Berita Purbalingga
Tak Semujur Nasib Jahe Saat Corona, Sama-sama Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Harga Jambu Biji Merosot
Mewabahnya virus Corona (COVID-19) membuat banyak negara berlomba-lomba menemukan vaksin yang ampuh menangkal virus tersebut.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Rival Almanaf
Pada kondisi seperti saat ini, boro-boro untung, petani bahkan kesulitan untuk mengembalikan modal.
Meski kondisi ini selalu terjadi tiap tahun, belum ada solusi atas permasalahan ini.
Sejumlah petani di desa itu sudah berusaha membuat produk olahan jambu biji agar mendapatkan nilai jual lebih tinggi.
Sayang industri rumahan itu belum berkembang secara maksimal.
"Untuk produk olahan jambu biji juga masih terkendala di pemasaran,"katanya
• Tampil di Konser Band Gigi, Pakaian Branded Nagita Slavina Jadi Sorotan Netizen: Bisa Buat Umroh
• Pasien Corona Ditolak di Pangandaran Akhirnya Dirawat di Cilacap, Begini Kronologi Versi Dinkes
• Dari Saling Ejek, Remaja 16 Tahun Di Semarang Ini Dikeroyok, Dipukuli Paving Block
• Solo Tetapkan KLB Corona, Pedagang di Pasar Gede: Harga Tidak Naik Tapi Pembeli Sepi
Pun saat panen raya seperti saat ini, tidak semua buah terjual.
Tengkulak hanya mau mengambil buah yang belum masak agar tak cepat busuk saat dipasarkan.
Dengan demikian, buah yang terlanjur matang di pohon tidak laku terjual.
Menurut Umayah, hanya sekitar 50 persen buah dari lahan petani yang punya nilai jual.
Sisanya, karena terlanjur matang, petani biasanya membiarkannya busuk di pohon.
Karena itu, laporan yang menyebut jambu biji bisa meningkatkan imunitas hingga mencegah penyebaran virus Corona disambutnya gembira.
Ia berharap, dari publikasi itu, akan berdampak pada peningkatan permintaan masyarakat terhadap jambu biji.
Sehingga harga jambu biji di tingkat petani bisa ikut terdongkrak yang berimbas pada kesejahteraan petani.
"Sampai saat ini belum ada efek ke petani. Ya kami berharap ada dampaknya sehingga harga jambu ikut naik,"katanya. (Aqy)