Berita Yogyakarta
Tidak Ada Sinyal, Siswa di Gunungkidul Harus Mendaki Bukit untuk Kumpulkan Tugas Belajar di Rumah
Sejak virus corona mewabah, seluruh siswa di Indonesia sudah diminta belajar dari rumah. Proses belajar mengajar dilakukan secara daring.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Sejak virus corona mewabah, seluruh siswa di Indonesia sudah diminta belajar dari rumah. Proses belajar mengajar dilakukan secara daring.
Bagi pelajar yang tinggal di daerah dengan sinyal internet memadai, tidak perlu risau.
Mereka bisa belajar dengan tenang di rumah.
Namun puluhan anak di Dusun Petir B, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, harus berjuang untuk bisa belajar dari gawai mereka.
• Pengemudi Mabuk, Mini Bus Menabrak Gapura di Pringapus Kabupaten Semarang, Tiga Orang Tewas
• Viral Kabar Asteroid Menabrak Bumi Pada 8 Mei 2020, Begini Penjelasan Lapan
• Rayakan Kelulusan Dengan Sepeda Motor Tanpa Lampu, Tiga Remaja Lulusan SMK Tewas Tertabrak Truk
• Kisah Ibu Muda Lolos Dari Siksaan dan Penyekapan Oleh Suaminya Karena Tidak Bisa Masak
Setiap ada tugas, puluhan anak harus menyusuri jalan setapak ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal yang bagus agar bisa tetap belajar.
"Siswa harus naik bukit yang tinggi agar memperoleh sinyal,” kata Kepala Desa Petir, Sarju, saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Selasa (5/5/2020).
Sarju mengatakan, hingga kini belum semua penyedia jasa seluler punya sinyal di desanya.
Selain itu, wilayah Desa Petir yang banyak perbukitan karst diduga membuat ada beberapa blank spot sinyal.
Salah satu wilayah dalam Desa Petir yang minim sinyal adalah Dusun Petir B.
Bahkan, akibat buruknya sinyal selular, sejumlah wartawan kesulitan saat hendak menghubungi Kepala Dusun Petir B, Warisna, lewat telepon atau pesan singkat.
Akibatnya ada 21 siswa SD hingga SMA yang mendaki Gunung Temulawak setiap kali harus mengirimkan tugas ke gurunya.
"Anak-anak menaiki Gunung Temulawak yang cukup tinggi. Terletak di sebelah selatan Dusun," kata Warisna, saat dihubungi.
Warisna mengatakan, salah satu siswa yang naik turun gunung untuk mengirimkan tugas adalah anaknya yang masih duduk di bangku SMP, Alodia Daffa Sinanta.
Alodia harus menempuh berjalan kaki sekitar 250 meter untuk sampai di kaki bukit.
• Pencuri Ternak Ini Tertangkap Oleh Tim Penyekatan Pemudik Setelah Minibusnya Angkut Kambing
• Simak Syarat Mendapatkan Transfer Rp 600 Ribu dari Pemerintah Melalui BST Kemensos
• SLAWI: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini di Slawi, Ramadan Hari ke-13, Rabu 6 Mei 2020
• Simak Prakiraan Cuaca BMKG di Purwokerto Hari Ini Rabu 6 Mei 2020
Kemudian, setelah beberapa temannya kumpul, mereka bersama menaiki bukit.
Kondisi ini sudah dilakukannya selama lebih dari satu bulan.
"Ya capek, karena harus membawa buku banyak terus naik gunung. Apalagi saat puasa seperti saat ini," ucap Alodia.
Meski demikian, Alodia bisa maklum dengan kondisi ini.
Dia tidak mempermasalahkan kebijakan pemerintah yang meminta para siswa belajar di rumah hingga wabah virus corona berakhir. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siswa di Gunungkidul Harus Naik Turun Gunung agar Bisa Belajar Online",