Berita Kebumen

Elyas Sayangkan Pemerintah Masih Minim Referensi Sejarah, Bukti Eks Pabrik Gula Prembun Kebumen

Masih di komplek eks pabrik gula Prembun, sebuah bangunan di SMP Negeri 1 Prembun ukuran sekira 20x20 meter tampak beda dengan gedung lain di sekitar.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
zoom-inlihat foto Elyas Sayangkan Pemerintah Masih Minim Referensi Sejarah, Bukti Eks Pabrik Gula Prembun Kebumen
ISTIMEWA
Eks pabrik gula di kompleks SMP Negeri 1 Prembun, Kebumen.

TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Masyarakat kini diresahkan dengan melambungnya harga gula kristal dan langkanya produk itu di pasaran.

Pemerintah masih mengandalkan impor gula kristal untuk mencukupi kebutuhan nasional.

Lepas dari itu, di bumi Nusantara ternyata pernah berjaya pabrik-pabrik gula raksasa di era kolonial.

Perkebunan tebu membentang luas yang dikerjakan penduduk pribumi.

Pandemik Virus Corona, Unsoed Purwokerto Terapkan Kuliah Daring, Berlaku Mulai Besok Senin

Satu Pasien Pengawasan RSUD Margono Purwokerto Meninggal, Kondisi Awal Masuk Sudah Pneumonia Berat

Mobil Tangki Air Stanby di GOR Satria Purwokerto, Bisa Dimanfaatkan Warga Cuci Tangan

Satu di antara pabrik gula di Jawa Tengah bagian selatan adalah Pabrik Gula Remboen Suikerfabriek atau dikenal pabrik gula Prembun Kebumen.

Jejak fisik bangunan itu masih ada, meski sebagian telah musnah.

Ada eks tempat tinggal Administratur Pabrik Gula Prembun yang kini berubah fungsi menjadi kantor Polsek Prembun.

Meski telah beralih fungsi, bangunan berarsitektur Belanda itu masih relatif utuh dan terawat.

Di lokasi lain, masih di komplek eks pabrik gula Prembun, sebuah bangunan di SMP Negeri 1 Prembun ukuran sekira 20x20 meter tampak beda dengan gedung lain di sekitarnya.

Pegiat budaya Komunitas Pusaka Prembun, Elyas tak tahu persis fungsi bangunan itu di zaman kolonial saat pabrik itu masih eksis.

Yang jelas, gedung itu bagian dari fasilitas pabrik gula Prembun.

"Yang di area SMP Negeri 1 Prembun tinggal bangunan itu satu-satunya yang tersisa."

"Padahal itu kalau mau bisa dijadikan museum, tak perlu dibongkar,"kata Elyas.

Kawasan eks pabrik gula Prembun seluas sekira 10 hektare.

Selain kantor Polsek dan bangunan di SMP Negeri 1 Prembun, bangunan peninggalan eks pabrik gula lainnya adalah SDN Prembun.

Bangunan itu pun sempat akan dirobohkan, namun gagal lantaran timbul gejolak dan aksi penolakan.

PDIP Siapkan Roadshow 18 Kecamatan, Kenalkan Calon Bupati Purbalingga, Termasuk Wakilnya

Konser Didi Kempot Ditunda, Sekda: Termasuk Seluruh Agenda Hari Jadi Kabupaten Cilacap

Pandemik Virus Corona, Tiket KA Bakal Dikembalikan, Bila Ada Calon Penumpang Bersuhu Tinggi

Sayangnya, pihaknya kecolongan saat eks klinik pabrik gula terlanjur dibongkar atau diratakan untuk dibangun Puskesmas Pembantu Prembun.

"Untuk klinik kami kecolongan. Tahu-tahu sudah rata," katanya.

Elyas menyayangkan minimnya referensi soal riwayat pabrik gula Prembun.

Bahkan untuk menyebut tahun pendirian pun muncul beberapa versi.

Ada yang menyebut pabrik itu didirikan 1926.

Padahal, sumber lain menyebut pabrik itu didirikan jauh sebelumnya, pada 1891.

Ia menduga, 1926 sebagai tahun rehabilitasi bangunan atau lahirnya bangunan baru di eks pabrik gula.

Tahun berakhirnya operasional pabrik itu pun, menurut dia, ada yang menyebut 1933, bersamaan dengan krisis ekonomi dunia.

Tetapi versi lain menyebut pabrik itu tutup pada 1942.

Ia menyebut pabrik gula Prembun satu di antara pabrik terbesar di Jawa Tengah kala itu, dengan kapasitas produksi termasuk yang terbesar di bumi Nusantara.

Saat warga bersemangat melestarikan dan menelusuri sejarah Prembun dari eks pabrik gula, pemerintah justru melakukan hal sebaliknya.

Satu persatu bangunan peninggalan sejarah itu terancam diratakan.

Padahal peninggalan itu merupakan aset sejarah yang mestinya dilestarikan.

Demikian halnya bangunan di SMP Negeri 1 Prembun yang sudah direncanakan untuk dibongkar dan masuk lelang barang milik daerah tahun ini.

Padahal, ia mengatakan bangunan itu sudah masuk list potensi cagar budaya pada 2019 yang mestinya dipertahankan keutuhannya.

"Kalau semua dihancurkan, mau belajar sejarah bagaimana, tinggal cerita, gak ada bukti," katanya. (Khoirul Muzakki)

Pertama di Cilacap, Overpass Sigong Mulai Diujicobakan, Peresmian Tunggu Jadwal Gubernur Jateng

ZI Buka Suara, Pelantikan Perangkat Desa Bertarif di Purbalingga, Terjadi Juga di Cipawon Bukateja

Warung Jahe Rempah Mbah Jo Semarang, Bukti Kesaktian Wabah Virus Corona, Kewalahan Layani Pembeli

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved