Berita Kesehatan
Dampak Lockdown, PSBB, Atau di Rumah Saja Diprediksi Akan Ada 7 Juta Kehamilan Tidak Direncanakan
Kebijakan lockdown hingga karantina wilayah dan imbauan tetap di rumah untuk mencegah menyebarnya virus corona akan meningkatkan angka kehamilan.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Kebijakan lockdown hingga karantina wilayah dan imbauan tetap di rumah untuk mencegah menyebarnya virus corona disebut akan meningkatkan angka kehamilan.
Diperkirakan dalam beberapa bulan ke depan terjadi peningkatan jutaan perempuan yang tidak dapat mengakses pelayanan keluarga berencana, mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Berdasarkan data penelitian yang dikeluarkan United Nations Population Fund (UNFPA), badan PBB di bidang kesehatan seksual dan reproduksi, mengungkapkan dampak Covid-19 dalam skala besar terhadap perempuan.
Kondisi ini dikarenakan sistem kesehatan mengalami kelebihan beban, penutupan fasilitas atau hanya tersedianya pelayanan terbatas kepada perempuan dan anak perempuan.
• Di-PHK Karena Corona, Ayah Asal Purwodadi Ajak Istri dan Bayi 13 Bulannya Hidup di Atas Becak
• Sepeda Motor Dilarang Berboncengan Saat PKM Semarang? Begini Kata Walikota
• 870 Kasus Virus Corona di Wilayah Jateng, Tersebar di Kabupaten Ini
• Jadwal Acara TV dan Film Kamis 7 Mei 2020 di Trans TV, RCTI, GTV, SCTV, Trans 7, dan MNCTV
Sebagian perempuan juga akan memilih untuk melewatkan pemeriksaan medis yang penting karena ketakutan akan tertular virus corona yang tengah mewabah ini.
Gangguan pada rantai pasok global juga dapat berakibat pada keterbatasan ketersediaan alat kontrasepsi.
Serta kekerasan berbasis gender berpotensi meningkat karena perempuan tertahan di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama.
Direktur Eksekutif UNFPA Dr. Natalia Kanem mengungkapkan data baru ini menunjukkan dampak bencana Covid-19 yang dalam waktu dekat akan dialami oleh perempuan dan anak perempuan secara global.
"Pandemi ini akan memperparah ketidaksetaraan, jutaan perempuan dan anak perempuan sekarang beresiko kehilangan kemampuan untuk merencanakan keluarga mereka, melindungi tubuh dan kesehatan mereka,” ujar Kanem dalam keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020).
Data UNFPA menunjukkan, 47 juta perempuan di 114 negara berpenghasilan rendah-menengah tidak akan dapat mengakses kontrasepsi modern.
Akibat karantina wilayah Akibatnya, sebanyak 7 juta kehamilan tidak diinginkan akan terjadi jika karantina wilayah (lockdown) berlangsung hingga 6 bulan dan adanya gangguan pelayanan kesehatan.
Di mana untuk setiap rentang 3 bulan karantina wilayah, akan bertambah sekitar 2 juta perempuan yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi modern.
Tak hanya itu, 31 juta tambahan kasus kekerasan berbasis gender akan terjadi bila karantina wilayah berlangsung hingga 6 bulan.
Untuk setiap rentang 3 bulan karantina wilayah, sekitar tambahan 15 juta kasus kekerasan berbasis gender akan terjadi.
Terganggunya program pencegahan sunat perempuan akibat wabah Covid-19, maka kemungkinan akan terjadi 2 juta kasus sunat perempuan hingga satu dekade ke depan, yang seharusnya dapat dihindari.