Teror Virus Corona

Mutasi Baru Virus Corona Ditemukan di India, Peneliti Sebut Tidak Mempan dengan Vaksin Saat Ini

Mutasi baru virus corona yang menyebabkan Covid-19 ditemukan di India. Mutasi beru tersebut dipandang bisa mengancam pengembangan vaksin.

Editor: Rival Almanaf
Handout / US Food and Drug Administration / AFP
Ilustrasi virus corona (Covid-19). 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Mutasi baru virus corona yang menyebabkan Covid-19 ditemukan di India.

Mutasi beru tersebut dipandang bisa mengancam pengembangan vaksin yang kini tengah dalam proses uji coba.

Hal itu diungkapkan oleh tim peneliti dari Taiwan dan Australia.

Mutasi tersebut ditemukan pada seorang mahasiswa kedokteran Kerala yang baru datang dari Wuhan.

Jadwal Acara TV di Trans TV, RCTI, SCTV, GTV, Indosiar, ANTV dan MNC TV Kamis 16 April 2020

Gaji Anggota DPRD Cilacap Bulan April Disumbangkan untuk Penanganan Virus Corona

Kisah Warga Sekampung di Grobogan Jadi ODP, Gara-gara Satpam Bagi Nasi Bancakan, Tunggu Rapid Test

Reaksi Cristiano Ronaldo Saat Tahu Jersey yang Dia Berikan ke Martunis Dilelang Bikin Tersentuh

Meskipun dari Wuhan, strain yang ditemukan pada pasien tersebut tampak tidak terkait dengan strain yang diidentifikasikan di Wuhan.

Dipaparkan oleh tim peneliti dalam laporan yang dipublikasikan di situs biorxiv.org; mutasi ini terjadi pada bagian protein spike (tonjolan mahkota) virus corona.

Tepatnya pada struktur receptor-binding domain (RBD) yang mengait pada reseptor ACE2 di sel manusia agar virus bisa menginfeksi.

Dengan membuang satu ikatan hidrogen pada protein spike, mutasi ini mengurangi kemungkinan virus mengikat pada reseptor ACE2 yang ditemukan pada jaringan paru-paru dan organ lainnya.

Artinya, vaksin yang menarget protein spike ini mungkin tidak akan bekerja pada pasien yang mengalami terinfeksi virus corona dengan mutasi serupa.

Dilansir dari Science Times, Selasa (14/4/2020); tim peneliti dari National Changhua University of Education Taiwan dan Murdoch University Australia berkata bahwa temuan ini merupakan kali pertama sebuah mutasi signifikan ditemukan pada virus corona.

Tim peneliti menulis, observasi studi ini memberikan peringatan bahwa mutasi SARS-CoV-2 dengan berbagai profil epitope bisa terjadi kapan saja.

"Ini artinya, pengembangan vaksin terhadap SARS-CoV-2 saat ini berisiko tinggi menjadi sia-sia," ujarnya.

Sayangnya, temuan tim peneliti ini bukan satu-satunya alasan para pakar lain terheran-heran.

Para pakar yang tak terlibat dalam penelitian juga mempertanyakan kelambatan tim peneliti dalam mengurutkan dan memublikasikan urutan genom strain ini.

Pasalnya, strain sebetulnya telah ditemukan oleh tim peneliti sejak awal Januari, tetapi baru diurutkan dan dipublikasikan secara internasional pada bulan lalu.

Hingga saat ini, temuan tim peneliti juga masih memerlukan verifikasi karena ada banyak faktor yang mungkin memengaruhi hasilnya, misalnya gangguan teknis saat mengurutkan genom strain.

Pria-Wanita Tewas Tanpa Busana di Solo, Korban Pembunuhan Berencana, Incar Rp725 Juta Milik Korban

Satpam Tampar Perawat, Kuasa Hukum Pelaku Minta Kliennya Dites Kejiwaan Karena Emosi

Hasil Swab 2 PDP Positif Corona, Berikut Update Sebaran Covid-19 di Cilacap 15 April

Foto Oknum Polisi Berciuman dengan Seorang Pria Viral, Kapolres Selidiki Unsur Pornografi

Di samping mutasi yang signifikan ini, China National Centre for Bioinformation sebetulnya telah mengelompokkan 3.500 mutasi SARS-CoV-2 sejak virus itu pertama kali diidentifikasikan pada awal Januari.

Sementara itu, jumlah kasus virus corona di India terus meningkat dan kini telah mencapai 11.487 orang.

Mayoritas kasus diidentifikasikan dari kawasan kumuh yang bila dikombinasikan dengan keterbatasan pengujian dan informasi di India, dikhawatirkan dapat membuat komunitas ilmuwan internasional mengalami kesulitan dalam memonitor evolusi dan penyebaran virus.

Tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa di luar 3.500 mutasi yang terdata, masih banyak mutasi dan strain virus yang belum terdeteksi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mutasi Baru Corona Ditemukan di India, Bisa Ancam Pengembangan Vaksin", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved