Berita Regional

Dokter Muda Tasikmalaya: Justru Lebih Berat Lawat Hoaks Dibanding Lawan Virus Corona

Tekanan yang dialami para tenaga kesehatan terutama dokter saat pandemi virus corona seperti saat ini datang dari dalam rumah sakit dan di luar.

Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Rahma Nurmayanti, salah satu dokter muda spesialis penyakit dalam asal Tasikmalaya sebagai salah satu tim penanganan pasien covid-19 di RS Jasa Kartini Tasikmalaya, Jumat (17/4/2020).(KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TASIKMALAYA - Tekanan yang dialami para tenaga kesehatan terutama dokter saat pandemi virus corona seperti saat ini datang dari dalam rumah sakit dan di luar.

Di dalam RS mereka memiliki risiko tertular virus corona karena menjadi orang yang selalu berinteraksi dengan pasien Covid-19.

Di luar RS, terutama di media sosial bahkan di lingkungan stigma negatif menghantui mereka, paling kejam bahkan menganggap tenaga medis sebagai "Pembawa Virus"

Stigma yang bersebaran di media sosial itu yang kemudian membuat tenaga medis mendapat pandangan kurang menyenangkan saat kembali ke lingkungan setelah bekerja.

Ada yang dikucilkan bahkan diusir dari indekos, ada juga yang pemakamannya ditolak warga.

46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Positif Corona, Pemprov Jateng Isolasi Mereka di Hotel

Napi Mengaku Harus Membayar Rp 5 Juta Agar Bisa Bebas Lewat Program Asimilasi saat Pandemi Corona

4 Penjelasan Peneliti Kenapa Merokok Vape Meningkatkan Risiko Infeksi Virus Corona

Kisah Pasutri Pengidap Covid-19 di Banjarnegara, Istri Dinyatakan Positif Corona, Saat Suami Sembuh

Rahma Nurmayanti, seorang dokter muda berparas cantik dengan gelar spesialis penyakit dalam menceritakan pengalamannya selama ini merawat pasien covid-19 di Rumah Sakit (RS) Jasa Kartini Kota Tasikmalaya.

Dirinya mengaku selama menjalankan tugasnya tak menemukan kendala atau kesulitan apa pun, sehingga terus berjuang menyembuhkan setiap pasien terkonfirmasi positif.

Namun, dirinya mengaku kerap menjadi korban informasi hoaks yang beredar di masyarakat.

Salah satunya dituduh positif corona karena selama ini setiap hari berhubungan langsung dengan para pasien.

"Kalau kendala dan kesulitan, selama ini tidak ada, alhamdulillah lancar. Tapi, saya malah jadi korban informasi hoaks yang beredar di masyarakat bahwa saya selama ini positif ( Covid-19)," jelas Rahma kepada Kompas.com di tempat kerjanya, Jumat (17/4/2020).

Rahma menyebut sejatinya penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit selama ini tidak ada yang perlu ditakutkan seperti cerita-cerita hoaks yang beredar di media sosial.

Seperti dikatakan dalam informasi hoaks bahwa di rumah sakitnya terpapar atau sudah menjadi zona merah corona.

Dirinya meyakinkan bahwa kondisi penanganan Covid-19 di RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya sudah sesuai prosedur protokol kesehatan dengan bukti beberapa orang telah sembuh.

"Jadi tak perlu khawatir masyarakat dengan kondisi sekarang. Tidak betul dan sebenarnya tidak semengerikan seperti yang diinformasikan hoaks-hoaks yang menyebar di masyarakat," ungkap Rahma.

Dengan dijadikannya para dokter ahli dalam sebagai ketua tim penanganan Covid-19, Rahma mengaku menyadari kalau dirinya dan anggota timnya paling rentan untuk tertular virus tersebut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved