Teror Virus Corona
WHO Kecil Kemungkinan Vaksin Virus Corona Tersedia Sebelum Akhir Tahun 2021
Penelitian pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan kini telah memasuki uji klinis.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Penelitian pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan kini telah memasuki uji klinis.
Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki vaksin tersebut sebelum akhir 2021.
Pengembangan dan distribusi massal vaksin secara luas dipandang sebagai cara yang paling mungkin untuk mengendalikan Covid-19.
• Penyakit Lama Kembali Lagi, PSSI Telat Membayar Gaji Pelatih, Korbannya Shin Tae-yong
• Tambah 12 Kasus, 30 Warga Banjarnegara Kini Terkonfirmasi Positif Covid 19
• Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Cilacap, Ramadan Hari ke-17, Minggu, 10 Mei 2020
• Prakiraan Cuaca Hari Ini di Cilacap 10 Mei 2020: Berawan Sepanjang Hari
Pemerintah di seluruh dunia telah menggelontorkan dana untuk penelitian vaksin ketika perusahaan farmasi, universitas, dan lembaga penelitian saling berlomba dalam mengembangkan vaksin.
Tiga perusahaan farmasi terbesar AS, Inovio, Moderna, dan Pfizer kini telah memulai uji klinis, yaitu tahap pertama dalam pengembangan vaksin.
Sementara itu, para peneliti di Oxford University yang didukung oleh Pemerintah Inggris mengatakan mereka bertekad untuk memproduksi vaksin pada musim gugur nanti.
Pejabat Senior WHO Dale Fisher menyebut vaksin untuk Covid-19 tidak akan siap hingga akhir tahun depan.
"Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Fisher dilansir dari CNBC, Senin (4/5/2020).
Menurutnya, fase 2 dan 3 uji coba akan memakan waktu yang lama untuk memastikan mereka aman dan dapat diandalkan.
Uji coba fase 1 saat ini baru akan memungkinan pengumpulan data awal untuk menilai apakah vaksin potensial benar-benar bekerja, sebelum dilakukan uji coba fase selanjutnya.
Fisher bahkan menyebut komentar Presiden Donald Trump yang meyakini bahwa vaksin virus corona akan dikembangkan pada akhir 2020 sebagai sesuatu yang prematur.
Sementara itu, CEO Roche, salah satu raksasa farmasi Severin Schwan juga menyatakan keraguannya atas kerangka waktu yang diusulkan oleh Trump.
"Saya tidak ragu bahwa karena begitu banyak perusahaan bekerja secara paralel dan seperti yang kita lihat kolaborasi yang hebat dengan regulator termasuk FDA, kita benar-benar dapat mempercepat persetujuan vaksin," kata Schwan.
"Tapi tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru."
"Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien," sambungnya.
• Hingga Pertengahan Ramadan Sudah Lebih Dari 30 Ribu Kendaraan Pemudik Diminta Putar Balik
• Viral Aplikasi Raqib Atid dan Cerita Pembuatnya yang Kebanjiran Email Tanggapan Negatif dan Kasar
• Klaster Pusat Grosir Sleman Jadi Penyebaran Baru Virus Corona, Simak Peta Sebarannya
• Prediksi Arsene Wenger Soal Penerus Era Ronaldo dan Messi yang Akan Segera Berakhir