Berita Banjarnegara

Cegah Virus Corona di Ponpes Alif Baa Banjarnegara, Begini Perlakuan Gus Khayat Terhadap Santrinya

Pondok Pesantren (Ponpes) Tanbihul Ghofilin Alif Baa meliburkan para santrinya di masa pandemi virus corona.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
DOKUMENTASI ANTARANEWS.COM
K.H. Khayatul Makky, Pengasuh Pondok Pesantren Tanbughul Ghofilin Alif Baa, Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pondok Pesantren (Ponpes) Tanbihul Ghofilin Alif Baa meliburkan para santrinya di masa pandemi virus corona.

Ponpes yang berada di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara pun telah memulangkan para santri ke daerah asalnya sesuai permintaan orangtua ataupun wali mereka.

Pemulangan santri pun tidak sembarangan.

Robot Jadi Pahlawan Petugas Medis Tangani Virus Corona, Ini Kisah Mereka di Beberapa Negara

600 Lansia Kota Tegal Dikirimi Rantang Tiap Kamis, Pemkot Gandeng Driver Grab

Santri Ponpes di Kendal Positif Corona, Hasil Tes Swab Belum Keluar Malah Diperbolehkan Pulang

Pengelola pesantren memberlakukan protokol ketat saat proses pemulangan untuk menghindari penyebaran virus corona di lingkungan pesantren.

Jadwal pemulangan dibagi lima hari agar ada jarak di antara mereka sehingga tidak berdesakan.

Orangtua atau wali yang menjemput santri pun tidak diperbolehkan masuk ke dalam ponpes.

Mereka hanya menunggu di parkiran pada lahan yang telah disediakan.

Penjemput juga harus dalam kondisi sehat dan diwajibkan memakai masker.

"Kendaraannya juga harus disemprot disinfektan," kata pengasuh Ponpes Alif Baa, KH Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Khayat kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (9/4/2020).

Tetapi ada perlakuan khusus bagi penjemput dari Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) yang dinilainya masuk zona merah penyebaran virus corona.

Orangtua atau wali dari daerah itu harus menyertakan surat pernyataan dari kelurahan yang ditandatangani petugas kesehatan.

Surat itu menyatakan wali santri sehat dan tidak terpapar virus corona.

Mereka pun harus menjemput menggunakan kendaraan pribadi.

Al Irsyad Purwokerto Sumbang 100 Ribu Masker Kain, Bupati Banyumas: Segera Kami Distribusikan

Kapolresta dan Dandim Banyumas Datangi Rumah Warga, Edukasi Sekaligus Berikan Sembako

Ini Penjelasan Dinkes Kendal Tanggapi Warganet Terkait Santri Positif Corona

Sesampai di pondok, wali santri dari Jabodetabek ini hanya boleh menunggu anaknya di tepian jalan.

Santri akan diantar pengurus keluar untuk menemui keluarganya.

"Khusus yang dari Jabodetabek ini memang lebih diperketat. Harus ada perlakuan khusus," katanya.

Tidak semua santri dipulangkan.

Ada sekira 300 santri yang dilarang pulang dan harus bertahan di pesantren.

Alasannya, mereka berasal dari zona merah atau dekat dengan rumah warga yang terkonfirmasi positif corona.

Kebanyakan mereka berasal dari wilayah Jabodetabek.

Gus Khayat mengatakan, pihaknya merasa bertanggung jawab terhadap keamanan para santrinya dari potensi penularan virus corona.

Di pondok, para santri akan lebih aman dan nyaman karena lingkungan steril dari virus corona.

Karena banyak yang sudah pulang, mereka pun bisa efektif melakukan social distancing maupun physical distancing sesuai anjuran pemerintah.

Aktivitas pembelajaran agama di pesantren juga dikurangi.

Saat mengaji, mereka harus berjarak dengan santri lainnya sekira 2 meter.

"Karena banyak yang pulang, sekarang satu kamar bisa satu santri, jadi mudah menjaga jarak," katanya. (Khoirul Muzakki)

Ini Panduan Memilih Masker Kain, Cegah Penularan Virus Corona

Penyemprotan Disinfektan Bukan Rekomendasi WHO, LIPI Beri Solusi Cara Aman Cegah Virus Corona

Instalasi Listrik Belum Terpasang, Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Tunda Tempati Rumah Baru

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved