Berita Regional

Warga Kompak Menolak Bantuan Pemerintah Karena Merasa Tidak Transparan Soal Pendataan Penerima

Gara-gara melihat pendataan penerima bantuan yang kurang valid warga Kabupaten Sumedang, Jawa Barat kompak menolak program bantuan sembako.

Editor: Rival Almanaf
TRIBUN BANYUMAS/AKHTUR GUMILANG
Ilustrasi Bantuan: Warga Jalan Tejosari Raya, Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang mengantre untuk memperoleh bantuan melalui program ATM Beras yang diinisiasi pengurus Masjid Ash Shoffat, Senin (20/4/2020). 

Menyikapi kisruh penyaluran bantuan tersebut, Camat Cimalaka Asep Aan Dahlan mengaku akan melakukan evaluasi dan memperbaiki data.

Satu PDP Corona Asal Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang Meninggal di RSUD Bendan Pekalongan

Mudik Dilarang, Namun 630 Desa di Jateng Siapkan Lokasi Karantina untuk Pemudik

Jika Kim Jong Un Benar Meninggal, Adik Perempuannya Dikabarkan Jadi Penggantinya, Begini Sosoknya

Kabupaten dan Kota Ini Masuk Zona Merah Virus Corona di Jateng

"Data akan kembali kami validasi," ujar Asep Aan saat musyawarah bersama warga di Desa Cimuja, Sabtu malam.

Bantuan sembako tersebut menurutnya berasal dari tiga sumber, yaitu Kementerian Sosial, Pemprov Jawa Barat, dari Pemkab Sumedang.

"Untuk Desa Cimuja, dari 600 KK yang telah didata RT, RW dan Desa Cimuja, teralokasikan bantuan untuk 159 KK."

"Terdiri dari 11 KK dari Pemprov Jawa Barat, 90 KK dari Kemensos, dan sisanya dari Pemkab Sumedang," tutur Asep Aan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Warga Kompak Tolak Bantuan Pemerintah, Berawal dari Data Penerima Tak Valid", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved