ke pelosok Wonosobo untuk melihat langsung kebun Tin milik Heri.

Bukan hanya berkunjung, ia ingin menggali ilmu dan pengalaman dari Heri yang sukses membudidayakan Tin.

Pertumbuhan Tin di Indonesia ternyata lebih bagus dari Tin yang dibudidayakan di negaranya.

Di Indonesia, jika dirawat dengan baik, dalam usia 4 bulan Tin sudah mampu berbuah.

Padahal, di Aljazair, usia Tin relatif lebih tua untuk bisa berbuah.

Selain perawatan, perbedaan musim di Indonesia dengan di Aljazair disebutnya ikut memengaruhi produktifitas tanaman.

"Katanya Indonesia itu serpihan surga,"kata Heri menirukan testimoni Fateh saat berkunjung ke kebunnya dulu

Di masa pendemi Covid 19, saat dunia usaha lesu karenanya, bisnis pertanian Heri rupanya tak ikut terpuruk.

Permintaan bibit tin dari berbagai daerah nyatanya masih tinggi. Bahkan di bulan Ramadan ini, permintaan itu cenderung meningkat.

Ia masih sibuk mengirim bibit ke berbagai daerah di Indonesia.

Andai saja tidak ada pandemi, Heri mengaku kemungkinan saat ini telah mengekspor bibit ke luar negeri.

Pasalnya, ia mengaku sudah menerima banyak permintaan bibit tin dari warga negara asing atau Timur Tengah.

Ini cukup mengejutkan memang. Timur Tengah yang menjadi habitat Tin, justru warganya ingin mengimpor bibit tanaman itu dari Indonesia.

Negeri Arab memang habitat Tin.

90 Orang Terjaring Razia Masker di Pertigaan Maos Cilacap, Gugus Tugas Covid-19 Beri Masker Gratis

Ketika Kayim-kayim di Banjarnegara Dilatih Mengurus Jenazah Covid-19

Tagar #UNNESNGENES Trending di Twitter, Begini Tanggapan Pihak Kampus

Polres Pekalongan Larang Takbir Keliling, Melanggar Begini Konsekuensinya

Tetapi belum tentu Tin yang dibudidayakan di sana lebih lengkap dari koleksi Tin di kebun Heri.

Wajar saja, Heri selama ini bukan hanya fokus membudidayakan dan menjual bibit Tin.

Ia pun giat mengoleksi ragam bibit Tin yang dikumpulkannya dari berbagai negara atau universitas di dunia yang mengembangkannya.

Hingga kini, ia memiliki ratusan jenis bibit Tin dengan nama latin berbeda.

Nama varian Tin bukan hanya merujuk negara asalnya, namun juga lembaga atau universitas yang mengembangkannnya.

Di antara varian Tin koleksinya meliputi blue giant, masui dauphine, barnisotte, sals'corleonne, negronne, purple, black genoa, black Ischia, red Jerusalem, red Israel, red Palestine, red Lebanese, bella d'maria, hingga Jolly tiger varigata.

"Alasan mereka mau pesan bibit dari sini, karena varian Tin di sini lebih lengkap,"katanya. (Aqy)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved