Teror Virus Corona

Kisah Pasien 1 Virus Corona Satu Minggu Menangis di Ruang Isolasi Bukan Karena Covid-19

Kisah pasien kasus pertama virus corona di Indonesia saat dikarantina terungkap setelah yang bersangkutan sembuh.

Editor: Rival Almanaf
(Kompas TV)
Ketiga pasien sembuh dari virus corona memberikan pernyataannya di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Kisah pasien kasus pertama virus corona di Indonesia saat dikarantina terungkap setelah yang bersangkutan sembuh.

Selama satu minggu dia tidak henti menangis di ruang isolasi, bukan karena corona namun karena identitasnya tersebar di media sosial dan latar belakangnya sebagai penari seniman membuat stigma negatif di masyarakat.

Setidaknya sudah ada 134 pasien yang dinyatakan positif terpapar virus tersebut.

Bahkan sudah ada lima orang positif yang meninggal dunia akibat paparan virus dari kota Wuhan, China ini.

Namun, penyakit ini bukanlah penyakit yang tak bisa disembuhkan.

Hal itu ditunjukan oleh tiga kasus pertama di Indonesia.

Diduga Korban Pembunuhan, Jasad Seorang Nenek Ditemukan Terbungkus Daun Pisang

Angka Kematian Corona di Indonesia Tinggi, Malaysia, Singapura, Vietnam Nihil Korban, Fase Kritis?

Kisah Turiyan, 47 Tahun Lumpuh dan Hidup di Atas Mobil-mobilan Namun Tetap Produktif

Simak 4 Hal Salah Kaprah Soal Virus Corona yang Justru Membuat Penyebaran Semakin Parah

Tiga perempuan ini berkesempatan menceritakan pengalaman mereka saat terpapar virus tersebut.

"Saya selama diisolasi, selama seminggu saya nangis terus," ujar Kasus 01 dalam konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Namun, yang membuatnya menangis bukan karena dinyatakan positif penyakit yang baru ada di dunia ini.

Yang lebih menyedihkan dari terkena corona Ia menangis karena tekanan batin setelah identitasnya terungkap sehingga informasi simpang siur tentang dirinya beredar.

Terlebih lagi soal pemberitaan yang tak benar mengenai dirinya dan ibunya yang merupakan Kasus 02.

"Saya tahu yang dibicarakan beberapa media dan orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya dan menyerang profesi kami sebagai penari, pegiat seni, dan pejuang budaya yang selama hidup kami sekeluarga selalu berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni budaya" kata Kasus 01.

Hal tersebut membuat kondisi psikis dari Kasus 01 dan 02 menurun dan mungkin tak hanya dialami mereka, tapi juga pasien lainnya.

Kasus 01 mengatakan, begitu namanya tersebar sebagai penderita Covid-19, ia langsung kebanjiran pesan di WhatsApp dan media sosial.

Mereka bertanya bagaimana gejala yang timbul saat terinfeksi virus tersebut.

Namun, kata dia, apa yang terjadi pada dirinya membuat orang lain takut untuk memeriksakan diri.

Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk menjaga privasi dan menghargai pasien yang terkena virus ini.

"Itu harus dijaga sekali. Orang luar jangan hakimi pasien positif Covid-19 dengan stigma negatif karena pasien akan jadi korban dua kali," ujar kasus 01 sambil menitikkan air mata.

Untungnya, mereka dapat penanganan yang begitu baik oleh seluruh pihak RSPI Sulianti Saroso.

Hal itu diungkapkan oleh Kasus 02.

"Saya bersyukur sekali diisolasi di RSPI Sulianti Saroso. Karena baik dokter, suster, pekerja lab, bahkan cleaning service, sangat membantu kami," ucap Kasus 02.

Selama diisolasi, mereka mengaku mendapatkan perawatan dan layanan yang maksimal oleh orang-orang yang terlibat dalam penyembuhan mereka.

Kinerja orang-orang tersebut setidaknya melegakan hati mereka selama menjalani hari-hari sendiri di dalam ruang isolasi masing-masing.

Ia kemudian berharap pemerintah bisa memberi apresiasi sekaligus insentif bagi mereka yang menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 ini.

"Saya ingin sekali pemerintah memberikan penghargaan apresiasi dan insentif untuk mereka yang berada di garda depan dan mereka akan terus kerja, saya enggak tahu mungkin 6 bulan ke depan."

"Dan mereka juga mereka punya family, saya memohon perhatian untuk mereka, mereka luar biasa kerjanya," tutur Kasus 02.

Pesan untuk tidak panik Ia juga berharap agar warga tak perlu panik menghadapi virus corona ini, karena buktinya mereka bisa sembuh.

Terutama bagi warga Depok, tempat Kasus 01 dan 02 tinggal.

Kasus mengatakan, kepanikan hanya memperburuk sistem imun di dalam tubuh sehingga membuat seseorang rentan terkena virus corona.

Meski harus tetap waspada, tapi ia meminta agar masyarakat tetap menjalani hari-hari dengan menyenangkan sehingga bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

"Warga Depok, please jangan panik. Kamu semuanya harus tetap senang untuk menambahkan imun dalam tubuh," kata kasus 02 Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada warga sekitar kediamannya untuk tetap kondusif dan mau menerima mereka setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

"Sebagai warga Depok saya ingin bersyukur sekali perumahan sangat kondusif dan sangat menerima kami dan mengatasi semuanya," ucap wanita itu.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kasus 03.

Gaet Mbappe dan Haaland, Tim La Liga Real Madrid Harus Siapkan Dana Rp 4,6 Triliun

Borobudur dan 15 Objek Wisata di Jateng Lainnya Ditutup untuk Mencegah Corona, Beriku Daftarnya

Pemerintah Imbau Bekerja dan Belajar di Rumah, Begini Cara Buat Video Call Grup di Whatsapp

Setelah Didi Kempot dan Dewa 19, Kini Konser Ayu Ting Ting Juga Ditunda Karena Virus Corona

Ia berharap warga untuk tidak panik, karena setiap orang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri dari Covid-19.

Menurut dia yang paling penting selama pandemi virus corona ini ialah untuk menjaga pola makan yang baik, kebersihan, serta istirahat yang cukup.

"Kalau kita diminta pembatasan sosial sementara, ya kita lakukan sebaik mungkin," ucap dia Obat dari penyakit ini memang belum ditemukan.

Bahkan pengetahuan mengenai virus ini masih terbilang minim.

Namun nyatanya, sudah cukup banyak orang yang sembuh dari penyakit ini di dunia.

Saat ini yang terpenting adalah tetap berdoa, hadapi dengan kepala dingin, hindari penyebarannya dengan social distancing, saring sebelum sharing dan rajin mencuci tangan pakai sabun. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curahan Hati Tiga Pasien yang Sembuh dari Covid-19, Beban Psikis dan Harapan Baru...", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved