Teror Virus Corona
Kisah Si Cantik Ika Dewi, Satu-Satunya Perempuan Relawan yang Jadi Sopir Ambulans: Panggilan Hati
Perawat asal Maluku Utara Ika Dewi Maharani menjadi relawan perempuan satu-satunya yang bertugas menjadi sopir ambulans. ia berbagi kisah suka dukanya
"Dengan keahlian yang saya miliki, saya bisa menyetir, saya basic perawat, jadi pas sesuai dengan panggilan hati. Saya harus melayani. Ini merupakan pengalaman pertama saya, menjadi sopir ambulans tidak semudah yang dibayangkan"
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Relawan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia hingga saat ini, total tercatat 23.472 orang.
Satu di antaranya adalah Ika Dewi Maharani, seorang perawat berparas cantik nan ayu. Namun, bukan itu yang menjadi istimewa.
Yang menjadikannya 'berbeda' adalah Ika Dewi merupakan perempuan relawan satu-satunya --di bawah naungan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19-- yang bertugas sebagai sopir ambulans.
Meski basic-nya adalah perawat, Ika Dewi tak canggung dan rela bertugas menjadi sopir ambulans.
Diakui, menjadi sopir ambulans adalah pengalaman yang mengesankan baginya.
• Cara Unik Paramedis di Italia Hadapi Virus Corona, Pakai APD Bernomor Punggung Idola
• Targetkan 10.000 Tes PCR Per Hari, untuk Tanggulangi Virus Corona, Ini yang Dilakukan Pemerintah
• Muhammad Ali dan Tyson Bukan Nomor 1, Ini Daftar 50 Petinju Terbaik Dunia Sepanjang Masa
• Pemerintah Pastikan Dana Calon Jemaah Haji Aman dan Tidak Digunakan untuk Penanganan Virus Corona
Apa alasan ia mau menjadi sopir ambulans? Berikut kisah suka duka Ika Dewi menjadi relawan.
Dituturkan, angka kasus positif virus corona (Covid-19) di Jakarta kian hari semakin meningkat.
Sementara di sisi lain, jumlah petugas ambulans kurang memadai.
Melihat hal itu, Ika Dewi membuat membulatkan tekad Ika Dewi bersedia menjadi sopir ambulans.
"Dengan keahlian yang saya miliki, saya bisa menyetir, saya basic perawat, jadi pas sesuai dengan panggilan hati saya. Dengan kemampuan yang saya punya, saya harus melayani," ujar Ika Dewi dalam konferensi pers secara daring di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Ika Dewi saat ini tergabung dalam sebuah asosiasi profesi perawat Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI).
Gadis ayu itu berasal dari Maluku Utara, namun ia menamatkan kuliah keperawatan di Surabaya.
Selama menjadi relawan Coivd-19, Ika Dewi menjalani hidup di mess yang disediakan BNPB, dan bertugas di rumah sakit Universitas Indonesia.
• Kisah Dokter Seno, Blusukan Cari Pasien Sakit Jiwa di Tengah Wabah Corona. Terungkap Ini Alasannya
Pengalaman Pertama
Menangani pasien di rumah sakit menjadi hal biasa bagi Ika, namun mengantarkan pasien ke rumah sakit menjadi persoalan lain.
Dia mengaku menjadi sopir ambulans merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya.
"Untuk ambulans baru pertama kali di dalam hidup saya, tapi ya gitu, ternyata di ambulans tidak semudah yang kita bayangkan," kata Ika.
"Sudah bunyikan sirine, tapi kadang orang-orang di sekitar kita tidak peka untuk memberikan jalan buat kita. Padahal kita mengangkut pasien."
"Beruntung bila ada orang dengan kesadaran memberikan jalan, jadi kita tetap dengan cepat membawa pasien ke tempat yang dirujuk," dia melanjutkan.
Mengemban tugas untuk mengantarkan pasien dalam pengawasan (PDP) atau pun pasien positif Covid-19 membuat Ika Dewi berisiko besar turut terinfeksi virus corona.
Dalam menjalankan tugasnya itu, Ika mengatakan "safety" adalah kunci utama.
Menggunakan alat perlindungan diri (APD) menjadi wajib bagi Ika sebelum berangkat bertugas.
Tidak hanya agar dirinya aman, tetap juga agar para pasien tetap aman.
Meski telah mengenakan APD, sebagai manusia biasa, Ika mengaku perasaan takut ada dalam dirinya, namun semangat kemanusiaan yang dia rasakan jauh lebih tinggi.
"Rasa takut ada pasti, cuma ini harus kita lihat lagi, ini adalah tugas bagi kita sebagai relawan medis, kita harus menangani pasien dari awal sampai akhir pasien itu kita harus tangani," ujar dia.
Untuk menjaga imunitas tubuh sebagai cara untuk melawan virus corona, di tengah shift 12 jam yang dia jalani, Ika selalu menyempatkan diri untuk makan teratur dan istirahat yang cukup.
"Shift pagi dari jam 7 sampai jam 7 malam, itu pertama harus makan dulu."
"Selesai absen kita makan, ada panggilan untuk kita rujuk, setelah itu selesai, baru kita makan, yang penting makan harus sehari tiga kali, multivitamin, dan susu," kata dia.
Dengan usaha terbaiknya mengabdikan dirinya sebagai sukarewalan Covid-19, Ika berharap pandemi tersebut dapat segera berakhir.
"Dengan kita mengabdikan diri sebagai relawan kita harap penanggulangannya ini semakin cepat, jadi bencana ini cepat akan berakhir," ujar Ika. (*)
• Pria yang Doakan Tenaga Medis Jadi Korban Corona di Facebook, Diringkus Berkat Selfie Bareng Polisi
• Muncul Gejala dan Mutasi Baru Virus Corona, Ini yang Harus Kamu Lakukan untuk Pencegahan
• Pelatih Timnas Shin Tae-yong Sebut Penanganan Penyebaran Virus Corona di Indonesia Buruk
• Viral Penculik di Palembang Kirim Gambar Penyiksaan Lewat Ponsel Korban,