Berita Nasional
Jenazah ABK Indoneisa Dibuang ke Laut, Keluarga: Usut Tuntas, Tak Ada Persetujuan dari Kami
Jenazah ABK Indoneisa Dibuang ke Laut, Keluarga: Usut Tuntas, Tak Ada Persetujuan dari Kami
Pihak keluarga menuntut kasus meninggalnya anak mereka segera diusut tuntas. Apalagi pelarungan jenazah Ari yang tanpa persetujuan keluarga.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Keluarga dari almarhum Ari (25), satu di antara tiga anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di kapal China, meminta pemerintah mengusut tuntas kasus pembuangan jenazah ABK ke laut.
Musababnya, tak ada komunikasi apalagi persetujuan dari keluarga terkait pelarungan jenazah ABK Indonesia atas nama Ari, di tengah laut.
Sebelum meninggal, Ari bekerja sebagai ABK Long Xing 629 milik perusahaan China, selama sekitar 14 bulan.
Ari adalah warga Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.
Ia merupakan tetangga desa dengan Sepri, warga OKI lainnya yang jenazahnya juga dilarung ke laut oleh kapal tempat mereka bekerja.
• HEBOH! Kapal China Buang Jenazah ABK Indonesia ke Laut, Terungkap Surat Perjanjian Orange
• Saksikan 3 Jenazah Rekan Kerja Dibuang ke Laut, Pengalaman Pahit ABK Indonesia di Kapal China
• Makan Umpan Ikan, Minum Air Laut dan Hanya Tidur 3 Jam, Kisah Pilu ABK Indonesia di Kapal China
• Susi Pudjiastuti Ikut Komentari Jasad ABK asak Indonesia yang Dibuang ke Laut
Menurut pihak keluarga, mereka menuntut kasus meninggalnya anak mereka segera diusut tuntas. Apalagi pelarungan jenazah Ari yang tanpa persetujuan keluarga.
Kabar duka via telepon dari Jakarta
Juriah, ayah almarhum Ari, yang tinggal di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, OKI, mengaku mengetahui jika anaknya meninggal setelah ditelepon oleh seseorang yang mengaku sebagai bosnya Ari di Jakarta.
Dalam telepon itu orang tersebut meminta Juriah agar ke Jakarta.
”Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” kata Juriah.
Dijelaskan Juriah, anaknya Ari yang saat ini berusia 25 tahun, telah bekerja di kapal tersebut selama 14 bulan.
Direkrut calo
Ari bekerja ke luar negeri menjadi TKI setelah diajak oleh seorang asal desa mereka yang tinggal di Jawa.
Orang itu datang ke desa mereka untuk mencari orang yang mau bekerja di kapal di luar negeri.
“Saat itu ada enam orang mau menerima tawaran orang itu salah satunya Ari dan temannya akrabnya Jefri,” kata Juriah.
Keluarga tak bisa kontak Ari
Dikatakan Juriah, selama 14 bulan bekerja Ari baru sekali mengirim uang sebanyak Rp10 juta.
Selain itu selama bekerja itu Ari juga tidak pernah menghubungi dan juga tidak bisa dihubungi oleh keluarga.
"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon pak," jelas Juriah sembari tertunduk.
“Kami tidak senang pak, kami minta kasusnya diusut,” tuntut Juriah.
Keluarga minta perusahaan bertanggungjawab
Sedangkan ibunda Ari, Rohani, menceritakan bahwa Ari adalah anak yang baik dan suka membantu orangtua.
Saat minta izin berangkat Ari mengatakan ingin membantu meringankan beban keluarga.
"Ari anak yang baik dan suka membantu orang tua," kenang Rohani.
Rohani juga menuntut agar hak-hak anaknya Ari selama bekerja seperti gaji dan santunan lainnya termasuk asuransi segera dibayarkan ke mereka sesuai haknya.
Sebelumnya diberitakan, video yang menggambarkan perusahaan kapal China membuang jenazah anak buah kapal (ABK) asal Indonesia ke tengah laut saat tengah berlayar, mencuat ke publik.
Video yang menghebohkan warganet itu diungkapkan oleh media Korea Selatan (Korsel).
Dalam video itu, kanal MBC memberikan tajuk "Eksklusif: 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, dilempar ke laut".
Selanjutnya, Youtuber Jang Hansol, mengulas video yang dirilis oleh stasiun televisi MBC itu, di kanal youtube-nya, Korea Reomit, pada Rabu waktu setempat (6/5/2020).
"Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM terhadap orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Hansol menirukan penyiar tersebut.
Dalam video itu, disebutkan MBC mendapatkan rekaman itu setelah kapal tersebut kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Busan.
Berdasarkan terjemahan yang disampaikan oleh Hansol, orang-orang Indonesia itu meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat.
Pada awalnya, pihak televisi tidak bisa memercayai rekaman tersebut. Apalagi ketika dilakukan pemeriksaan, kapal itu disebutkan sudah kembali berlayar.
Dalam terjemahan yang dipaparkan Hansol, pihak televisi menyatakan dibutuhkan adanya penyelidikan internasional untuk memastikan kabar itu.
Dalam berita, video itu disebutkan bertanggap 30 Maret di Samudera Pasifik bagian barat, di mana terdapat sebuah kotak dibungkus kain merah.
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• UPDATE Virus Corona Indonesia: Pasien Sembuh Tambah 113 Orang, Total 13.645 Kasus Positif Covid-19
• YouTuber Ferdian Paleka Jadi Sasaran Bully di Penjara, Digunduli Ditelanjangi Masuk Tong Sampah
• Cerita Ibnu Masngud, Mualaf yang Istikamah Berihkan Masjid dan Makam di Lingkungan Pesantren
Berdasarkan terjemahan dari Hansol, kotak yang ditempatkan di geladak kapal adalah Ari, pria yang berusia sekitar 24 tahun.
Disebutkan bahwa dia sudah bekerja lebih dari satu tahun dan meninggal.
Di video, nampak seorang kru mengguncang dupa dan menaburkan cairan sebagai bentuk upacara pemakaman di sana.
"Apa kalian (ada yang ingin disampaikan) lagi? Tidak? Tidak?" tanya seorang kru kepada orang yang berada di bagian atas kapal.
Setelah melakukan "upacara" tersebut, jenazah itu kemudian dibuang ke tengah laut.
"Dan Mas Ari menghilang di tempat yang kita tidak tahu kedalamannya," kata Hansol menirukan pembawa suara.
Dalam video tersebut, sebelum Ari meninggal, sebelumnya sudah ada Alpata yang berusia 19 tahun dan Sepri (24), di mana mereka juga dibuang ke laut ketika meninggal. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Keluarga Ari, ABK yang Jenazahnya Dilarung, Minta Kasus Kapal Long Xing Diusut Tuntas