Teror Virus Corona

Apakah Maksud Gelombang Kedua Penyebaran Virus Corona? Simak Penjelasan Berikut Ini

Beberapa belakangan terakhir ini, muncul informasi dari beberapa ahli apabila akan ada gelombang kedua virus corona.

Editor: deni setiawan
dok.ist/via tribun padang
Ilustrasi vaksin virus corona (Covid-19). 

Dalam proyeksinya, puncak kurva di Indonesia akan terjadi di awal Mei 2020, dengan asumsi intervensi yang masih sama dengan saat ini.

Pemkab Banjarnegara Siapkan Lahan 1 Hektare, Makamkan Jenazah Pasien Virus Corona

PNS Puskesmas Purwonegoro Dimakamkan di Purbalingga

Cegah Virus Corona di Ponpes Alif Baa Banjarnegara, Begini Perlakuan Gus Khayat Terhadap Santrinya

Sudah Pulang Dinyatakan Sembuh, PDP Wanita Asal Mrebet Purbalingga Meninggal Hari Ini

"Awal atau akhir setiap gelombang tak bisa diprediksi tepat namun dapat diperkirakan, walau kadang sedikit tricky."

"Misalnya DKI Jakarta melakukan PSBB ketat selama sebulan, dan terjadi penurunan angka kasus baru."

"Lalu memutuskan untuk membuka atau meniadakan PSBB, pada kondisi tersebut bisa saja disebut gelombang pertama," kata Dicky.

Setiap wilayah berpotensi alami gelombang kedua

Menurut Dicky, selama solusi belum ada yaitu obat dan vaksin atau herd imunity terjadi, setiap wilayah akan berpotensi mengalami gelombang kedua atau ketiga.

Hal ini, imbuh Dicky, sama halnya seperti perjalanan panjang manusia saat pandemi flu pada 1918-1920.

Dicky mengungkapkan, pandemi Covid-19 ini harus dipahami secara utuh.

"Saya melihat Pemerintah Pusat atau daerah belum memahami ini."

"Terlihat dari pendekatan strategi masih belum menyentuh strategi utama pandemi yaitu tes trace treat dan isolate."

"Plus upaya pencegahan seperti pembatasan sosial dan fisik yang di dalamnya masuk PSBB, cuci tangan dan bermasker," papar Dicky.

Ketika disinggung apakah jumlah kasus di gelombang kedua akan lebih tinggi dari gelombang pertama, ia tak bisa menjawabnya.

Hal itu lantaran selama pemerintah belum mengetahui berapa sebetulnya jumlah penduduk yang telah terinfeksi Covid-19.

Adapun solusinya dapat dengan cara meningkatkan tes secara masal dan agresif sehingga bisa diperkirakan jumlah yang positif.

"Namun akan lebih tepat dan ideal bila melakukan juga survei serologi."

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved