Berita Purbalingga
PDP Corona Ditolak 4 RS, Kepala Puskesmas Kejobong Purbalingga Buat Ruang Isolasi Sementara
Seorang Kepala Puskesmas di Kejobong, Purbalingga menyulap ruangannya jadi tempat isolasi sementara untuk menampung PDP corona.
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Seorang Kepala Puskesmas di Kejobong, Purbalingga menyulap ruangannya jadi tempat isolasi sementara untuk menampung PDP corona.
Hal itu dilakukan setelah warganya yang berstatus PDP corona ditolak oleh empat rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Sebelumnya seorang warga Kejobong, Purbalingga, mengeluhkan gejala batuk, pilek, demam dan sesak napas.
Pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta.
Meski berstatus Pasien Dalam Pengawasan ( PDP), pasien itu belum mendapatkan fasilitas pemeriksaan penunjang dan swab hidung.
Ironisnya, ia pun ditolak di sejumlah rumah sakit di Purbalingga.
Kepala Puskesmas Kejobong Dyah Kurniasih menjelaskan, pasien memang sering melakukan perjalanan ke luar kota.
"Kebetulan pasien ini juga baru saja pulang dari Jakarta," ungkap Dyah.
• Rapid Test Corona Mulai Digelar di Semarang, Simak Kriteria Prioritas yang Bisa Mengikutinya
• Alhamdulilah, Pasien Positif Corona di RSMS Purwokerto Membaik, Begini Kondisinya Sekarang
• Cek Fakta Peta Zona Merah Corona di Purwokerto, Begini Kata Bupati Achmad Husein
• Riwayat Perjalanan Mahasiswi PDP Corona di Cilacap yang Meninggal 8 Hari Setelah Sakit
Pasien kemudian mengeluh sakit batuk, pilek, demam dan sesak napas.
"Sehingga sesuai juknis (petunjuk teknis) kami kategorikan sebagai PDP," kata Dyah.
Pasien sebelumnya sempat berobat ke Bumiayu dengan keluhan yang sama.
Meski telah berstatus PDP, pasien belum mendapatkan fasilitas pemeriksaan penunjang dan tes swab hidung.
Ia pun mendapat penolakan dari sejumlah rumah sakit setempat.
Saat Dyah mencoba menghubungi rumah sakit, hasilnya pun sama.
Ada rumah sakit yang mengaku belum siap menerima hingga berdalih ruang isolasinya penuh.
"Kami berusaha menghubungi empat rumah sakit."
"Namun di RSUD Goeteng dan RS Harapan Ibu penuh, sedangkan di RS Nirmala dan RS Emanuel belum siap menerima," katanya.
Dyah mengaku pihaknya tak mungkin diam, apalagi melihat kondisi pasien yang semakin memburuk.
Dyah kemudian memutuskan menyulap ruang rawat inap Puskesmas sebagai ruang isolasi darurat sementara.
Ia menyiapkan satu ruangan kosong untuk si pasien.
• Pasien Sembuh Corona Bisa Mengalami Penurunan Fungsi Paru-paru
• Resmi! Program Mudik Gratis Lebaran 2020 Dihapus Kementerian Perhubungan
• Detik-detik Warga Nongkrong di Emperan Toko Kebumen Dibubarkan Polisi untuk Cegah Infeksi Corona
• Kisah RN, Dicabuli Ayah Kandung Selama 13 Tahun Berani Melapor Setelah Menikah Kedua Kali
Petugas medis juga menggunakan barang-barang yang ada sebagai Alat Pengaman Diri (APD).
"Ada satu ruangan yang kita kosongkan khusus untuk pasien itu, APD kami pakai alat sederhana kayak jas hujan sama bikin kacamata google dari mika," kata dia.
Ia berkomitmen merawat pasien itu hingga mendapat kepastian rujukan ke rumah sakit.
Di lain sisi, Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga Hanung Wikantono menjelaskan, Pemkab telah menyiapkan ruang isolasi tambahan untuk menyesuaikan jumlah PDP yang melonjak.
Hingga saat ini, lanjutnya, baru dua rumah sakit negeri yang memiliki ruang isolasi, yakni RSUD dan Panti Nugroho.
"Sementara empat RS swasta kami dorong untuk menyiapkan ruang isolasi tambahan, jadi pasien-pasien ini istilahnya menunggu antrean," kata dia.
Hanung juga menyiapkan ruang isolasi darurat seperti di kompleks UPTD Logam Kelurahan Purbalingga Lor dan gedung bekas Panti Nugroho di Jalan Isdiman.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta PDP Corona Ditolak 4 Rumah Sakit, Ruangan Puskesmas Disulap Tempat Isolasi, Petugas Pakai Jas Hujan",