Wabah Virus Corona
Serahkan Alat Perlindungan Pernapasan ke Pasien Muda Corona, Seorang Pastor Akhirnya Meninggal Dunia
Karena banyaknya orang terinfeksi virus corona, alat bantu kesehatan di rumah sakit harus digunakan bergantian, salah satunya adalah alat perlindungan
TRIBUNBANYUMAS.COM - Karena hal itu seorang pastor di Italia meninggal karena Covid-19, setelah dia memilih memberikan respirator kepada pasien yang usianya lebih muda.
Bapa Giuseppe Berardelli wafat di rumah sakit Lovere, Bergamo, salah satu wilayah yang paling parah terdampak wabah virus corona.
Dilansir BBC Selasa (24/3/2020), setidaknya adalah 50 pastor yang meninggal karena Covid-19 d seantero Italia, dengan wilayah terparah di Lombardy.
Kejadian itu emaksa Roma menerapkan lockdown guna mencegah menyebarnya virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu.
• Krisdayanti dan Keluarganya Jalani Isolasi Sepulang dari Liburan di Luar Negeri
• Simak Gejala Anda Tertular Virus Corona, Segera Lakukan Hal Ini Agar Mendapat Penanganan Cepat
• Ibu dan Anaknya Siswi SMP Dicabuli Bergantian Oleh Seorang Dukun, Setelah Mengeluh Sakit Perut
• Nanti Malam Purwokerto Diguyur Hujan, Simak Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 25 Maret 2020
Adapun hingga Selasa ini, virus corona itu sudah menyebar ke lebih dari 160 negara, menjangkiti hampir 400.000 orang dan menewaskan 17.150 jiwa.
Siapa itu Pastor Berardelli?
Bapa Giuseppe Berardelli adalah gembala gereja utama di kota Casnigo.
Dia dilaporkan meninggal pekan lalu saat mendapat perawatan di Lovere.
Berdasarkan keterangan rumah sakit, gembala berusia 72 tahun itu menolak menggunakan respirator yang memang dibelikan oleh salah satu umat.
Dia memilih untuk memberikannya kepada pasien virus corona berusia muda, di mana Berardelli disebut tidak mengenalnya sama sekali.
Kabar kematiannya disampaikan oleh James Martin, imam di Serikat Jesuit sekaligus penulis buku Jesus: A Pilgrimage, di Twitter.
Martin mengumumkan kematian Berardelli dengan mengutip ayat Alkitab berbunyi
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya".
Warga di Casnigo dilaporkan memberikan tepuk tangan dari jendela serta balkon apartemen begitu peti jenazah itu lewat untuk dimakamkan.
Pada Selasa, Paus Fransiskus memimpin doa bagi imam dan dokter yang gugur.
"Terima kasih Tuhan atas mereka yang menunjukkan kepahlawanan dalam merawat orang sakit," kata Paus.
Bagaimana situasi di Italia?
Sejak awal Maret, pemerintah pusat sudah melakikan lockdown dengan menutup bisnis, melarang perkumpulan, dan meminta warga diam di rumah.
• Kisah Pasien Sembuh dari Corona Sempat Alami Gangguan Penciuman hingga Susah Makan
• Memegangi Wajah Jadi Salah Satu Media Penyebaran Virus Corona, Simak Tips Mencegahnya
• Kisah Sumari Kepala Ruang Isolasi Corona yang Sempat Diminta Keluarganya Pindah, Ini Tugas Negara
• Hampir Semua Kelurahan di DKI Jakarta Memiliki Pasien yang Terinfeksi Virus Corona, Simak Daftarnya
Perdana Menteri Giuseppe Conte pada pekan lalu mengatakan, dia memperpanjang masa karantina itu demi menyelamatkan "sistem kesehatan yang kolaps".
Selama dua hari beruntun sejak Minggu (22/3/2020), Italia mengalami tren penurunan laporan kematian harian akibat Covid-19.
Meski begitu, Kepala Garda Perlindungan Sipil Angelo Borrelli kepada La Repubblica memperingatkan, angka penularan masih bisa meningkat.
"Dalam beberapa jam ke depan, kami akan melihat apakah memang terjadi tren penurunan," tegas Borrelli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pilih Berikan Respiratornya ke Pasien Muda Covid-19, Pastor Ini Meninggal karena Penyakit yang Sama", https://www.kompas.com/global/read/2020/03/24/214524370/pilih-berikan-respiratornya-ke-pasien-muda-covid-19-pastor-ini-meninggal?page=all#page2.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo