Berita Banjarnegara
Hikmah Corona, Setiap Rumah di Purwonegoro Kini Terpasang Keran dan Sabun
Wabah Corona menjadi momok bagi masyarakat dunia. Virus mematikan itu bisa menular ke siapa saja tanpa pandang bulu.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Wabah Corona menjadi momok bagi masyarakat dunia.
Virus mematikan itu bisa menular ke siapa saja tanpa pandang bulu.
Pengawalan berlapis mungkin bisa melindungi seorang dari ancaman musuh bersenjata tajam.
Tetapi untuk virus yang tidak terlihat, perlindungan itu tidak berarti.
• Tes Cepat dan Luas serta Jarang Kumpul, Kunci Rendahnya Kematian karena Virus Corona di Jerman
• Chord Kunci Gitar Lagu Gadis Perekam Hujan Jikustik
• Tukang Ojek Pengkolan Libur Syuting, Ini Kesibukan Pemeran Bang Ojak, Tisna, dan Mas Pur di Rumah
• Menimbang Kebijakan Tidak Mudik Tidak Piknik Lebaran 2020. Berikut Fakta-fakta dan Skenarionya
Nyatanya, para pemimpin mulai perdana menteri, menteri, anggota DPR hingga kepala daerah pun ikut terjangkit virus ini tanpa diketahui siapa yang menularkan.
Masyarakat hanya bisa mencegah agar virus itu tidak menular.
Di antara upaya itu melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Padahal di Indonesia, termasuk di pedesaan, budaya ini masih belum populer.
Kesadaran masyarakat untuk merawat kebersihan masih sangat rendah.
Meski beragam cara, termasuk edukasi tak henti-hentinya dilakukan pemerintah untuk menumbuhkan PHBS di masyarakat.
Tetapi wabah Corona membuat masyarakat rela mengubah pola hidupnya secara drastis.
Musibah ini cukup ampuh menyadarkan masyarakat ternyata.
Perlahan, masyarakat dengan sendirinya menyadari pentingnya merawat kebersihan.
Pengetahuan masyarakat tentang virus dan cara penularannya juga meningkat.
Padahal, sebelum Corona mewabah, banyak penyakit menular lain yang juga dipengaruhi kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan.
Warga pedesaan kini menjadi rajin cuci tangan.
Mereka juga rajin membersihkan lingkungan yang menjadi sarang pertumbuhan kuman.
Bahkan, cara membuat cairan disinfektan yang sebelumnya istilah itu tak dikenal, pun sudah banyak diketahui masyatakat.
Iya, di luar teror yang masih menghantui, bencana non alam ini membawa hikmah tersendiri untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik.
Fenomena ini terlihat di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwanegara.
Kepala Desa Purwonegoro Rendra Sabita Noris mengatakan, pihaknya mewajibkan setiap Kepala Keluarga (KK) memasang keran air di depan rumahnya.
Warga juga wajib melengkapinya dengan sabun untuk cuci tangan.
Pihaknya tengah menggiatkan PHBS akhir akhir ini menyusul ramainya isu Corona.
Ini dilakukan tak lain untuk mencegah penyebaran virus Corona.
"Setiap rumah kami programkan terpasang keran di depannya lengkap dengan sabun,"katanya
Bukan hanya di lingkungan perumahan.
Sarana kebersihan ini pun disediakan oleh perusahaan, kantor perbankan, hingga pasar tradisional Purwonegoro.
Mereka yang memiliki banyak karyawan, semisal perbankan dan perusahaan juga diwajibkan punya alat pengecekan suhu.
• Chord Kunci Gitar Lagu Berharap Tak Berpisah Reza Artamevia
• Paula Semprot Baim Wong dengan Disinfektan karena Geram Lihat Tingkahnya yang Tak Mau di Rumah
• BLK Semarang Produksi APD untuk Paramedis Tangani Pasien Virus Corona
• Tracing Perjalanan PDP Virus Corona Anggota DPR RI Asal Jateng Imam Suroso Sebelum Meninggal Dunia
Setiap karyawan harus dicek suhunya sebelum berkegiatan di kantor.
Pihaknya juga mendirikan Posko Tanggap Corona di komplek pasar.
Setiap pendatang atau warga usai bepergian dari luar diperiksa kesehatannya (skining) di tempat ini.
Mereka juga harus masuk bilik yang disediakan lalu disemprot disinfektan oleh petugas yang berjaga.
"Tenaga kesehatan yang lakukan skrining adalah warga kami sendiri yang bekerja di bidang kesehatan,"katanya. (aqy)