Berita Kesehatan
Jangan Lupakan DBD, Kabupaten Pati Sudah Ada 29 Kasus, Satu Meninggal
Di Kabupaten Pati, sejak Januari hingga Februari 2020, terdapat 29 warga positif terjangkit DBD.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
“Jadi, program itu masih berlaku. Pertama harus waspada. Jalankan apa yang diamanahkan di surat edaran Bupati."
"Merupakan kewajiban kecamatan dan Puskesmas beserta masyarakat mengadakan PSN."
"Utamanya adakan penyuluhan, kemudian gerak bersama, setiap komponen harus terlibat aktif."
"Dengan begitu masyarakat akan mandiri,” tegas dia.
Menurut Joko, dengan adanya tantangan lonjakan jumlah penduduk, masyarakat mesti dilatih agar mandiri dalam pencegahan DBD.
Lini kedua pencegahan DBD, lanjut dia, ialah melakukan kunjungan ke rumah warga, mengadakan penyuluhan door to door.
Setelah itu, lanjut dia, dengan tetap menjalankan PSN, barulah langkah fogging ditempuh.
“Fogging pun harus dilakukan secara selektif. Disesuaikan dengan penderitanya."
"Kami tidak mungkin percaya begitu saja pada laporan masyarakat tanpa pengecekan lebih lanjut."
"Misal dilaporkan ada tujuh, padahal yang gejala DBD hanya satu,” ujar Joko.
Ia mengatakan, laporan masyarakat akan tetap pihaknya terima.
Namun, Puskesmas setempat akan terlebih dahulu melakukan penyelidikan epidemiologi.
Berdasarkan penyelidikan, akan ditentukan kapan harus lakukan fogging.
Sebab, kerap kali, dalam hal jumlah kasus DBD, antara laporan masyarakat dan hasil pemeriksaan yang valid terdapat ketimpangan cukup jauh.
“Seperti kasus awal tahun ini, berdasarkan laporan, tertera angkanya 137."